Mohon tunggu...
Babeh Helmi
Babeh Helmi Mohon Tunggu... profesional -

Babehnya Saras n Faiz . Twitter : @Babeh_Helmi . . @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jelajah 1.000 Kilometer, Naik Turun 2.000 Anak Tangga. Berkunjung ke Kampung Naga

23 Januari 2015   15:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:32 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_392766" align="aligncenter" width="480" caption="#JejakParaRiser mampir ke Kampung Naga"][/caption]

Selepas dari Kawah Gunung Galunggung, Datsun Go+ Panca yang dikemudikan Tim 3 #JejakParaRiser #KompasianaBlogTrip mengarah ke daerah Garut. Kami memutuskan ke kawasan Wisata Kampung Naga yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya.

Siapa yang tidak kenal dengan Kampung Naga yang terkenal sangat menjaga keaslian dan kealamian pola hidupnya di daerah Sunda ini? Namun belum tentu yang kenal Kampung Naga pernah mampir ke sana.

[caption id="attachment_392767" align="aligncenter" width="320" caption="Monumen Kujang"]

14219752971441492107
14219752971441492107
[/caption]

Kampung Naga terletak di daerah Cilawu, Tasikmalaya. Di areal parkirnya, terdapat monumen senjata Kujang besar. Ternyata senjata Kujang besar ini dibuat dari 900 keris plus kujang yang dilebur di Surakarta. Di dalam monumen ini terdapat ratusan kujang dan keris yang disimpan di dalamnya. Sayangnya tidak boleh difoto keris-keris yang ada di dalamnya, namun siapapun bisa melongok ke dalam melalui pintu besinya.

[caption id="attachment_392770" align="aligncenter" width="320" caption="Kujang yang dilebur dari 900 senjata kujang dan keris"]

14219754041988032102
14219754041988032102
[/caption]

[caption id="attachment_392771" align="aligncenter" width="480" caption="Deretan pajangan keris dan kujang, ada yang berasal dari abad ke-12"]

14219754631125195838
14219754631125195838
[/caption]

[caption id="attachment_392772" align="aligncenter" width="480" caption="Deretan senjata kujang"]

1421975513663444851
1421975513663444851
[/caption]

[caption id="attachment_392773" align="aligncenter" width="320" caption="Keris yang dipajang"]

14219755422011241095
14219755422011241095
[/caption]

Di depan monumen Kujang ini ada penjual cindera mata. Namun ada yang memajang keris-keris dan kujang yang berumur ratusan tahun. Ada yang dibuat di sekitar abad ke-12, hingga abad ke-20. Kujang dan keris yang dipajang ini tidak diperjual-belikan. Di dalam toko ada lagi keris dan kujang yang bisa dilihat, tetapi tidak semua orang bisa masuk, hanya orang dekat yang boleh masuk dan melihatnya.

[caption id="attachment_392769" align="aligncenter" width="480" caption="Suasana alami Kampung Naga"]

14219753481030760455
14219753481030760455
[/caption]

[caption id="attachment_392774" align="aligncenter" width="480" caption="Bangunan di areal depan"]

14219755971639149857
14219755971639149857
[/caption]

[caption id="attachment_392775" align="aligncenter" width="480" caption="Tampak samping bangunan areal depan Kampung Naga"]

14219756361615334538
14219756361615334538
[/caption]

[caption id="attachment_392776" align="aligncenter" width="480" caption="Arsitektur bangunan Kampung Naga yang alami"]

14219756771121836427
14219756771121836427
[/caption]

Untuk masuk ke Kampung Naga, kita menuruni anak tangga yang berjumlah 430. Sehingga jika dijumlahkan, Tim 3 #JejakParaRiser #KompasianaBlogTrip pada hari Kamis, 22 Januari 2015, telah menaiki dan menuruni anak tangga sejumlah 2000 lebih anak tangga.

[caption id="attachment_392777" align="aligncenter" width="480" caption="Masyarakat Kampung Naga sedang berbincang di depan rumahnya yang berhadapan"]

14219757161165249749
14219757161165249749
[/caption]

[caption id="attachment_392778" align="aligncenter" width="480" caption="Bangunan di pelataran Kampung Naga yang artistik"]

14219757781003922850
14219757781003922850
[/caption]

Di dalam kawasan Kampung Naga, kita bisa menemui bangunan-bangunan yang alami, yang ternyata sangat mengikuti aturan pendirian bangunan yang sehat, seperti pengaturan udara, penempatan pintu yang saling berhadapan, dan lain-lain.

Saat kami berkunjung ke sana, kami ditemani Pak Tatang, pemandu Kampung Naga. Kami berbincang banyak dengannya soal adat istiadat, arsitektur, bangunan-bangunan yang terbuat dari kayu, serta unsur panggung di semua bangunan. Semua warga yang kami temui, semuanya ramah, baik menegur sapa di jalan, maupun jika ditanya ataupun untuk memberitahu hal apapun yang ada di sana. Intinya, kita tidak akan kehilangan info.

[caption id="attachment_392779" align="aligncenter" width="320" caption="Anak Tangga yang berjumlah 430"]

14219758191640186660
14219758191640186660
[/caption]

Cindera mata yang dijual di Kampung Naga, semuanya asli dibuat oleh warga di sana. Saat kami datang, banyak anak sekolah yang menginap di sana. Namun, untuk menginap, tidak boleh sembarangan. Jika berminat untuk menginap, sebaiknya survey dahulu dan konsultasi dahulu dengan sesepuh Kampung Naga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun