Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi negara maju pada 2045 dengan memanfaatkan ekonomi biru dan hijau. Kedua pendekatan ini tidak hanya menawarkan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga untuk mengurangi kemiskinan dan melestarikan lingkungan. Dengan sumber daya alam yang melimpah dan populasi muda yang besar, ekonomi biru dan hijau memberikan peluang strategis yang perlu dioptimalkan.
1. Dasar Ekonomi yang Berkelanjutan
Ekonomi Biru
Indonesia, dengan garis pantai sepanjang 108.000 km, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
•Kontribusi terhadap PDB:
•Sektor kelautan Indonesia menyumbang Rp 368 triliun pada 2020 dan berpotensi meningkat hingga USD 1,2 triliun per tahun jika dikelola dengan baik (Kementerian Kelautan dan Perikanan).
•Wisata bahari seperti Raja Ampat dan Labuan Bajo juga menyumbang Rp 90 triliun terhadap PDB pariwisata nasional pada 2019 (Kemenparekraf).
•Contoh Implementasi:
•Perikanan berkelanjutan dapat meningkatkan pendapatan nelayan hingga 30%, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem laut yang vital untuk ketahanan pangan (WWF Indonesia, 2022).
Ekonomi Hijau
Sektor energi terbarukan dan praktik ramah lingkungan menjadi fokus utama ekonomi hijau yang mendorong keberlanjutan.
•Potensi Energi Terbarukan:
•Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sebesar 443 GW, namun baru dimanfaatkan sekitar 2,5% (ESDM, 2023).
•Dengan pengembangan energi surya dan panas bumi, Indonesia dapat mendukung target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada 2025.
•Contoh Implementasi:
•Investasi dalam energi terbarukan dapat menciptakan ribuan lapangan kerja baru, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mendorong inovasi teknologi hijau.
2. Diversifikasi Ekonomi dan Pengurangan Ketergantungan pada Sumber Daya Non-Renewable
Sebagai negara yang masih bergantung pada ekspor komoditas seperti batu bara dan minyak sawit, diversifikasi ekonomi menjadi sangat penting. Ekonomi biru dan hijau menawarkan beberapa sektor baru yang dapat memperkuat fondasi ekonomi Indonesia:
•Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang:
•Sampah plastik laut dapat diubah menjadi bahan baku industri yang bernilai hingga Rp 14 triliun per tahun (World Bank).
•Pertanian Organik:
•Pertanian organik meningkatkan produktivitas hingga 15-20% dibandingkan dengan metode konvensional (FAO, 2021).
•Ekowisata:
•Destinasi eco-friendly seperti Taman Nasional Komodo berpotensi meningkatkan kunjungan wisatawan internasional dan mendongkrak pendapatan sektor pariwisata.
3. Menciptakan Lapangan Kerja yang Berkelanjutan
Ekonomi biru dan hijau tidak hanya memperkuat sektor ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan:
•Ekonomi Biru:
•Menghasilkan pekerjaan di sektor perikanan berkelanjutan, wisata bahari, dan teknologi kelautan seperti energi arus laut.
•Ekonomi Hijau:
•Menurut laporan ILO (2021), transisi menuju ekonomi hijau dapat menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan, pertanian organik, dan kendaraan listrik hingga 2030.
4. Meningkatkan Ketahanan Nasional
Ekonomi biru dan hijau juga mendukung ketahanan nasional di berbagai sektor vital:
•Ketahanan Pangan:
•Pengelolaan yang baik terhadap sumber daya laut dan pertanian hijau akan memastikan ketersediaan pangan yang berkualitas dan berkelanjutan.
•Ketahanan Energi:
•Dengan memanfaatkan energi terbarukan, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil dan meningkatkan kemandirian energi nasional.
5. Mengatasi Tantangan Lingkungan
Sebagai negara yang rentan terhadap perubahan iklim, Indonesia perlu strategi mitigasi dan adaptasi yang lebih kuat:
•Ekonomi Biru:
•Melindungi ekosistem laut, seperti mangrove, yang dapat menyerap 4 kali lebih banyak karbon dibandingkan hutan darat, serta terumbu karang yang berfungsi sebagai penyangga alami terhadap kenaikan permukaan laut.
•Ekonomi Hijau:
•Indonesia memiliki hutan tropis yang mampu menyerap 2 miliar ton CO₂ per tahun, yang dapat membantu mengurangi emisi karbon secara signifikan (World Resources Institute).
6. Menarik Investasi Internasional
Investasi dalam ekonomi biru dan hijau semakin diminati oleh pasar global yang sadar akan pentingnya keberlanjutan. Indonesia memiliki peluang untuk menarik investasi internasional, terutama di sektor energi terbarukan dan ekowisata:
•Investasi Hijau:
•Pendanaan internasional untuk proyek energi terbarukan, daur ulang, dan mitigasi perubahan iklim dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
•Ekowisata:
•Destinasi eco-friendly yang ramah lingkungan akan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara dan memberikan kontribusi pada devisa negara.
7. Tantangan yang Harus Diatasi
Walaupun potensi ekonomi biru dan hijau sangat besar, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi:
1.Kurangnya Infrastruktur: Teknologi energi terbarukan dan pengelolaan kelautan yang berkelanjutan memerlukan investasi besar.
2.Koordinasi Kebijakan: Kebijakan sering kali berjalan lambat atau tumpang tindih antara pemerintah pusat dan daerah.
3.Kesadaran Masyarakat: Kampanye kesadaran yang lebih luas diperlukan untuk mengedukasi masyarakat dan pelaku industri tentang pentingnya keberlanjutan.
Kesimpulan
Ekonomi biru dan hijau menawarkan peluang besar untuk:
•Meningkatkan PDB Indonesia secara inklusif dan berkelanjutan.
•Menciptakan lapangan kerja yang inovatif dan berdaya saing tinggi.
•Melindungi lingkungan dan mendukung adaptasi terhadap perubahan iklim.
Dengan strategi yang tepat dan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi ini untuk menciptakan fondasi ekonomi yang kuat dan berkelanjutan menuju negara maju pada 2045. Indonesia Emas bukanlah impian yang jauh dari kenyataan, melainkan sebuah tujuan yang dapat tercapai melalui ekonomi biru dan hijau yang saling mendukung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H