Mohon tunggu...
Azhar Ika Nugroho
Azhar Ika Nugroho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Urip Mung Mampir Mlaku.. Mlaku-mlaku dab!!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bulan Bintang Matahari.. (1)

12 Oktober 2014   18:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:21 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Kubuat ini untuk bisa berkenalan denganmu, maka kasih kesempatan aku mengenalmu sekali lagi"

Yukon adalah sebuah kelurahan di bagian barat kota Tegal. Lebih dari separuh wilayahnya adalah sawah, Jumlah populasi penduduk kelurahan ini tak lebih dari tiga ribu jiwa. Sebagian besar dari mereka bermata pencaharian sebagai petani tentu saja. sebagian kecil menjadi pedagang di sekitar alun-alun kota, sebagian kecil lagi banyak yang merantau di luar kota. Yukon memiliki ini, itu, areal sawah yang luasnya sekian, Lurah yang ditunjuk oleh pemerintah kota. Dan Yukon memiliki pengrajin kayu, Pak Elijah Wood. Dan seterusnya..

Iya, ini adalah makalah pertama kali yang pertama kali kubuat. Untuk mata pelajaran Bimbingan Konseling yang entah apa hubungannya dengan tata kelola kelurahan seperi Tunon. Kurunut kebelakang, BK biasanya menjadi kantor yang bertugas menyetrap siswa badung, bagian pemberi hukuman bagi siswa yang kerap berantem.  Tapi entah kenapa tugas pertama, juga makalah pertama di SMA adalah makalah tentang kelurahan Tunon, mungkin ini memang jalan Tuhan.

Kuceritakan padamu bagaimana kubuat makalah BK ini. Di tengah hari kami mendapat dispensasi dari guru BK untuk berkunjung ke kantor kelurahan. Kami berlima dari kelas yang berbeda dioplos menjadi satu kelompok. Ada satu yang gendut berkepala plontos, dengan motor BT menjadi ketua kelompok. Satu lainnya pendiam, tidak terlalu banyak bicara, tidak pula banyak bekerja. Dua sisanya perempuan, satu berkulit agak gelap satu berkulit puith. Satu kelihatan kaya dan ternyata memang kaya, satunya biasa saja. Pada dasarnya mereka biasa saja, tak ada yang spesial.

Aku tak terlalu ingat apa yang terjadi di kantor kelurahan pagi itu. Yang jelas Pak Lurah tidak berada di tempat, begitu juga carik, atau sekretaris. Yang ada di kantor hanya tiga bapak pegawai, satu berseragam dua lainnya memakai batik. Lagipula kami cuma 10 menit di dalam balai kelurahan itu. Setelah bertanya sedikit tentang ini itu, kami pamit pulang dengan membawa beberapa lembar kertas berisi informasi.

Kami pulang, kembali ke sekolah, mengikuti jam belajar seperti biasanya, sampai bel pulang berbunyi. Kami pulang, kembali ke rumah.

buceet mboseni banget ini tulisan beuh, tugel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun