Mohon tunggu...
Azza Laila
Azza Laila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Masa Remaja Awal dan Akhirnya

12 Desember 2022   18:18 Diperbarui: 12 Desember 2022   18:30 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) kata remaja bermakna sebagai mulai dewasa; sudah cukup umur untuk menikah; muda; pemuda. Masa remaja disebut juga dengan adolescence. Adolescence atau remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti "tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa". Jadi masa remaja merupakan salah satu fase seseorang yang berada dalam masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. 

Menurut WHO, masa remaja terjadi pada tentang usia 10-19 tahun. Sementara, menurut Peraturan Menteri Kesehatan, arti remaja merupakan penduduk yang berusia 10-18 tahun. Tetapi umumnya masa remaja berada direntang usia 10-24 tahun. Melansir dari Association of Maternal & Child Health Programs, penelitian menyebutkan bahwa ada tiga fase masa remaja dalam tahap perkembangan usia, yaitu remaja awal (10-14 tahun), remaja pertengahan (14-17 tahun), dan remaja akhir (17-24 tahun) . 

Pada tentang usia remaja, anak akan mengalami banyak perubahan. Perubahannya diantara lain seperti perkembangan fisik, perkembangan kognitif, hingga perkembangan sosioemosional.

Berikut tiga fase dalam masa perkembangan remaja:

1. Fase Remaja Awal

Fase ini memiliki tentang usia antara 10-14 tahun. Pada masa ini anak akan tumbuh dengan cepat dan mengalami tahap awal masa pubertas. Baik anak perempuan dan laki-laki akan mengalami banyak perubahan. Berikut beberapa perubahan pada masa remaja awal. 

* Perkembangan fisik remaja awal:

- munculnya rambut ketiak dan kemaluan

- pertumbuhan payudara (pada anak perempuan) 

- keputihan dan mulai menstruasi

- mimpi basah pada remaja laki-laki

- testis yang membesar pada remaja laki-laki

* Perkembangan kognitif remaja awal:

- menggunakan pemikiran yang lebih kompleks

- mulai menunjukkan penggunaan operasi logika

* Perkembangan emosional remaja awal:

- mengamati orang tua dan guru lebih objektif

- memberikan pendapatnya sendiri

- seringkali terjadi kemarahan

- cenderung pemurung

* Perkembangan sosial remaja awal

- pertemanan yang menguat

- kompetitif terhadap teman yang tidak sekelompok

- lebih suka bermain dengan sesama gender

2. Fase Remaja Pertengahan

Fase ini memiliki rentang usia antara 14-17 tahun. Berikut beberapa perubahan yang terjadi pada masa remaja pertengahan. 

* Perkembangan fisik remaja pertengahan

- tubuhnya akan semakin tinggi dan berat

- otot semakin besar

- alat reproduksi berkembang

- bertambahnya produksi keringat

- suara menjadi lebih berat pada remaja laki-laki

- pinggang, panggul mulai membesar pada remaja wanita. 

* Perkembangan kognitif remaja pertengahan

-memperluas pemikiran

- sering bertanya lebih ekstensif

- memikirkan dan mulai membentuk kedepan etik sendiri

* Perkembangan emosional remaja pertengahan

- mulai memperlihatkan kepedulian

- suasana hati yang mulai berubah

- konflik dengan orang tua sering terjadi

* Perkembangan sosial remaja pertengahan

- mempunyai ikatan dengan sahabat

- menjaga hubungan baik dengan sahabat

3. Fase Remaja Akhir

Fase ini memiliki rentang usia antara 17-24 tahun. Menurut Lustin Pikunas (1976), masa remaja akhir ditandai oleh keinginan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang secara matang, agar dapat diterima oleh teman sebaya , orang sekitar, dan budaya. Berikut beberapa perubahan yang terjadi pada masa remaja akhir. 

* Perkembangan fisik remaja akhir

- fisik sepenuhnya telah berkembang

- struktur dan pertumbuhan reproduktif hampir komplit

* Perkembangan kognitif remaja akhir

- mulai fokus berpikir untuk membuat keputusan tentang karier

- sering mengembangkan pandangan idealis

* Perkembangan emosional remaja akhir

- mulai sadar dan mengerti apa yang diinginkan

- mulai mencoba dunia baru

- semakin yakin untuk mempertahankan kemandiriannya

* Perkembangan sosial remaja akhir

- menghabiskan waktu dengan teman terdekat

- sudah mulai nyaman dengan orang tua

- mulai menerima pendapat orang lain

Menurut E. B. Hurlock dalam buku yang berjudul Psikologi Perkembangan Edisi 5 (2001), tugas dari perkembangan remaja ialah:

1. Mencapai suatu hubungan atau pertemanan baru dengan teman sebaya laki-laki maupun perempuan;

2. Mencapai suatu peran sosial yang baik;

3. Dapat menerima keadaan fisiknya;

4. Mencapai suatu perilaku yang bertanggung jawab;

5. Mencapai dalam kemandirian;

6. Mempersiapkan karier;

7. Mempersiakan perkawinan dalam keluarga;

8. Memperoleh suatu sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku. 

Pada masa remaja ini pasti anak sudah mulai bisa untuk memberontak orang tua. Karena hal ini bisa terjadi pada perkembangan psikologi seorang anak remaja. Berikut beberapa penyebab seorang anak remaja jadi memberontak:

* merasa tidak nyaman saat di rumah

Seorang anak akan merasa tidak aman di rumah ketika disebuah rumah terjadi perkelahian antara orang tua ataupun permasalahan yang lain. 

* permasalahan yang ada di sekolah

Di sekolah, seorang anak pasti akan mengalami permasalahan-permasalahan, seperti adanya antar sahabat, terjadinya bullying, dan lain-lain. 

* merasa tidak dihargai

Seorang anak akan merasa tidak dihargai jika orang tua membandingkan dia dengan sang kakak ataupun temannya. Itulah yang akan menyebabkan seorang anak memberontak. 

* tidak bijak dalam menggunakan media sosial

Seorang anak akan mengalami kecanduaan jika ia tidak bijak dalam menggunakan media sosial. 

Nah untuk menangani masalah ini maka sebagai orang tua perlu untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

- menjaga komunikasi dengan anak

Sebagai orang tua, maka kita harus menjaga komunikasi dengan anak. Agar tidak terjadi kesalahpahaman diantara keduanya. 

- saling menghargai pendapat

Sebagai orang tua kita harus mendengarkan pendapat dari anak agar membuat ikatan antara anak dan orang tua semakin  erat. 

- melibatkan anak dalam membuat peraturan

Saat membuat peraturan hendaknya orang tua melibatkan sang anak agar anak bisa bertanggungjawab dan menaati peraturan yang ada. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun