Hasil dari kegiatan sosialisasi dan edukasi yang telah diberikan di Desa Tanjung menunjukkan adanya kesepakatan antara masyarakat dan pemerintah daerah setempat, termasuk Kepala Desa, bahwa peta hasil penelitian yang dipresentasikan dapat dijadikan acuan dalam pembangunan desa ke depannya. Pemodelan genangan banjir yang disajikan dalam peta tersebut sesuai dengan kondisi sebenarnya, terutama saat terjadi hujan besar, yang mengindikasikan potensi banjir tinggi di wilayah Desa Tanjung.
“Dengan adanya program GEOFLORIDO ini, kami berharap hasil yang telah diberikan dapat menjadi acuan dalam pembangunan Desa Tanjung. Dan juga kami berharap Tim GEOFLORIDO dapat menjadi penghubung antara masyakarakat dengan dinas PUPR, sehingga bencana banjir di daerah ini dapat berkurang” -Junaidi, Kepala Desa Tanjung
Pemetaan genangan banjir oleh tim GEOFLORIDO dianggap sebagai terobosan baru bagi masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Peta tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman untuk program pembangunan yang berkelanjutan serta mitigasi bencana banjir. Masyarakat juga mengungkapkan bahwa selain intensitas hujan yang tinggi, tambang galian C di hulu Sungai Batang Merao menyebabkan sedimentasi yang menumpuk di hilir, memperburuk risiko banjir. Maka dari itu, masyarakat setempat berharap, dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, tim GEOFLORIDO dapat menjadi penghubung antara masyarakat dengan dinas PUPR.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H