1. Good Ethics, Good Business
Bisnis yang semakin lama semakin berkembang, menyebabkan persaingan bisnis semakin ketat yang menyebabkan para pelaku bisnis berusaha mengikuti laju praktek bisnis pesaing dan melakukan berbagai upaya untuk mencapai pencapaian tertinggi dalam pasar. terkadang mereka menggunakan jalan yang singkat untuk mendapatkan keuntungan dengan mengabaikan tanggung jawab sosial dan etika bisnis, seperti : merusak ekosistem, korupsi, dan merampas hak-hak manusia.
Dengan menipu dan melakukan praktek kurang etis, keuntungan memang bisa diraih untuk sementara waktu, tetapi sekaligus berfungsi sebagai bom waktu yang akan menghancurkan perusahaan pada jangka panjang (Bertens, 2000:387). Dengan perilaku kurang etis juga akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat, misalnya pemboikotan suatu barang, dan bahkan larangan beredar atau larangan beroperasi. Sehingga hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan(Santosa,2007:2).
Good Ethics is Good Business, Good Business ada karena Good Ethic. Etika yang baik akan mencerminkan bisnis yang baik, etika secara umum didefinisikan sebagai seperangkat standar sosial yang mencakup norma-norma yang berlaku. Norma-norma ini bukan bawaan genetik atau tapi harus dipelajari. Pada dasarnya ini berisi nilai-nilai moral, sebagian besar sisanya diperoleh dari pengalaman, orang tua, dan pendidikan formal.
Prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yaitu bisnis dengan berkinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan bersama-sama dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku dan etika bisnis dapat dijadikan standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Dalam penerapannya etika bisnis harus memenuhi beberapa prinsip yang harus dijalankan, prinsip-prinsip tersebut yaitu :
1. Prinsip Kejujuran
Jujur adalah kunci keberhasilan dalam mendapatkan suatu kepercayaan dari customer secara khusus dan pelaku bisnis umumnya.
Contoh: Harga barang yang telah ditawarkan kepada konsumen haruslah sesuai dengan spesifikasi dari barang yang dijual.
2. Prinsip Otonomi
Kemampuan yang dimiliki pelaku bisnis saat mengambil tindakan dan keputusan yang berdasarkan kesadarannya sendiri mengenai apa yang dianggapnya baik yang bisa dilakukan. Â