7. Menghormati atau memuliakan putra-putrinya dan orang yang ada hubungan kerabat dengannya.
Tentunya setelah kita mengetahui hal-hal di atas, maka haruslah kita menerapkan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Karena العِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلاَ ثَمَرٍIlmu tanpa pengamalan itu bagaikan pohon tak berbuah. Maksudnya jika ilmu tidak di amalkan maka tidak akan menjadi bermanfaat. Buahnya itu diibarat kemanfaatan dari ilmu.
Pada zaman yang telah berkembang ini banyak orang yang kurang memperhatikan terhadap hormat kepada guru. Sebagian dari mereka mungkin telah melupakan akan pentingya hormat terhadap ilmu dan guru. Jangan sampai dekadensi moral terjadi, karena hal tersebut sangat berlainan dengan kitab ta’lim muta’alim ini.
Sayidina Ali karromallohu wajhah berkata, “Aku adalah sahaya (budak) orang yang mengajarku walau hanya satu huruf, jika dia mau silahkan menjualku, atau memerdekakan aku, atau tetap menjadikan aku sebagai budaknya.” Nah, dari perkataan sayyidina Ali tersebut, menunjukkan bahwa sayyidina ali sangat menghormati kepada seseorang yang telah memberikan ilmu, bahkan walau hanya satu huruf. Apalagi 1000, 2000, atau bahkan lebih banyak lagi. Bahkan sayidina Ali rela di jual atau pun di jadikan budak, saking beliau memuliakan seorang guru.
Jadi, sudah sepatutnya kita sebagai seorang penuntut ilmu untuk menghormati dan memuliakan ilmu dan guru. Juga ilmu yang telah kita dapat kita amalkan atau pun implementasikan di kehidupan sehari hari, agar menjadi bermanfaat dan barokah atau bahkan menjadi amal jariyah kita didunia dan akhirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H