Mohon tunggu...
Anhar Azzumta
Anhar Azzumta Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, pelajar, pebisnis

Menebar manfaat melalui tulisan Menabur kebaikan di setiap kata yang tersampaikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menanti Akhir Kisah Covid-19 dan New Normal

6 Juli 2020   01:17 Diperbarui: 6 Juli 2020   01:41 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


     Selain memakai sudut pandang imani, kita juga perlu memahami bahwa wabah penyakit ini telah membawa arus perubahan yang besar di semua sektor kehidupan. Hal ini menuntut semua pihak untuk aktif dan kreatif dalam mengatasi masalah dan menciptakan peluang. Sebagaimana dikatakan Gubernur D.K.I Jakarta , Anies Baswedan bahwa " orang yang gagal adalah orang yang tidak tanggap terhadap perubahan". Maka sudah sepatutnya setiap insan mengambil hikmah dari terjadinya perubahan ini agar bisa mendapatkan akhir yang indah walaupun dari sebuah tragedi,
Manusia yang sudah merasa nyaman akan posisi hidupnya sering melupakan skill beradaptasi dengan keadaan. Tanpa beradaptasi manusia bisa tergerus roda perubahan zaman yang terus berputar. Begitupun pada waktu wabah ini, kemampuan beradaptasi dengan perubahan merupakan bekal yang bisa mengantarkan kita memiliki cerita Indah pasca berakhirnya covid-19.


     Seperti perkataan Anthony Robbins bahwa kesuksesan hidup datang ketika kita berhasil mengendalikan kepedihan dan kenikmatan dan bukannya dikendalikan oleh kedua hal tersebut. Maka perlakuan kita terhadap penyakit covid-19 perlu lebih tegas secara fisik namun rileks secara pikiran. Dalam artian bahwa kita perlu melakukan pencegahan yang ekstra serta mematuhi semua protokol kesehatan dan perlindungan dengan sebaik-baiknya, namun secara psikologis kita tidak menjadikan hal tersebut beban hidup terbesar dalam hidup.


     Hal tersebut bermakna kita juga harus pandai pandai mengambil pelajaran di setiap hal yang menimpa kita. Contohnya seperti yang telah diungkapkan oleh Gubernur D.K.I Jakarta , Anies Baswedan, sewaktu acara halal bi halal Jaringan Alumni Timur Tengah Indonesia (JATTI), Mantan Mendikbud itu mengungkapkan bahwa pandemi virus korona banyak memberinya pengalaman baru yang berkaitan tentang moral, norma, serta lingkungan. Beliau menungkapkan bahwa udara Jakarta mendadak menjadi lebih bersih ketika dua bulan ada anjuran Karantina lalu PSBB. Lanjut beliau, tatkala berkunjung di Kebun Binatang Ragunan, Pak Anies mendapat laporan bahkan mengamati secara langsung bahwa kelakuan para binatang menjadi lebih gembira dan senang sebab sudah tidak pernah dikerubungi manusia.


     Menurut beliau, potret tersebut menunjukan bahwa selama ini manusia seringkali menjadi teror kepada lingkungan dan makhluk hidup lain tanpa kita sadari. Fakta ini sekaligus memberikan pelajaran kepada kita bahwa kita tidak boleh lagi melakukan hal yang sama tatkala pandemi berakhir. Supaya kita mendapatkan akhir yang indah sebakda wabah ini. Seorang muslim sudah sepantasnya tidak jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya.


     Akhir yang Indah tidak didapatkan ketika pertengahan tragedi, karena hikmah pun selalu hadir di akhir dan bukan di awal, manusia hanya bertugas mangantisipasinya dan menjadi cerdik dengan mengoptimalkan hikmah yang didapat itu sebagai salah satu sendi penggerak kehidupan.


Akhir Kisah Kita, Mau Dibawa Kemana?


     Al-Qur'an telah memaklumatkan bahwa akan ada 3 tipe manusia ketika menyikapi hal-hal yang terjadi dalam hidupnya. Dalam Surat Fatir ayat 32, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman ," Kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih diantara hamba-hamba kami, lalu diantara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan diantara mereka ada yang pertengahan, dan diantara mereka ada yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah, Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar."


     Dalam tafsir Al-Wajiz, Syaikh Prof.Dr. Wahbah Az-Zuhaili (Ulama tafsir dari Suriah) menjelaskan bahwa ayat ini membagi kepada tiga golongan terhadap orang yang berpegang kepada Al-Qur'an. Yaitu golongan yang mendzalimi dirinya sendiri, golongan yang pertengahan dan juga golongan yang lebih dulu berbuat kebaikan. Ketiga golongan ini juga cocok menjadi pengibaratan kepada manusia yang dikarunia atau ditimpa dengan sebuah hal.


     Maka dalam perspektif wabah virus Korona ,ketiga golongan tersebut menjadi pilihan kita di kala virus Korona ini akan berakhir . Apakah kita akan berakhir menjadi golongan yang mendzalimi diri sendiri, pertengahan, ataukah menjadi yang terlebih dahulu mereguk banyak hikmah dan kebijaksanan pasca ditimpa sebuah wabah. Jangan membiarkan diri kita amburadul menjadi golongan yang mendzalimi diri sendiri dengan stress berlebihan, tidak ridha atas ketatapan Allah yang mana hal tersebut diimplementasikan dengan banyak melanggar aturan kesehatan, mendzalimi pihak lain dengan menimbun banyak alat kesehatan, dan lain sebagainya.


     Jangan pula betah menjadi golongan pertengahan yang tidak peka bahwa Wabah ini terjadi atas izin Allah, atau bahkan tau tapi masa bodoh tidak mau mengambil hikmah serta menjalani hidup pasca virus korona tanpa perubahan yang lebih baik kedepannya.
Berlomba-lombalah meraih gelar sabiqun bil khoirot, ketika virus ini melanda berusaha berontrospeksi yang sebaik-baiknya, berikhtiar dengan maksimal dan berdoa agar tidak tertular virus, serta piawai memetik hikmah dan kebijaksanaan, sehingga bisa menjadi insan yang lebih baik dan terpandang lebih berpengalaman. Golongan ini pun nantinya bisa menjadikan cerita covid-19 tak hanya berkisah tentang horror penyakit mematikan, namun juga hikmah menakjubkan yang layak menjadi pedoman hidup umat manusia.  Mau dibawa kemana akhir kisah covid-19 yang mana telah memasuki transisi masa new normal ini? Kita sendiri yang menentukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun