Virus corona mulai mewabah pada Novembet -- Desember 2019 di kota Wuhan, China. Virus ini merupakan virus yang sangat berbahaya karena tingkat penyebarannya yang sangat berbahaya karena tingkat penyebaran yang tinggi sehingga cepat menyebar ke seluruh dunia. Menurut catatan WHO, pada tahun 2020 sudah banyak laporan dari berbagai negara yang mengkonfirmasi virus corona atau COVID-19.
        Di Indonesia, pertama kali terdeteksi ada orang yang terjangkit virus corona pada 2 maret 2020 yang menimpa dua warga Depok, Jawa Barat. Sejak itu, dari catatan gugus tugas pemulihan COVID-19, diketahui semakin banyak kasus yang terkonfirmasi positif dari bulan ke bulan.Berbagai upaya penanggulangan dilakukan pemerintah Indonesia untuk meredam dampak dari pandemic COVID-19.
         Salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran COVID-19 adalah dengan menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Penerapan kebijakan ini memicu menurunnya interaksi dan konektivitas. Selain itu, pemerintah juga gencar memberikan vaksinisasi terhadap seluruh lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.Terkait dampak upaya pemerintah Indonesia telah dilakukan untuk menekan penyebaran virus corona agar dampak negatifnya dapat dikendalikan, termasuk dengan melakukan vaksinisasi.Ada dua jenis vaksin yang digunakan oleh pemerintah Indonesia, yaitu vaksin Sinovac dan vaksin merah putih.
        Penggunaan kedua vaksin ini mendapat berbagai tanggapan dan opini dari masyarakat.Beberapa pendapat yang dikemukakan ada yang baik dan konstruktif, namun ada juga yang kontradiktif dan ditolak.Vaksinisasi COVID-19 di Indonesia resmi di mulai pada 13 januari 2021. Vaksin yang digunakan adalah vaksin Sinovac yang telah melalui berbagai tahap uji coba dan sudah di jamin kehalalannya oleh MUI orang yang pertama disuntik  vaksin Sinovac ini adalah presiden republic Indonesia yaitu Joko Widodo. Pada awal munculnya vaksin, terjadi banyak pro kontra yang tersebar di masyarakat. Untuk itu, pemerintah melakukan upaya-upaya agar masyarakat mau melakukan vaksinisasi.Pemerintah berupaya untuk meyakinkan masyarakat agar tidak ragu untuk melakukan vaksinisasi.Seiring dengan berjalannya waktu, banyak varian vaksin lain selain Sinovac yang telah dikembangkan.Saat ini ada beberapa jenis vaksin di Indonesia selain Sinovac.Maka dari itu ,pemerintah bekerja sama dengan dua Lembaga dan 5 universitas.
        Pemerintah meyakini bahwa kehadiran vaksin merah putih ini nantinya akan bisa menghilangkan ketergantungan terhadap vaksin impor. Pemerintah menargetkan bahwa vaksin merah putih siap digunakan pada tahun 2022. Memang, produksi vaksin dalam negeri ini tidak semata megatasi masalah keterbatasan vaksin COVID-19 di Indonesia dalam waktu dekat, namun penting juga untuk mengantisipasi wabah lain di masa depan.
Pemerintah sangat mendukung pengembangan vaksin merah putih ini. Bagaimana tidak, vaksin merah putih yang digagas oleh anak bangsa merupakan aset intelektual yang dimiliki negara untuk investasi jangka panjang. Selain itu, ketiadaan vaksin impor juga akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Impor bisa ditekankan sehingga neraca perdagangan negara juga akan berpengaruh positif. Vaksin merah putih tidak hanya untuk masalah penanganan COVID-19 saja, namun vaksin ini juga dapat berkontribusi langsung dalam upaya pencegahan atau pencegahan menghadapi pandemi jika di kemudian hari.
      Saat ini pengembangan vaksin COVID-19 merah putih sedikit terkendala uji klinis tahap tiga. Kesulitannya adalah mencari relawan untuk uji klinik. Sebab , saat ini< vaksinisasi COVID-19 di Indonesia sudah berjalan yang artinya hingga akhir tahun nanti sudah banyak masyarakat yang menerima vaksin COVID-19. Maka setelah itu pencarian relawan uji klinis tahap 3 vaksin merah putih akan menjadi tantangan tersendiri bagi peneliti. Adapun 2 calon vaksin merah putih yang kini tengah dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dan Universitas Airlangga (Unair) ditargetkan mampu memenuhi emergency use authorization (EUA) dari BPOM tahun depan. Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Fedik Abdul Rantam menuturkan, kini pihaknya sedang mengembangkan vaksin COVID-19 berbasis inactivated virus. Sampai saat ini vaksin COVID-19 yang dikembangkan. vaksin COVID-19 merah putih akan mulai produksi mulai tahun depan Soal uji klinis tahap 3, Fedik menyebutkan, untuk relawan sudah disiapkan . Unair kemungkinan akan melibatkan para mahasiswanya untuk menjadi relawan dalam uji klinik tahap 3 . Ini karena masyarakat yang telah menerima vaksin Covid-19 sebelumnya tidak dapat menjadi relawan dalam uji klinis tahap ketiga vaksin merah putih. Maka solusi lainnya kini dilakukan oleh LBM Eijkman. Kedua, meningkatkan kerjasama dengan negara lain untuk uji klinis tahap 3 vaksin merah putih. Dia menyebut beberapa negara tetangga sudah menyatakan minat untuk ikut dalam uji klinik fase 3 vaksin merah putih. Negara tetangga tersebut sudah memastikan tidak ingin membuat vaksin sendiri. Pemerintah memastikan program vaksinasi nasional berjalan sesuai rencana. Karena hal ini merupakan komitmen pemerintah agar masyarakat terlindungi dari paparan virus COVID-19. Sejalan dengan itu, pemerintah juga berupaya untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap vaksin yang didatangkan dari luar negeri.
      Pengembangan Vaksin Merah Putih diharapkan menjadi jawaban akan hal itu. Indonesia belajar dari perkembangan program vaksinasi di India. Karena negara itu melakukan embargo terhadap vaksin AstraZeneca akibat lonjakan kasus COVID-19. Meski demikian, untuk di tanah air, pemerintah meminta masyarakat tidak khawatir karena hingga saat ini, jumlah vaksin masih mencukupi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H