Mohon tunggu...
Babeh Helmi
Babeh Helmi Mohon Tunggu... profesional -

Babehnya Saras n Faiz . Twitter : @Babeh_Helmi . . @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Flash Fiction : Kopi Pahit

27 Juli 2010   18:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:33 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bapak, tebu-tebu ini kapan panennya?"

"Tidak lama lagi."

"Asyik. Nanti aku boleh ikut manen, ya, Pak."

"Hehehe. Boleh."

Si anak tersenyum ceria. Pasti seru kegiatan memanen tebu bersama teman-temannya, yang selalu kagum dengan cerita tentang ladang tebu itu. Selama ini si anak selalu membanggakan ladang tebu milik bapaknya. "Nanti akan kubangun pabrik gula. Bapakku bilang tebu itu penting untuk hidup. Biar ada rasa manisnya."

Si Bapak menyeruput kopi. Si anak memperhatikan.

"Bapak, kenapa sih? Masa Bapak punya ladang tebu tapi minumnya kopi pahit sih?"

Si Bapak tersenyum. Masih terngiang di pikiran Bapak bagaimana kepala desanya tertunduk lesu memberikan kabar ke Bapak kalau minggu ini adalah panen tebu  terakhir. "Ladang ini harus saya jual,  katanya akan menjadi waduk," kata kepala desa sebagai pemilik ladang tebu itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun