Mohon tunggu...
B_Tasya
B_Tasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masa Depan Asuransi Kesehatan di Indonesia: Tantangan dan Peluang

14 Oktober 2024   08:07 Diperbarui: 14 Oktober 2024   08:22 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masa Depan Asuransi Kesehatan di Indonesia: Tantangan dan Peluang

Asuransi kesehatan menjadi salah satu isu paling penting di Indonesia saat ini. Mengingat pertumbuhan populasi, penuaan masyarakat, dan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, kebutuhan akan asuransi yang komprehensif semakin mendesak. Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh industri ini, dari tingkat literasi asuransi yang rendah hingga infrastruktur kesehatan yang belum memadai.

Tantangan Utama: Literasi Asuransi yang Rendah

Salah satu masalah terbesar di Indonesia adalah rendahnya literasi asuransi. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan di Indonesia masih di angka 38%, dan literasi asuransi bahkan lebih rendah. Ini berarti sebagian besar masyarakat Indonesia belum memahami pentingnya memiliki asuransi, termasuk asuransi kesehatan.

Banyak yang beranggapan bahwa asuransi kesehatan adalah beban tambahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah. Sebagian besar memilih membayar perawatan kesehatan langsung saat dibutuhkan daripada mempersiapkan diri dengan asuransi. Ini memperlihatkan tantangan signifikan bagi perusahaan asuransi dan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya asuransi kesehatan.

Peningkatan Biaya Kesehatan: Faktor Penentu

Biaya perawatan kesehatan terus meningkat. Menurut riset Mercer Marsh Benefits, biaya kesehatan global diperkirakan meningkat rata-rata 8% per tahun, dan Indonesia tidak terkecuali. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular, seperti diabetes dan penyakit jantung, yang membutuhkan perawatan jangka panjang dan mahal.

Bagi perusahaan asuransi, peningkatan ini menciptakan tantangan untuk menjaga premi tetap terjangkau tanpa mengorbankan kualitas layanan. Tanpa solusi, baik perusahaan maupun konsumen akan semakin terbebani oleh biaya yang terus naik.

Argumen dari Pihak yang Menentang

Ada pandangan bahwa asuransi kesehatan, terutama dari sektor swasta, hanya menguntungkan mereka yang mampu membayar premi tinggi, sementara masyarakat berpenghasilan rendah tetap kesulitan mengakses layanan kesehatan yang layak. Kritikus juga berpendapat bahwa sistem asuransi yang komersial sering kali tidak efektif dalam menangani kebutuhan kesehatan masyarakat luas, khususnya di daerah-daerah terpencil.

Namun, pandangan ini dapat dijawab dengan fakta bahwa asuransi kesehatan, baik swasta maupun pemerintah, tidak dapat berdiri sendiri. Keduanya harus saling melengkapi. Misalnya, BPJS Kesehatan, program asuransi kesehatan pemerintah, melayani lebih dari 220 juta orang, tetapi sering kali menghadapi tantangan finansial dan operasional. Di sisi lain, asuransi swasta seperti  PT Asuransi Sejahtera dapat menawarkan produk-produk spesifik yang lebih sesuai untuk kalangan tertentu, yang tidak dapat dijangkau oleh program nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun