ekonomi dan keuangan, pemerintahan, sosial, pertahanan, pendidikan dan bahkan bisa mengarah kepada krisis politik.
Covid-19 menciptakan keterkejutan dunia. Kedatangannya yang tiba-tiba dan tanpa terpredikisi oleh apapun. Berdampak luar biasa terhadap kehidupan manusia secara global. Krisis kesehatan yang disebabkan oleh Corana virus ini akhirnya meluas ke berbagai bidang,Bill Gates salah seorang filantrofi dan pendiri perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia Microsoft, pernah meramalkan akan terjadinya pandemi mematikan sebelum hadirnya Corona Virus.
“Dunia tidak mempunyai kesiapan dalam menghadapi epidemi. Bila hal ini dua kali lebih menular, kita akan menghadapi banyak masalah, akan ada peluang nyata (kemunculan virus) dalam beberapa dekade mendatang yang jauh lebih menular daripada ini, lalu apa yang bisa menghentikan kemunculan beberapa bentuk SARS ini?” ungkap Gates.
Dibalik hiruk-pikuk semua orang berjibaku melawan covid ada ancaman yang lebih serius di masa depan. Bila tidak diantisipasi sejak hari ini maka kehancuran dunia akan lebih mengerikan. Apa saja yang menjadi ancaman dan tantangan pasca pandemi? Berikut ini ulasannya diringkas dari The Global Risks Report yang dirilis oleh World Economic Forum 2021 dan berbagai sumber.
Wabah Penyakit Menular (Infectious diseases)
Banyak orang bertanya kapan Covid-19 akan berakhir? Tak ada yang bisa memberikan kepastian. Bahkan krisis global yang dipicu oleh wabah penyakit menular (Infectious diseases) ini diprediksi akan berlangsung lama.
Kita tak dapat menghentikan covid 19, namun kita bisa mengendalikannya. Lihat saja, alih-alih covid-19 dapat dimusnahkan dari muka bumi, Corona virus bermutasi menjadi banyak varian. Sedikitnya 10 varian baru covid telah ditemukan lebih menular dan bahkan lebih mematikan.
Krisis Mata Pencaharian (Livelihood crises)
Pandemi yang berkepanjangan menimbulkan krisis pekerjaan. Organisasi Perburuhan Internasional (International Labor Organization / ILO) dalam laman nationalgeographic.grid.id menyebutkan semakin menurunnya jam kerja secara global menyebabkan 1,6 miliar pekerja kehilangan mata pencaharian akibat pandemi. Situasi ini diprediksi masih akan terjadi untuk beberapa tahun ke depan. Butuh pemulihan ekonomi untuk melewati masa krisis ini
Kekecewaan pemuda (Youth disillusionment)
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk di Indonesia didominasi oleh generasi milenal. Populasinya mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen. Sementara itu generasi Z jumlahnya mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total populasi berjumlah 270,2 juta jiwa. Generasi milenial sendiri adalah istilah untuk menyebutkan generasi yang lahir pada tahun 1981-1996. Dan generasi Z adalah generasi yang lahir pada 1997-2012.
Usia seperti mereka ini lebih tepat disebut pemuda. Dari sisi produktifitas usia ini adalah masa-masa produktif untuk pendidikan, bekerja atau bahkan berumah tangga.
Bila usia produktif pemuda dapat disalurkan kepada hal yang positif tentu akan banyak manfaat yang dihasilkan. Namun sebaliknya jika anak muda ini tak dapat disalurkan produktifitasnya maka akan menimbulkan kekecewaan atau yang disebut Youth disillusionment. Kondisi ini dapat berdampak buruk hingga gangguan mental.
Menurut Laporan Risiko Global 2021 memburuknya kondisi kesehatan mental anak muda dapat diakibatkan oleh terbatasnya peluang ekonomi dan pendidikan. Di masa pandemi ekonomi semakin sulit, lowongan kerja semakin sempit sehingga meningkatnya jumlah pengangguran yang signifikan.