Yesus Mengantarkannya pada Imam Husein
Perempuan ini adalah orang yang saya kenal ketika ziarah Arbain 2017. Saya memanggilnya Bu Maryam. Ibu ini adalah seorang mualaf. Beliau memeluk Kristen Protestan sebelumnya, dan beliau adalah aktivis gereja, keaktifannya di gereja membuat anak-anak beliau juga aktif ikut kegiatan di gereja.Â
Semua berjalan baik-baik saja, hingga beliau dan suaminya ingin bercerai. Namun ia tak bisa, karena ajaran protestan mengatakan bahwa cerai itu tidak diperbolehkan. Maka ia tidak bisa bercerai dan tinggal satu atap dengan suaminya seperti orang asing selama bertahun-tahun. Mereka telah memutuskan hubungan dan hidup dalam kehidupan mereka masing-masing meski tinggal satu rumah.Â
Hal itu membuat Ibu Maryam tersiksa, dalam hatinya ia mengalami pertentangan karena ia ingin bercerai namun agama yang dianutnya melarangnya. Setiap malam Bu Maryam berdoa dan menangis meminta kepada Yesus untuk ditunjukkan kebenaran.
Hingga suatu hari teman Bu Maryam yang merupakan pengacara mengatakan jika ia ingin bercerai maka pindahlah agama Islam, pasti pengajuan cerainya disetujui. Dengan berbagai macam pertimbangan, akhirnya Bu Maryam memutuskan untuk masuk Islam dan mengajukan perceraian, dan perceraian itu pun disetujui.Â
Semua orang termasuk anak-anak bu Maryam kaget mendengar hal ini, kabar masuknya Bu Maryam menjadi Islam pun tersiar di gereja dan ia menjadi buah bibir di kalangan gereja. Seorang aktivis gereja, pindah agama Islam dan bercerai.
Disinilah perjalanan Bu Maryam mencari kebenaran dimulai. Tak disangka Yesus betul-betul mengantarkannya perlahan-lahan. Bu Maryam masih bingung, ia masuk Islam karena ingin cerai, ia pun sudah tidak diterima di gereja, namun ia juga tidak menyukai Islam apalagi kasus yang sering ia dengar adalah kasus intoleransi dan kekerasan oleh sebagian oknum yang mengaku Islam.Â
Ia terus meminta pentunjuk kepada Yesus, dan ia pun mulai mencari. Ia mengikuti berbagai macam kajian-kajian Islam. Ia juga mempelajari Al Quran hingga ia bisa membacanya. Dalam hati ia belum terlalu yakin terhadap Islam, ia sering membandingkan Islam dengan Kristen. Banyak hal yang harus ia sesuaikan dengan anak-anaknya yang beragama Kristen. Ketika mengikuti kajian, ia dilarang mengucapkan natal pada anak-anaknya, dilarang memberkati anak-anaknya.Â
Ia merasa bahwa Islam malah semakin menjauhkan dirinya dengan anak-anak. Ia kemudian melontarkan banyak pertanyaan-pertanyaan kritis terkait Islam, hal ini dilakukannya agar dia semakin yakin jika Islam adalah kebenaran, ia ingin membuktikannya secara rasional, bukan melalui doktrin.
Satu teman akhirnya mengusulkannya agar belajar kepada Ust. M. Rusli Malik, teman itu mengatakan bahwa Ust. Rusli lah yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kritisnya. Ia mulai membuka youtube Ust. Rusli dan mengikuti kajiannya. Setelah itu ia mulai datang ke tempat kajian Ust. Rusli, Ust. Rusli pun menyambut bu Maryam dengan baik.
 Benar kata temannya, Ust. Rusli mampu menjawab segala pertanyaan Bu Maryam dengan rasionalitas bukan doktrin. Ust. Rusli memberi bu Maryam berbagai macam buku untuk dipelajari, setiap hari Bu Maryam membaca dan belajar tentang Islam. Bu Maryam pun akhirnya menanyakan kepada Ust. Rusli terkait natal, dan Ust. Rusli mengatakan agar Bu Maryam menjalankan rutinitas seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu menngucapkan selamat natal dan memberkati anak-anaknya.Â