Alhamdulillah, Allah memberikan kesempatan luar biasa untuk berkomunikasi dengan-Nya lebih indah lagi, dengan cara yang diluar dugaan saya sebagai hamba yang hina ini. Undangan tak terduga ke Rumah Allah, membuat saya bisa shalat dengan lebih tertata lagi di Mesjid Nabawi, Madinah, sebelum nanti ke Mekkah.
Mesjid Nabawi, mesjid dimana Rasulullah SAW tinggal di sebuah kamar dan meninggal di kamar tersebut, di samping isterinya tercinta, Siti Aisyah RA. Kubah hijau adalah simbol dari keagungan Mesjid Nabawi, karena di bawahnya terletak makam Rasulullah SAW, dan tepat di sampingnya ada makam Abu Bakar Ash Shiddiq RA, di sampingnya lagi ada makam Umar bin Khattab.
Ketiga sahabat ini seolah tak bisa dipisahkan semasa hidupnya, ketika dalam posisi dikuburkan, dan tentu saja menjadi penghuni surga yang mulia.
Nabi SAW sering berkhutbah di atas pohon kurma (atau sambil memeganginya), hingga suatu saat para sahabat berinisiatif dan meminta ijin Rasul yang mulia, untuk membuatkan mimbar. Setelah mimbar dibuat, ternyata terdengar tangisan pohon kurma, yang kehilangan kesempatan mendapatkan dzikir Rasulullah ketika memberikan khutbah.
Di antara mimbar khutbah dengan rumah Rasulullah, terdapat sebuah taman, berukuran kecil, yang dinamakan Raudhah atau Raudhatul Jannah, Taman Surga yang merupakan tempat yang mustajab untuk berdo’a.
Karena tempat tersebut begitu istimewa, maka 2 kali kesempatan saya melewati tempat tersebut, hanya sekali bisa masuk dan shalat sunnat disana, serta berdo’a; itu pun harus berdesakan dan tidak bisa leluasa sholatnya.
Bergetar rasanya, ketika duduk bersimpuh di Raudhah, karena Rasulullah begitu dekat, Rasulullah seperti bisa kita peluk, seperti kita bisa berkomunikasi langsung dengan manusia sempurna yang sering kita sebut dalam setiap shalat.
Para pencari sinyal do’a mustajab pun rela datang dari seluruh penjuru dunia untuk duduk di Raudhah, bersimpuh, berurai air mata, mengirimkan shalawat kepada Beliau dan berdo’a kepada Allah untuk mendapat syafaat Rasulullah SAW di hari akhir nanti.
Para pencari sinyal yang menjalankan ibadah umroh ini memang harus bersegera dan mengetahui tempat-tempat dengan sinyal sangat kuat, sehingga do’a-do’a yang dipanjatkan tulus dari hati, langsung mustajab dan dikabulkan oleh Allah SWT.
Berdo’a di tempat kekasih-NYA, adalah cara paling mulia untuk meminta apa pun yang kita inginkan untuk menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama.
Madinah, 19 Desember 2014