2. Genggam erat hafalan yang sudah dimiliki
Ada sebuah riwayat yang mengatakan bahwa hafalan qur'an itu lebih cepat hilangnya daripada seekor unta yang tidak terikat. Mungkin memang yang terjadi seperti itu. Kita mudah kehilangan hafalan karena banyak sebab. Kadang karena menurunnya intensitas terhadap interaksi kita dengan alquran, kadang karena quran sudah bosan dengan kita yang sekarang sudah jarang perhatian terhadapnya, bahkan kadang karena kita berbuat maksiat sehingga tanpa disdadari alquran menauh dari kita sedikit-demi sedikit karena berfikir bahwa dia salah memilih orang sebagai penjaganya, hehe.
Sebetulnya tugas utama para penghafal itu menjaga hafalan. Itulah mengapa para hafidz harus selalu dekat dengan quran pada setiap harinya bagaimanapun episod kehidupan yang sedang dijalaninya. Ketika alquran memilih raga seseorang untuk ditempati maka tidak ada pilihan bagi orang tersebut selain menjaganya sampai akhir hayat. Ceileehhh...
3. Jangan ketinggalan untuk sholat malam
Proses menghafal alqur'an itu tidak boleh dipisahkan jauh-jauh dengan ibadah sholat malam. Mengapa? Karena keduanya bisa jadi satu paket. Ketika seseorang sedang menghafal kok pengin bangun buat sholat malam ya. Ketika dini hari, kok waktu ini enak buat mengulang hafalan ya. Btw pengalaman rasa tersebut sudah lazim dialami oleh para penghafal qur'an ya.
Dari Hasan Al Bashri rahimahulloh : "Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menganggap Al Quran sebagai kumpulan surat dari Rabb mereka.. ..oleh karenanya mereka metaddaburinya di saat malam serta mengamalkannya di siang hari."
4. Malu terhadap alqur'an yang melekat di dada
Massa iya seorang penghafal qur'an tidak segan-segan dalam berbuat maksiat. Dulu imam Syafi'i rahimahullah pernah kehilangan hafalan yang sangat banyak karena tak sengaja melihat paha wanita. Sedangkan mata kita digunakan sehari-ahri untuk apa, hmmm. Massa iya seorang penghafal qur'an sombong, takabbur, dan riya. Kan lebih cocok untuk berperilaku tawadhu', tenang, serta berwibawa.Â
Massa iya penghafal quran lamban berlomba-lomba dalam kebaikan, padahal dia sudah hafal ayat-ayat yang menjelaskan tentang amal-amal yang musti dikerjakan. Jadi, bertanggung jawablah dengan menjadikan diri sendiri sebagai cerminan dari ayat-ayat yang telah dihafal. Massa iya seorang hafidz tidak bertanggung jawab terhadap ayat-ayat yang telah dia hafal.
Apa yang dirasakan ketika seseorang menghafal qur'an berbeda dengan orang-orang yang belum menghafalnya, ketenangan, rasa percaya diri, dan stabilitas psikologis akan selalu hadir begitu saja pada setiap waktu. Namun yang lebih utama dari semua itu adalah apa yang akan didapatkannya di akhirat kelak. Yuk, cari tahu keutamaan menghafal quran agar kita senantiasa termotivasi....Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H