Konseling adalah pemberian bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli yang dilakukan secara langsung (face to face), dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh konseli. Kata sebaya sendiri memiliki padanan kata dengan teman seumuran. Sehingga konseling sebaya merupakan upaya dalam memberikan bimbingan secara one to one relationship yang dilakukan oleh individu yang seumuran.Â
Sebelum dapat melakukan konseling, konselor sebaya tentunya dibekali keterampilan-keterampilan dasar terlebih dahulu agar konseling dapat berjalan dengan lancar. Keterampilan dasar yang dimiliki oleh konselor sebaya nantinya akan berpengaruh pada hasil konseling.Â
Potensi dalam diri yakni kemampuan terpendam, baik secara fisik maupun nonfisik, yang mungkin dapat dikembangkan bila mendapat dukungan serta tunjangan sarana prasarana yang memadai. Dalam rangka untuk meningkatkan potensi, salah satu upaya dari pihak sekolah yakni dengan adanya ekstrakurikuler.Â
Ekstrakurikuler yang cocok dengan pribadi siswa dapat diketahui melalui minat bakat yang dimiliki. Bagi siswa yang belum mengetahuinya dapat menemui guru BK untuk berkonsultasi mengenai potensi diri. Namun bagi beberapa siswa terkadang merasa kurang nyaman untuk berhadapan langsung dengan guru BK.Â
Maka dari itu, dengan adanya program konselor sebaya pada tiap sekolah diharapkan siswa menjadi lebih nyaman untuk menceritakan masalah yang dihadapi.Â
Tujuan dari mengetahui potensi diri adalah untuk ditingkatkan sehingga menjadi sebuah keterampilan yang dapat membantu dalam situasi tertentu.Â
Dalam hal ini, program konseling sebaya dirasa efektif dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan potensi diri siswa. Seperti yang kita ketahui, teman sebaya memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan perilaku individu. Guna meningkatkan potensi diri siswa melalui konseling sebaya, dilakukan tahap sebagai berikut:
Tahap awalÂ
Kurang lebih sama dengan tahap konseling pada umumnya, pada tahap awal konselor sebaya membangun rapport dengan attending penuh yang menciptakan suasana bersahabat, hangat, dan nyaman sehingga konseli merasa lebih nyaman dan rileks saat bercerita.
Tahap inti
Pada tahap ini, konselor sebaya menggunakan keterampilan dasar yang telah dibekali sebelumnya kepada konseli untuk menggali atau mengeksplor masalah yang tengah dihadapi. Keterampilan dasar yang digunakan seperti konfrontasi, refleksi, parafrase, memberi informasi, dll.
Tahap akhir
Dilakukannya penyimpulan masalah oleh konselor sebaya. Lalu dilanjutkan dengan mengidentifikasi alternatif apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Serta memberitahukan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ketika berada dalam proses perubahan menuju pribadi yang lebih baik.Â
Tingkat efektivitas atau keberhasilan program konseling sebaya dapat ditinjau dari adanya perubahan yang terjadi (tolak ukur dalam proses konseling yang telah dilakukan).Â
Dalam hal ini, perubahan yang terjadi ditandai seperti siswa mulai membangun rasa percaya dirinya sebagai langkah awal untuk meningkatkan potensi yang dimiliki. Lalu melatih dan mengeksplornya dengan segala dukungan yang diterima. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H