Radikalisme dan intoleransi menjadi ancaman nyata bagi keberagaman serta persatuan Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa memiliki peran penting dalam menangkal kedua ancaman tersebut. Artikel ini membahas nilai-nilai Pancasila yang berkaitan, mengupas bagaimana nilai-nilai ini bisa menjadi pelindung terhadap radikalisme dan intoleransi.
Apa itu Radikalisme dan Intoleransi?
Radikalisme berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata “Radix” yang berarti “Akar.” Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), radikalisme ditafsirkan sebagai paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis atau bahkan menggunakan kekerasan sekalipun. Dapat didefinisikan bahwa radikalisme adalah gagasan, pemikiran atau gerakan yang bertujuan untuk merubah besar-besaran bahkan secara total aspek sosial, politik, atau keagamaan yang cenderung menggunakan kekerasan dan memaksa.
Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), intoleransi ditafsirkan sebagai rasa tidak tenggang rasa atau tidak toleran. Intoleransi didefinisikan sebagai sikap atau perilaku tidak menghargai keberagaman, ditandai dengan sikap acuh tak acuh, keengganan, serta cenderung memandang remeh bahkan menentang perbedaan. Seperti dalam aspek ras, etnis, agama, kelas sosial, atau gaya hidup. Sikap intoleran sering kali memicu konflik, diskriminasi, dan ketidakadilan karena individu atau kelompok yang berbeda tidak diberikan kesempatan yang sama atau diperlakukan dengan adil.
Nilai-Nilai Pancasila dalam Menangkal Radikalisme dan Intoleransi
1. Ketuhanan yang Maha Esa: Mencerminkan keyakinan dan ketakwaan, malangnya sebagai masyarakat kurang menghayati nilai ini. Beberapa pihak ingin menerapkan tujuh kata Piagam Jakarta untuk menjadikan Indonesia sebagai negara agama, padahal nilai ketuhanan Pancasila menekankan kebebasan beragama tanpa menyudutkan agama lain.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menjadi pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam menghormati hak dan kewajiban sebagai warga negara. Namun, masih ada kelompok yang menentang nilai-nilai ini, dengan melakukan tindakan intoleransi seperti menghalangi ibadah atau merusak tempat ibadah. Radikalisme sering muncul dari ketidakpuasan terhadap perbedaan, yang bisa berkembang menjadi ekstremisme dan terorisme.
3. Persatuan Indonesia: Menekankan pentingnya kesatuan dalam keragaman. Makna “persatuan” adalah tidak terpecah, menggambarkan penyatuan seluruh elemen bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam menghadapi radikalisme dan intoleransi yang dapat memicu kekerasan dan konflik.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Dalam menghadapi radikalisme dan intoleransi, sila ini mengingatkan kita untuk menghargai perbedaan pendapat dan menyelesaikan masalah dengan cara berdialog, bukan dengan kekerasan. Hikmat kebijaksanaan di sini berarti menggunakan akal sehat agar keputusan yang diambil bermanfaat untuk semua pihak, bukan hanya kelompok tertentu, demi menjaga keharmonisan dan keadilan dalam masyarakat yang beragam.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Menekankan perlakuan adil bagi semua warga negara dalam berbagai bidang kehidupan. Pancasila menggali nilai-nilai luhur bangsa yang harus diterapkan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan beradab.
Bagaimana Pancasila Mampu Meredam Radikalisme dan Intoleransi?
1. Nilai Ketuhanan, untuk memberantas radikalisme dan intoleransi, perlu dilakukan program radikalisasi yang intensif. Inti dari program ini adalah menanamkan nilai-nilai ketuhanan yang terkandung dalam Pancasila kepada seluruh lapisan masyarakat.
2. Nilai Kemanusiaan, penting untuk memperkuat pendidikan toleransi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM) agar kita dapat hidup harmonis dalam keberagaman.
3. Nilai Persatuan, Indonesia sebagai negara yang kaya akan keragaman suku, agama, dan budaya, memerlukan persatuan yang kuat agar perbedaan tidak menjadi penyebab perpecahan. Dalam upaya mengatasi radikalisme dan intoleransi, sila ketiga Pancasila memberikan nilai-nilai yang dapat memperkuat hubungan antar kelompok serta menjaga stabilitas sosial.
4. Nilai Kerakyatan, Mengatasi radikalisme dan intoleransi dapat dilakukan dengan menekankan musyawarah, akal sehat, dan menghargai perbedaan. Musyawarah untuk mufakat mengajarkan pengambilan keputusan tanpa kekerasan, sedangkan menghormati hasilnya mendorong saling menghargai antar individu dan kelompok.
5. Nilai Keadilan, membantu meredam radikalisme dan intoleransi dengan menekankan perlakuan adil bagi semua warga negara. Dengan memastikan kesetaraan dan penghargaan terhadap setiap individu, keadilan sosial memperkuat persatuan dan kebersamaan, yang mengurangi potensi diskriminasi dan paham ekstremis.
Kesimpulan
Pancasila memiliki urgensi tinggi sehingga berperan penting dalam menanggulangi radikalisme dan intoleransi di Indonesia. Asas Ketuhanan yang memberikan kemerdekaan dalam beragama, asas Kemanusiaan yang mengedepankan hak asasi, asas Persatuan Indonesia yang menjaga kesatuan, asas Kerakyatan yang mendorong berdialog untuk mufakat, dan asas Keadilan Sosial yang memerhatikan perlakuan adil, mengurangi diskriminasi, serta mempererat ikatan sosial.
Daftar Pustaka:
CNN Indonesia. “Memahami Apa Itu Intoleran, Contoh, dan Dampaknya.” CNN Indonesia, 25 September. 2024, www.cnnindonesia.com/edukasi/20240815110059-569-1133290/memahami-apa-itu-intoleran-contoh-dan-dampaknya.
Kartika, I. Made, dan Putu Ronny Angga Mahendra. “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Menanggulangi Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme.” Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), vol. 6, no. 4, 2023, hlm. 3144-3151.
KBBI Online. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, kbbi.web.id.
Saniyyah. “Pengertian Radikalisme dan Ciri-Cirinya, Apa Saja?” DetikNews, 1 Okt. 2023, news.detik.com/berita/d-6959592/pengertian-radikalisme-dan-cirinya-apa-saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H