Sekarang ini banyak orang mengatur pola makan untuk menjaga kestabilan berat badannya. Selain untuk menjaga kestabilan juga untuk menjaga kesehatan. Tak hanya itu, mereka sering mengurangi porsi makan, mengganti dengan sesuatu yang tidak akan menambah berat badan. Terkadang ada yang melakukan terapi, akupunktur, dsb untuk menurukan berat badan. Berdasarkan pengalaman turunnya berat badan sebenarnya tidak sulit. Saya pernah gemuk beberapa tahun yang lalu dengan berat badan 49 kg dan tinggi 151 cm. Cukup membuat saya kesulitan dalam berjalan, baju-baju pun sesak dipakai. Kemudian, saya mulai mengurangi makan dan olahraga cardio setiap hari. Saya paksa meskipun tubuh terkadang kelelahan, dan minum air sebanyak-banyaknya. Namun, usaha saya itu tidak membuahkan hasil.
Selang beberapa bulan, aktivitas saya begitu padat, hingga saya tak punya waktu untuk olahraga, dan padatnya aktivitas juga membuat saya tak mampu untuk mengurangi porsi makan. Sebenarnya porsi makan saya sudah sedikit, jadi ketika saya kurangi porsi itu artinya sedikit sekali dan itu membuat saya tersiksa. Tak selang berapa lama, berat bada saya turun secara bertahap, mulai dari 2 kg pasca Ramadhan, setelah itu turun lagi 2 kg seterusnya hingga 41 kg. Berat badan 41 kg ini menurut saya sudah ideal dan tidak membuat saya kesulitan untuk berjalan dan beraktivitas.
Hingga saat ini berat badan saya stabil 41 kg hanya beberapa kali naik kemudian turun, atau turun kemudian naik lagi. Untuk itu saya analisis apa yang sebernarnya terjadi pada tubuh saya, dan berikut tips-tips untuk menurunkan berat badan secara alami.
Hal pertama yang harus kita kendalikan adalah MINDSET. Banyak orang menganggap bahwa kurus langsing dan sedikit makan adalah baik dan selaras. Padahal tidak demikian. Usahakanlah untuk MENGUBAH MINDSET kita secara perlahan, hingga mindsetkita tertanam dalam jiwa kita. Pola pikir yang harus kita ubah adalah:
1. Bukan langsing tapi sehat
Tujuan utama kita untuk menurunkan berat badan adalah sehat. Langsing bukan berarti sehat, maka jangan jadikan langsing sebagai tujuan melainkan sehat. Â Berat badan yang ideal, bukan berarti kurus, tapi proposional, memudahkan kita dalam beraktivitas. Berat badan yang proposional juga mengurangi resiko terkena penyakit. Sehingga berat badan proposional ini tidak harus kurus, boleh jadi tubuh yang berisi, namun berdasarkan Indeks Massa Tubuhnya normal dan bukan obesitas. Karena yang memiliki resiko penyakit adalah obesitas.
2. Sampai kapanpun camilan tidak sehat bukan sahabat tubuh
Camilan memang bisa dijadikan pelarian dari stress, camilan juga teman yang baik untuk mengerjakan tugas-tugas. Namun, perlu diingat tidak semua camilan itu baik. Saya dulunya adalah penyuka camilan, camilan seperti chiki, jajanan yang dijual kiloan, atau gorengan. Sulit sekali meninggalkan kebiasaan itu, namun saya ubah mindset bahwa camilan itu tidak sehat. Lambat laun kebiasaan itu hilang, bukan berarti saya tidak makan sama sekali. Saya masih makan, namun sesekali, dan ketika saya makan, saya bisa mengendalikannya. Mungkin sekitar beberapa kali makan dan berhenti. Jadi mindset yang saya ciptakan adalah camilan itu tidak sehat, makanlah sesekali dan jangan berlebihan.
Selain itu sebelum kita ngemil, makanlah sesuatu yang berat atau mengenyangkan, sehingga ketika ngemil, tubuh tidak terlalu kuat untuk menampung makanan. Akibatnya kita hanya makan sedikit camilan. Selalu ingat bahwa makan karbohidrat yang banyak bisa diimbangi dengan aktivitas yang banyak, namun camilan banyak tidak bisa diimbangi dengan aktivitas yang banyak.
Tips yang lain adalah pilihlah camilan yang sehat, atau buatlah camilan mu sendiri. Misal seperti pempek, cilok, kue, dsb. Hal ini juga yang sering saya lakukan, sehingga saya bisa mengontrol sendiri camilan yang saya makan.
3. Ukuran lambung kita sebesar genggaman kita
Perlu diketahui bahwa ukuran lambung kita tidak besar namun bisa juga melar. Semakin melar maka semakin banyak juga makanan yang bisa ditampun oleh lambung. Ubahlah mindset kita bahwa lambung kita tidak besar, sehingga makanlah sesuai ukuran tubuh kita.
Selain itu buatlah porsi yang seimbang antara karbohidrat dan sayur. Kebiasaan orang Indonesia adalah nasi banyak, sayur sedikit, dan lauk banyak. Padahal pembagian itu idak seimbang karena masing-masing komponen menyumbang nutrisi sehingga kita perlu untuk menkonsumsinya secara seimbang. Makanlah dengan porsi nasi dan sayur yang seimbang atau sama banyak, artinya kurangi porsi nasi yang biasanya banyak, dan ganti lah dengan sayur.
Makanlah protein hewani dan nabati secara bergantian dan jangan berlebihan. Â Dan jangan lupa buah, air hangat, dan air putih.
Demikian tips yang bisa saya berikan seputar pola makan. Ketika pola makan sudah terjaga, tubuh kita sendiri akan merasakan perbedaan jika terjadi ketidak seimbangan. Misal ketika saya jarang makan sayur, maka tubuh akan terasa tidak enak dan pencernaan juga terganggu.
Jangan terburu-buru dalam mengubah pola makan namun ubahlah mindset dari sekarang. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H