Generasi muda yang baru memasuki dunia kerja terpukul keras oleh situasi ini. Pelajar yang baru lulus dan mulai memasuki dunia kerja di tengah krisis ekonomi cenderung berpenghasilan lebih rendah dari rekan-rekan kerja mereka lainnya. Bahkan, menganggur selama satu bulan pada usia 18-20 tahun diprediksi dapat menyebabkan hilangnya pendapatan sebesar 2% secara permanen di masa mendatang.Â
Erosi kohesi sosial (Social cohesion erosion)Â
Kehadiran teknologi memang bisa menjadi anugrah. Tapi bisa juga menjadi musibah. Salah satu ekses dari teknologi membuat orang menjadi cenderung  individualistik dan rendahnya kepekaan sosial. Padahal dalam situasi krisis dibutuhkan kohesi (kesatuan atau kekompakan) masyarakat dalam penanganan krisis.Â
Seperti halnya yang terjadi saat ini, banyaknya masyarakat yang tidak patuh terhadap kebijakan karena ketidakpercayaan terhadap pemerintah akan menggangu proses penanganan krisis. Padahal pemerintah sedang berupaya keras untuk mengendalikan pandemi agar eskalasinya menurun.Â
Bila kohesi sosial ini mengalami erosi maka tentu akan menjadi ancaman yang serius dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kerapuhan Ekonomi
Tidak hanya COVID-19 menyebabkan lebih dari dua juta kematian, tetapi dampak ekonomi dan kesehatan jangka panjang akan terus berlanjut memiliki konsekuensi yang menghancurkan.
Kerapuhan ekonomi dapat terjadi akibat stagnasi berkepanjangan (prlonged stagnation). Dimana situasi ini ekonomi mengalami perumbuhan minimal atau tidak ada pertumbuhan sama sekali selama kurun waktu yang panjang. Pertumbuhan ekonomi riil kurang dari 2% per tahun dianggap stagnasi, dan ditandai dengan periode pengangguran yang tinggi dan pekerjaan paruh waktu yang tidak disengaja.
Krisis Lingkungan
Ancaman yang juga tak kalah mengerikan adalah perubahan iklim yang mengakibatkan cuaca ekstrim (Extreme weather events) dan kerusakan lingkungan (Enviromental damage) berujung pada terjadinya bencana alam. Dampaknya tak kalah dahsyat dengan pandemi corona.
Geopolitik
Masa pandemi tak menghentikan bagi mereka yang memiliki rencana perusakan atau lebih kepada teror. Beberapa sumber menyebutkan ada upaya rekrutmen teroris, penggalangan dana, penyebaran isu hoax yang meresahkan. Belakangan terjadi teror di beberapa tempat. Lihat saja acaman pembunuhan terhadap Mahatir Mohammad, Malaysia. Terjadinya pembantaian di Mozambik, penculikan Gubernur di Michigan dan terakhir  bom Makassar.Â
Bahkan teror bisa lebih mengerikan dengan senjata biologis. Dalam sebuah wawancara di konten youtube Veritasium (04/02/2021), Bill Gates mengatakan bahwa hal yang tak suka dibicarakan banyak orang adalah bioterorisme, bahwa seseorang yang ingin menyebabkan kerusakan dapat merekayasa virus. Itu berarti kemungkinan ini lebih dari sekadar virus yang disebabkan secara alami.Â
Manusia hanya bisa berencana Tuhanlah yang Maha Menenetukan. Kita hanya bisa membuat prakira atau prediksi. Namun kita harus meyakini bahwa Tuhan mengutus kita untuk menjadi khalifah di muka bumi. Menjaga bumi ini agar tetap berputar di porosnya dengan berbagai ikhtiar dengan keistimewaan yang diberikan kepada setiap manusia.
Artinya kita tak boleh menyerah, apalagi dalam skala negara. Sepanjang hayat masih di kandung badan kita diwajibkan berusaha untuk mengubah nasib menjadi lebih baik. Termasuk melakukan banyak antisipasi dan upaya dalam menghindari berbagai ancaman ataupun bencana. (BSN)