Mohon tunggu...
Jejak Negeri
Jejak Negeri Mohon Tunggu... Administrasi - Explore

Suka Menulis Tentang Kisah Hidup Unik, Seputar Edukasi, Serta Berbagi Tips dan Trik Mengenai Kamera, Pengetahuan Umum, Yang Inspiratif.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melodi Cinta di Antara Jingga

30 Januari 2024   00:01 Diperbarui: 30 Januari 2024   00:20 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kota yang sibuk dan penuh hiruk-pikuk, hidup seorang pemuda bernama Hamid. Sebagai seorang arsitek muda yang penuh dedikasi, Hamid tenggelam dalam dunianya yang penuh dengan cetak biru dan sketsa bangunan. Namun, di tengah kegilaan perkotaan itu, ada secercah warna yang tak terduga yang datang dalam bentuk seorang seniman muda bernama Rika.

Rika, dengan sapuan kuasnya yang lembut, menciptakan lukisan-lukisan yang mencerminkan keindahan dan kehidupan. Hamid dan Rika, dua dunia yang seharusnya tidak bertemu, dipertemukan oleh keajaiban kebetulan di sebuah pameran seni lokal. Dalam sudut ruangan yang penuh dengan karya seni yang mengagumkan, mata Hamid dan Rika bertemu, menciptakan melodi cinta yang tak terduga.

Mereka mulai bertukar pandang dan tawa, membagikan cerita hidup mereka yang begitu berbeda. Hamid, yang biasa dengan ketenangan bangunan dan desain, menemukan kegembiraan baru dalam goyangan kuas Rika yang membebaskan. Sementara Rika, yang terbiasa dengan kesendirian kanvasnya, menemukan kehangatan dalam senyum dan keramahan Hamid.

Setiap sore, mereka bertemu di sebuah kafe kecil yang tenang. Sambil menyeruput kopi, mereka berbicara tentang impian, kegagalan, dan segala hal di antara keduanya. Hamid belajar untuk melihat dunia dengan mata yang lebih lebar, sementara Rika menemukan inspirasi baru dalam keseimbangan dan ketertiban yang dimiliki Hamid.

Namun, seperti setiap kisah cinta, tantangan datang. Hamid mendapatkan tawaran proyek besar yang membutuhkan kehadirannya di luar kota. Meskipun kesempatan itu menggiurkan, hati Rika terasa berat karena harus melepaskan orang yang telah memberinya warna baru dalam hidupnya.

Sebelum Hamid berangkat, mereka menghabiskan waktu bersama di tepi pantai yang tenang. Ombak yang gemulai menciptakan latar belakang yang romantis untuk perpisahan mereka. Rika memandang Hamid dengan mata penuh cinta dan berkata, "Meskipun kau pergi, lukisan cintaku selalu akan memuat bayanganmu."

Hamid tersenyum sambil memegang tangan Rika, "Rika, aku akan merindukan senyuman dan warnamu. Kau telah memberiku inspirasi yang tak terhingga."

Dengan pelukan terakhir, Hamid berangkat, meninggalkan Rika dengan rasa sepi yang sulit diungkapkan. Namun, meskipun jarak memisahkan mereka, cinta mereka terus berkembang melalui surat-surat dan panggilan telepon yang diwarnai rindu.

Selama perjalanannya, Hamid mengirimkan Rika foto-foto proyeknya dan cerita-cerita petualangannya. Rika, di sisi lain, terus mengirimkan lukisan-lukisan yang terinspirasi dari kenangan mereka bersama. Meskipun tak bersama, mereka merasa dekat melalui karya seni dan kata-kata.

Waktu berlalu, dan proyek Hamid selesai. Dia kembali ke kota dengan penuh semangat, membawa pulang rindu yang selama ini terpendam. Rika menantinya di bandara dengan senyuman yang tak bisa disembunyikan.

Dalam pelukan pertemuan itu, Hamid merasa bahwa kisah cinta mereka tidak pernah berakhir. Meskipun berpisah, mereka tumbuh bersama dalam cara yang tak terduga. Hamid membawa nuansa baru dalam pandangan Rika tentang ketenangan, sementara Rika mengajarkan Hamid bahwa keindahan tak selalu harus terukur dengan skala dan angka.

Melodi cinta mereka terus berkumandang, memenuhi kehidupan mereka dengan harmoni yang indah. Meskipun kisah mereka tidak memiliki kesimpulan yang jelas, mereka tahu bahwa setiap catatan dalam melodi cinta mereka akan selalu menjadi bagian dari cerita yang tak terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun