Mohon tunggu...
Muhammad Syarief
Muhammad Syarief Mohon Tunggu... -

Ayah dari dua orang putri. Berteduh sementara di bawah langit kota Depok. Bersama istri tercinta merangkai kehidupan bersama untuk akhir yang mulia. InsyaaAllah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Enaknya jadi Napi Kaya

11 Januari 2010   06:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:31 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_52090" align="alignleft" width="285" caption="Sang Koruptor"][/caption] Lagi-lagi heboh tentang Artalyta alias Ayin. Ketika ada inspeksi mendadak, didapati ruang tahanannya berfasilitas "wah".  Ruang yang ditempati Ayin berukuran 8x8 dengan fasilitas AC dan TV layar datar dilengkapi meja kursi. Kata si Satgas yang menyidak, ruangan itu harusnya milik petugas lapas, kemudian disulap mejadi kamar setara hotel berbintang. Ada yang berani nebak, kira-kira berapa juta disogok si petugas lapas sampai ngeikhlasin ruang tugasnya :-) Selain Ayin, ada sel napi narkoba milik si Aling yang juga serupa. Selain kedapatan dengan fasilitasi AC dan TV di kamarnya di lantai dua, Aling juga punya ruang khusus buat berkaroeke. Mantap, Anda tertarik? jadi lah Napi sekelas si Ayin dan si Aling. he3 So, sidak semalam kembali membuktikan, kalau lagi-lagi penegak hukum kita memang sudah bobrok mentalnya. Ada yang berkilah, ini perintah atasan, ada yang mengusulkan "pecat". Tapi apa semudah itu, dan kalau dipecat apa akan menjamin tak ada lagi terjadi hal serupa. Untung Satgas yang baru diangkat ini sedang unjuk gigi, tapi kalau nanti beberapa bulan dan tahun lagi, bisa jadi mereka disumpel dengan check kosong dengan diiming-imingi uang ber-em em misalnya, yang ada juga, mana tahan :-) Tadi pagi ada undangan lucu di FB saya, mengajak gabung dengan group "Memohon ke SBY untuk membuat pasal hukuman mati buat para koruptor" saya abaikan lah, karena dah basi sebenarnya usulan begini. Nanti dibilang melanggar HAM lagi, dan kita bukan negara independen, kita masih di "ketek-nya" barat, jadi yah gak bisa merdeka. Setahu saya, Cina yang dengan jelas berani melakukan itu, karena mereka bebas dari Barat, bahkan ada foto-fotonya sampai keluarga koruptor itu di dor semua, kepalanya pula, sadis amir menurutku. Kalau pun hukuman mati, ada tatakramanya lah. Kalau di kita, mungkin cukup digantung di Monas misalnya atau bundaran HI, kan gak perlu kepalanya sampai jebol kayak di Cina sana..tapi tetap saja seram yah, tapi mau tak mau, demi tegaknya NKRI yang berkeadilan dan bersih dari KKN! Ayo semangat, berantas korupsi, perbaiki mental anak negeri, bangun Indonesia yang kita cintai. Merdeka!! Mau tahu Hotelnya Artalyta di LP Wanita Pondok Bambu dan berminat bermalam di sana, klikini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun