[caption id="attachment_293895" align="alignleft" width="275" caption="ilustrasi"][/caption]
Maaf teman-teman Kompasianer, hari ini baru bisa lapor soal buku keroyokan, dikarenakan saya sedang ada kegiatan rumah.
Langsung saja, ya. Singkatnya, setelah bicara dengan Teteh Pipiet Senja, beliau sangat mendukung proyek buku keroyokan dari kompasianer ini. Beliau akan membantu untuk proses penerbitannya. Terima kasih banyak untuk Teh Pipiet.
Adapun bahan tulisan yang nantinya dibukukan itu :
1. Dikumpulkan, sementara ke saya dulu aja, ya. Kirim ke email aja. sarashlm@gmail.com.
2. Saya dan Teh Pipiet akan menyeleksi tulisan-tulisan yang masuk. Editing juga akan saya usahakan bantu. Namun, selanjutnya, saya coba akan menghubungi pihak yang kompeten untuk menjadi juri atau penyeleksi, dan juga editor.
3. Pihak yang berkompeten itu, sebagai juri maupun editor, saya harapkan dari Kompasianer juga.
4. Tulisan yang dikirim, diharapkan berupa tulisan inspiratif.
5. Jumlah halaman pertulisan diketik di word, dengan extension *.doc. (Jika dicetak di atas ) Ukuran kertas kuarto, spasi 2, sekitar 4 - 5 halaman. Bisa lebih bahkan bisa kurang.
6. Diharapkan menulis dengan metode penulisan yang baik, dengan penggunaan tanda baca yang benar.
7. Tema tulisan yang pernah kita bicarakan adalah tentang masa depan Indonesia. Dan kemarin kami menyetujui tema yang lebih spesifik, yaitu "Fenomena-fenomena yang membuat Indonesia menjadi lamban untuk maju, susah untuk maju, dan lain-lain".
8. Pengembangan tema ini, bisa dituliskan dalam kisah-kisah inspiratif, opini, essay maupun fiksi. Untuk fiksi (prosa maupun puisi), diusahakan seperti tidak terlalu imajinatif, bisa berangkat dari kisah nyata atau pengambilan contoh dari kisah nyata.
9. Waktu pengumpulan tulisan, hingga 5 November 2010. Waktunya masih lama, jadi siapkan tulisan yang terbaik.
10. Tidak masalah jika memang pernah ditayangkan di Kompasiana (maupun blog lain), namun saya kira teman-teman mengerti agar pembaca nantinya mendapat tulisan yang baru. Mungkin diubah sana-sini, diberi lagi "kedalaman", dan diberi lagi "kekuatan" pada tulisan tersebut.
11. Hal yang penting lainnya adalah, dan patut mendapat pengertian yang tinggi, naskah tulisan belum tentu bisa diikutsertakan. Maaf, ini demi kebaikan bersama, pastinya ada proses penyeleksian. Begitu juga soal revisi, penulis wajib bersedia untuk merevisinya. Kami bukanlah editor yang baik, namun jika memang kami mendapat tulisan yang menurut kami di tahap awal adalah "kurang", maka kami akan meminta ke penulis untuk memperkaya tulisan tersebut.
12. Jika kuota telah terpenuhi, namun tulisan yang masuk melebihi kuota, kami akan memilih kembali, yang mana yang akan didahulukan untuk dicetak.
13. Oh, ya. Paling mudah adalah (kemarin ada obrolan tentang ini dengan Teh Pipiet) tema-tema yang diangkat yang berkisar dengan lingkungan/warga sekitar kita aja. Tapi kalau mau nasional juga ngga apa-apa, yang penting fenomena itu adalah fenomena yang sudah umum. Intinya, kita bercerita tentang kehidupan keseharian kita, interaksi dengan lingkungan sosial budaya di sekitar kita, gejolak-gejolak ataupun kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungan kita. Namun ternyata, hal-hal yang seperti itulah yang sebenarnya membuat kita hidup tanpa ada kemajuan, tanpa ada harapan. Dan kita ceritakan bagaimana sebaiknya kita bersikap, sehingga akan menjadi tulisan yang inspiratif.
14. Soal jatah halaman untuk per-kompasianer sebenarnya pernah dibicarakan, 4 - 5 halaman. Jadi kalau ada tulisan esai hingga 5 halaman, dianggap cukup mewakili untuk kompasianer tersebut. Dan jika puisi atau tulisan pendek, bisa mengisinya dengan 4 atau 5 artikel. Namun, saya kira, kirimkan aja dulu beberapa tulisan, kan nanti ada penyeleksian.
15. Hmm .. apalagi, ya? Segitu aja dulu, ya. Kalau ada diskusi atau masukan, akan langsung diupdate di artikel ini, sehingga nantinya menjadi panduan yang jelas.
Ada usulan bagus untuk aturan di laporan kegiatan nantinya. Usulan dari Om Zuhdi. Silakan dicek.
http://media.kompasiana.com/group/new-media/2010/10/18/usulku-mengenai-buku-keroyokan/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H