Mohon tunggu...
Azzam Zakariya
Azzam Zakariya Mohon Tunggu... -

pengagum berat 'maklumat sastra profetik' Kuntowijoyo, penikmat alunan 'viva la vida' Coldplay, satu shaff di belakang pemikiran Buya Syafii Maarif

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Melodrama

18 Februari 2014   05:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini ada yang menarik dari acara Mata Najwa, dua orang perempuan luar biasa di negeri ini dibuat menangis setelah diaduk-aduk emosinya oleh sang presenter. Adalah Najwa Shihab, pembawa acara Mata Najwa yang berhasil meluluhkan hati dua pemimpin itu, Megawati dan Rismaharini, yang satu mantan first lady di republik ini, satunya lagi Walikota Surabaya.

Emosi Mega memuncak ketika sang ‘Ibu’ ditanya tentang cita-cita negeri ini, dengan berlinangan air mata, anak kedua Soekarno itu menjawab dengan teramat tulus ‘Indonesia Raya’. Sebuah jawaban yang menggetarkan sekaligus menggentarkan. Buah dari pemikiran dan perenungan panjangnya sebagai negarawan. Lain lagi Risma, walikota sederhana yang berhasil menjadikan Surabaya sebagai kota manusiawi dengan lima puluh satu penghargaan selama tiga tahun masa pengabdiannya.

Sebagai ahli taman, ia bangun taman-taman sebagai ruang terbuka bagi masyarakat, ia mungkin sangat terinspirasi pada syuga yang di janjikan-Nya, bukankah gambaran syurga adalah sebuah taman? Yang dialiri oleh sungai nan menyejukkan dan diisi bidadari-bidadari? Tentu dengan buah-buahan terlezat yang tak pernah kita rasakan. Ia kemudian berhasil menyadarkan kita betapa masih ada ‘orang baik’ di negeri ini, kinerjanya tak banyak tertangkap kamera wartawan (tak seperti ‘Sang Gubernur’ yang diberitakan secara berlebihan oleh media mainstream) tapi nyata menyentuh masyarakat. Tapi sebagaimana lazimnya orang baik, ia pun tak aman dari gangguan para ‘perusuh’.

Terakhir, ketika ia hendak menutup lokalisasi terbesar di Surabaya ‘Dolly’ ia diserang sana-sini, para mafia yang menjadi dekeng dari lestarinya bisnis esek-esek itu tak terima lahan ‘uang haram’ mereka ditutup. Ketika becerita tentang perjuangannya menutup lokalisasi itulah Risma mengeluarkan air mata, pemimpin mana yang tahan jika ada PSK yang sampai usia 60 tahun masih menerima pelanggan? Dan pemimpin mana yang hatinya tak lebih pilu ketika mendapati ‘pelanggan’ dari PSK itu adalah anak-anak SD dan SMP?.

Dan kita pun menjadi tahu bahwa sekuat apapun, mereka juga manusia yang bisa menangis. Dan kita pun menjadi tahu betapa hebat si Najwa itu, bahkan mungkin mendiang Margaret Tratcher (Iron Lady nya Inggris) dan Aung San Suu Kyi (pejuang demokrasi Myanmar) pun akan menangis jika diundang ke Mata Najwa. Mungkin!


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun