Mohon tunggu...
Baban Sarbana
Baban Sarbana Mohon Tunggu... Freelancer - Social Entrepreneur

Penulis Buku "Tapak Tilas Jejak Obama", Serial Cerita Bernilai, dan Penggagas www.YatimOnline.com. www.kampungzimba.com. Personal Website: www.babansarbana.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Visa USA

18 September 2010   11:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:09 3711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah itu, tinggal menunggu jadwal interview visa di US Embassy.

Datang sesuai jadwal interview. Karena jadwal saya dilakukan di bulan puasa, dan saya pikir interview dilakukan face to face; ngeri juga ntar bau mulut minyak kesturi ini bikin gagal interview. Saya pun gosok gigi lebih lama dari biasanya. hehehe.

Masuk ke US Embassy, nunjukkin lembar konfirmasi dan langsung menuju ruang interview. Oh ya, semua HP, kamera, laptop harus dititip di dekat pintu masuk dalam. Tas sih bisa dibawa ke dalam. Jadi, kalau bisa jangan bawa macem-macem.

Masuk ke ruang interview, siap-siapkan semua persyaratan untuk interview: lembar konfirmasi aplikasi visa online dan bukti pembayaran biaya visa. Ketika saya akan interview, saya juga menyertakan KTP, KK dan Surat Keterangan Kerja (katanya suka ditanya, "nanti mau cari kerja ngga di Amerika...?").

Di ruang interview ini, kecil, tapi lumayan nyaman. Dan beberapa orang sedang menunggu untuk dipanggil. Panggilan pertama untuk menyerahkan berkas lembar konfirmasi aplikasi dan bukti transfer biaya visa. Ada yang berpikir bisa membayar di lokasi. Sangat tidak direkomendasi. Apalagi kalau ketinggalan bukti transfer, otomotasi harus diambil dulu atau malah jadinya bayar double.

Seperti ketika saya akan interview. Ada seorang wanita yang belum bayar biaya visa, akhirnya bayar di lokasi. Tidak punya uang rupiah yang cukup, karena harus bayar biaya visa pake rupiah. Saya yang baru ambil uang di bank, langsung menawarkan jasa. Kekurangan uang Rp 800.000 dia tukar dengan $100. Lumayan, untung hampir Rp 100.000; berasa jadi tukang tuker uang lebaran di terminal bis deh. Kemudian wanita itu datang lagi dan ingin menukar uang dollarnya lagi. Kali ini $50; dan dia langsung tembak "tuker dengan Rp 500.000 ya..?" mungkin baru sadar, kalau tadi dia rugi. Ya, tidak apa-apa membantu sekaligus dapat lebihannya. Repot juga kalau dia harus keluar dan menukarkan uang di money changer atau ambil uang di ATM. Biar nolong asal untung. Lumayan.

Menunggu tak terlalu lama, saya dipanggil ke loket 3; kali ini untuk diambil sidik jarinya. Empat sidik jari kanan dan kiri, plus 1 sidik jari jempol kanan dan kiri.

Berikutnya, interview visa di loket 8. Tak lama menunggu, langsung dipanggil. Saya masih inget bau mulut minyak kesturi di bulan puasa. Dan ternyata interviewnya dilakukan dengan hijab sebuah kaca. Aman...

Masih inget wanti-wanti dari teman saya, tentang interview yang akan dilakukan. Agak ribet juga. Tapi, karena saya ikut program sebagai pemenang kontes yang diadakan oleh US Embassy dan RCTI, akhirnya interview itu pun lancari dilakukan. Sebentar banget.

Cuma ditanya (dalam bahasa Inggris):

- Q: "Sudah ada sponsornya ya?" A; "Ya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun