Mohon tunggu...
Babarol
Babarol Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Fresh Graduate on Biophysics and Medical Physics

Hai... Saya dari latar belakang ilmu eksak dan saya suka menulis... Jika anda bertanya kenapa? Jawabannya adalah karena dengan menulis saya merasa menjadi lebih bahagia... Dan tentunya, menulis akan menjadi sangat sulit jika tanpa membaca. Karena itu saya juga suka membaca. Dengan membaca, saya rasa bisa membantu untuk lebih dekat dengan 'kebijaksanaan'

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tersesat di Gurun dan Tidak Ada Air? Begini Caranya Bersuci!

21 Oktober 2023   00:28 Diperbarui: 21 Oktober 2023   00:30 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang kamu lakukan jika kamu tersesat di gurun yang sangat panas dan tidak ada air? Lantas, bagaimana caranya untuk bersuci jika kamu dalam keadaan demikian?

Oke, sebelum membahas lebih jauh tentang bagaimana cara bersuci, kamu harus tau dulu sebenarnya kewajiban bersuci itu dari apa aja sih? Jadi, bersuci (thoharoh) itu ada 2, yaitu bersuci dari hadats dan bersuci dari najis. Terus, apa dong bedanya hadats sama najis? Sederhananya, najis itu merupakan sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Sedangkan hadats merupakan sesuatu yang hanya bisa dihilangkan dengan cara mandi dan wudlu. Pembahasan lebih detail terkait hadats dan najis serta perbedaannya, In Syaa Allah akan dibahas dalam artikel lain.

Bersuci dari Najis (Istinja')

Najis terbagi menjadi 3, yaitu mukhoffafah, mutawassithoh, dan mugholladzoh. Cara menyucikan najis tersebut masing-masing berbeda dan In Syaa Allah akan dibahas dalam artikel lain. Pembahasan di sini yaitu terkait dengan najis yang dikeluarkan oleh seseorang baik dari jalur depan (qubul) ataupun jalur belakang (dubur). Proses menyucikan najis yang keluar dari qubul dan dubur sering disebut dengan istinja'.

Umumnya, orang ber-istinja' dengan menggunakan air. Namun, ada juga benda lain yang dapat digunakan untuk bersuci yaitu batu (hajar hakiki) atau benda lain yang dapat disamakan dengan batu (hajar syar'i) disertai syarat-syarat tertentu. Adapun syarat-syarat benda yang dapat digunakan untuk bersuci yaitu berupa benda padat, suci, bisa menyerap kotoran, kering, dan bukan benda yang dimuliakan seperti kerupuk, kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan, dll.

Lantas, bagaimana cara bersuci yang lebih utama?

Seseorang dapat bersuci dengan menggunakan 3 cara berikut:

Pertama, bersuci dengan batu terlebih dahulu kemudian dengan air. Ini merupakan cara yang paling baik dan paling utama.

Kedua, bersuci dengan air saja.

Ketiga, bersuci dengan batu saja.

Sedangkan untuk cara kedua dan ketiga yang lebih utama adalah cara kedua.

Lalu, jika seseorang tersesat di gurun dan tidak menemukan air bahkan batu hingga kayu-kayu kering sekalipun, bagaimana caranya bersuci? Jika dalam kondisi seperti ini, maka kita dapat bersuci dengan cara ketiga. Jika tidak menemukan batu (hajar haqiqi), maka kita dapat menggunakan benda lain yang disamakan dengan batu (hajar syar'i) sesuai dengan syarat-syarat yang telah disebutkan. Apa saja benda lain tersebut? Boleh saja baik itu hanya berupa potongan kardus atau bahkan sobekan pakaian sekalipun selama masih memenuhi syarat yang ditentukan.

Bersuci dari Hadats

Jika kita tidak menemukan air sama sekali, maka kita dapat bersuci dari hadats dengan cara tayamum. Lalu, apa itu tayamum dan bagaimana caranya? Tayamum merupakan bagian dari cara bersuci dalam kondisi tertentu seperti tidak adanya air maupun karena sakit. Tayamum dilakukan dengan menggunakan tanah atau debu yang tidak tercampur benda lain sebagai alat bersuci. Adapun niat tayamum yaitu sebagai berikut:

Nawaitut tayammuma listibaahatish sholaati fardhol lillaahi ta'ala.

Artinya: "Saya niat tayamum agar diperbolehkan melakukan fardu karena Allah"

Niat tersebut dilakukan bersamaan dengan usapan pertama tayamum yaitu ketika mengusap wajah. Adapun rukun dari tayamum sendiri hanya ada 2, yaitu niat, mengusap wajah, mengusap kedua tangan, dan tertib.

Lalu bagaimana cara bersuci dai hadats besar jika tidak ada air?

Adapun bersuci dari hadats besar dalam keadaan darurat, dapat juga dilakukan dengan tayamum. Cara tayamumnya pun sama seperti tayamum pada umumnya. Yang berbeda hanya pada niatnya saja, yaitu diniatkan untuk membersihkan hadats besar tanpa air sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Penulis: Ainunnisa Ubudiyah

Editor: Lia Baro'atul Khusnia

Dilansir dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun