[caption id="attachment_391918" align="aligncenter" width="420" caption="Datsun Panca Go+ #JejakParaRiser #KompasianaBlogTrip nangkring di depan pelelangan ikan, dengan latar belakang kampung nelayan Tanjung Pura"][/caption]
Menjawab tantangan dari panitia #JejakParaRiser itu susah-susah gampang, yaitu tantangan para Riser untuk berkunjung ke tempat wisata di sepanjang perjalanan, namun tempat wisata tersebut haruslah tidak populer.
Nah, saya di malam sebelum berangkat sempat mencari lewat google tempat-tempat wisata di sepanjang jalur pantura. Malamnya sih ketemu tempat pelelangan ikan di sekitar Pamanukan Indramayu. Pastilah di sekitarnya ada warung yang menjual seafood hasil penangkapan langsung yang masih segar. Jadi malam itu sudah terbayang enaknya makan cumi bakar atatupun ikan bakar. Nah ditetpkan lah niat untuk mengunjungi tempat pelelangan ikan di sekitar Pamanukan.
[caption id="attachment_391909" align="aligncenter" width="480" caption="Pintu masuk Desa Ujung Gebang. Setelah gerbang ini, jalan aspalnya mulus"]
[caption id="attachment_391910" align="aligncenter" width="480" caption="Pintu masuk Tanjung Pura. Dari jalan raya Pantura ke lokasi ini, berjarak 7 km."]
Setelah susah mencari tempat pelelangan ikan di sekitar sana, dengan bertanya ke penduduk setempat, akhirnya tim 3 masih saja tidak menemukan tempat tersebut. Akhirnya Bu Ngesti memutuskan untuk menggali info lokasi langsung ke kantor polisi. Dan polisi setempat dengan ramah menunjukkan arahnya.
Sebelum perbatasan Indramayu, jika dari arah Cikampek, akan ada jalur pertigaan untuk menuju lokasi pelelangan ikan. Nama lokasinya adalah Tanjung Pura di Desa Ujung Gebang. Jalan masuknya sih aspal, namun jalannya banyak yang rusak. Tapi Datsun Panca Go+ yang kami kendarai mampu menembus genangan-genangan air dan lubang yang cukup dalam. Namun saat masuk ke gerbang Desa Ujung Gebang, jalan aspalnya halus.
Dari jalan raya pantura menuju Pelelangan Tanjung Pura, berjarak 7 km. Dengan kondisi jalan seperti itu, waktu yang ditempuh sekitar 15-20 menit.
[caption id="attachment_391911" align="aligncenter" width="480" caption="Udang hasil tangkapan sedang ditimbang di pelelangan ikan"]
[caption id="attachment_391912" align="aligncenter" width="320" caption="Udang segar. Kebayang kan kalau makan udang bakar sebesar ini langsung di pantai"]
[caption id="attachment_391913" align="aligncenter" width="480" caption="Haji Sule, pengelola pelelangan ikan Tanjung Pura"]
Akhirnya sampailah Tim 3 ke pelelangan ikan. Pelelangan ikan saat itu sepi, karena kami sampainya jam 4 sore. Menurut Pak Haji Sule, pimpinan CV Kurnia yang mengelola pelelangan ikan tersebut ramainya jam 12 siang. Namun karena kondisi musim hujan dan musim barat seperti ini, hasil laut tidaklah banyak. Biasanya Pak Sule, bisa mengirim sebanyak 3 ton. Namun karena musim barat, nelayan tidak ke tengah laut sehingga hasil tangkapan tidak banyak.
[caption id="attachment_391914" align="aligncenter" width="480" caption="Ini bukan lobster, tapi udang ronggeng"]
[caption id="attachment_391915" align="aligncenter" width="320" caption="Pak Maha sedang menunjukkan udang tiger"]
[caption id="attachment_391916" align="aligncenter" width="480" caption="Nelayan yang baru pulang dari laut membawa tangkapan udang"]
Saat kami berkunjung, nelayan yang baru pulang dari laut, hanya membawa udang. Oh ya, Pak Sule ini mengirim hasil laut dari pelelangan ikan ini ke Muara Angke, Jakarta untuk diekspor ke Korea. Perjalanan dari lokasi pelelangan ikan ke Muara Angke memakan waktu 3 jam.
[caption id="attachment_391917" align="aligncenter" width="480" caption="Hasil tangkapan laut dari Tanjung Pura diekspor ke Korea lho"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H