Aku hanya sekadar menangis, tapi mengapa rindu ini begitu bengis. Menyiksa hati hingga habis terkikis.
Aku hanya sekadar menangis, tapi mengapa pikiran ini sangat tragis tentang kamu yang selalu menepis. Doaku selalu mengemis  di setiap  kamis, agar chat kita selalu harmonis.
Aku hanya sekadar menangis, tapi mengapa kamu terlalu manis untuk selalu diingat dan I selalu ingin berkata miss, padahal you tidak pernah berkata miss too.
Aku hanya sekadar menangis, tapi mengapa aku selalu menangis untuk kamu yang tak pernah menangis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!