Mohon tunggu...
Pesisir BJ
Pesisir BJ Mohon Tunggu... -

Orang kampung pesisir yang sedang "belajar menjadi manusia" dan "sebuah generasi", mempunyai nama "Babang Juwanto", tanpa 'M', d/a Dsn. Lubuk Laut RT/RW: 10/- Kec. Lubuk Besar Kab. Bangka Tengah Provinsi Kep. Bangka Belitung Indonesia. 'Di sini', saya hanya ingin belajar dari cerita "kehidupan" para kompasianer. Tidak lebih dari itu... Wish you all the best, pals.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aporisma 16 Juli

16 Juli 2010   02:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:50 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jangan berhati kaca dalam berhubungan dengan orang lain.


Sekalipun jarang dalam persahabatan, sebagian orang mudah putus, menyatakan betapa rapuhnya mereka. Mereka gampang marah dan menjadikan kesal orang lain. Mereka lebih sensitif atau rapuh daripada biji mata, sehingga tidak tersinggung dengan olok-olok sekalipun. Mereka mudah terlukai oleh hal-hal kecil: sorotan bahkan tidak diperlukan. Orang-orang yang berurusan dengan mereka harus sangat berhati-hati dan tak melupakan keadaan hati mereka yang senantiasa genting. Kelalaian kecil pun dapat membuat mereka marah besar. Mereka sibuk dengan dirinya sendiri, menjadi budak perasaannya sendiri (sehingga menginjak-injak perasaan orang lain), dan memuja kepandaiannya sendiri yang dianggapnya terhormat.

Don't be made of glass in your dealings with others.


Even less so in friendship. Some people break very easily, revealing how fragile they are. They fill up with resentment and fill others with annoyance. They are more sensitive than the pupils of the eyes, which cannot be touched, either in jest or in earnest. They take offense at motes : beams aren't even necessary. Those who deal with them must use great caution, and never forget their delicacy. The slightest slight annoys them. They are full of themselves, slaves to their own taste (for the sake of which they trample on everything else), and idolaters of their own silly sense of honor.

(The Art of Worldly Wisdom, 2003: 214)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun