15.
16.
Apakah akan berhenti di lantai 17? Aku tidak mau memikirkan hal-hal aneh. Aku tidak mau membayangkan kalau lift itu akan berhenti di lantai 17, dan terbuka di hadapanku, dan ... juga membayangkan kalau akan ada sosok putih keluar dari lift, tidak menapak lantai, dengan wajah seramnya ... dan ... tersenyum memandangku ...  Huuuaaaahhh, saya buru-buru mengalihkan pandanganku ke arah lain, menyampingkan muka saya dari lift yang masih terdiam karena pintunya masih tertutup. Saya tidak mau membayangkan hal seram itu.
Tapi entah kenapa, saya tidak memiliki niatan untuk beranjak dari Smoking Room tersebut. Aneh, saya hanya bisa duduk terdiam, seakan menunggu pintu lift tersebut terbuka. Entah kenapa, bulu kudukku makin merinding. Udara makin dingin. Rasanya badan saya kaku terdiam.
Dan ... "Tiing!" ... Lift berbunyi. Artinya ... lift berhenti di lantai saya, lantai 17. Hah. Saya mulai merasa takut. Takut membayangkan apa yang tadi saya pikirkan ternyata sekarang terjadi. Ketakutanku mulai bertambah. Terdengar suara lift yang berhenti bergerak. Saya mulai merapatkan badan saya ke kursi, mengerutkan badan, menempelkan wajah saya ke kursi agar tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam lift.
Dan kudengar suara pintu lift terbuka. Aku hanya diam mendengarnya. Aku masih tidak berani memandang lift. Tapi.... kudengar suara sepatu melangkah keluar dengan cepat. Saya makin tidak berani memikirkan hal lain. Memikirkan kalau sepatu itu menuju ke arahku. Yang kudengar hanyalah, suara sepatu itu berhenti di lobby depan lift.
(bersambung)
(2) Ketakutan lagi di Malam 1 Suro
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H