Beberada daerah dibandung telah menggunakan barqode qris untuk membayar parkir, Bagaimana dengan daerah yang bisa terbilang jauh dari kota? Â Seperti daerah padasuka yang bisa terbilang jauh dari kota, ternyata masih banyak atau bahkan hampir semua di daerah padasuka belum menerapkan bayar parkir menggunakan barcode qris. Bahkan juru parkir yang berada di daerah padasuka mengatakan kalau membayar parkir menggunakan barcode qris mungkin terdapat hanya ada di tempat-tempat yang rame pengunjung saja berbeda dengan yang ada di daerah seperti padasuka.
Saya langsung menanyakan beberapa pertanyaan kepada salah satu juru parkir di daerah padasuka yang Bernama pak endang yang berumur 45 tahun, bapak endang telah menjadi juru parkir selama 4 tahun di salah satu apotik di daerah jalan padasuka.
Ketika ditanya tentang bagaimana jika membayar parkir menggunakan barcode qris jawaban yang di keluarkan oleh bapak endang ialah "mungkin menurut Sebagian orang kalau membayar menggunakan barqode qris terlihat praktis dan mudah tapi berbeda dengan juru parkir yang sudah tua seperti saya, tidak mengerti dengan teknologi jaman sekarang" kata pak endang. Ternyata di daerah padasuka masih belum menerapkan tentang membayar parkir menggunakan barcode qris dan ternyata kalau informasi tentang di berlakukannya bayar parkir menggunakan barcode qris baru diketahui oleh bapak endang baru-baru ini setelah di wawancara. Yang nyatanya kalau masih ada beberapa tempat yang masih belum mengetahui informasi berlakunya membayar parkir menggunakan barcode qris.
Ketika ditanya tentang apakah ada yang pernah menawarkan untuk membayar parkir menggunakan qris? pak endang mengatakan kalau dia tidak menargetkan berapa untuk bayar parkir "yauda seikhlasnya aja, ga maksain untuk bayar, kalau lagi ga punya receh atau uang kecil gapapa, kita  sebagai juru parkir menjalankan tugas aja". Tapi kalau buat pendapatan kata bapak endang masih terbilang cukup untung kebutuhan sehari-hari walaupun sehari menjadi juru parkir juga membayar pajak wilayah yang di tempati oleh pak endang sebesar Rp 80.000 perharinya.
Menurut bapak endang kalau membayar parkir menggunakan qris pasti pa endang akan mengalami kesulitan seperti "saya mungkin kesusahan karena scan barcode itu sama saja dengan transfer uang, kalau begitu saya tidak bisa langsung beli kopi atau makan pasti harus ke atm dulu, kalau ke atm saya masih perlu di ajarin anak saya jadi ribet pokoknya mau pake barcode itu" kata pa endang.
Menurut bapak endang sebagai juru parkir di salah satu apotek di daerah jalan padasuka kalau menggunakan barcode qris itu menyusahkan lebih gampang kalau menggunakan cash atau uang tunai, kalau membayar menggunakan barcode qris tidak bisa di lihat hasil pendapatan sehari berapa harus menggunakan HP lagi, berbeda dengan cash yang bisa dilihat wujudnya.
Ketika bapak endang di tanya soal bagaimana pendapat bapak tentang kebijakan membayar parkir menggunakan barcode qris yang akan menyebar luas di daerah bandung?. Pak endang menjawab "kalau itu saya tidak tahu, mungkin saya akan tetap menerima cash, ya karena seperti yang saya bilang tadi susah kalau beli kopi tapi tidak punya uang cash. Tapi kalau itu diwajibkan mau bagaimana lagi".
Setiap jawaban dari bapak endang bisa disimpulkan bahwa informasi tentang membayar parkir menggunakan barcode qris belum sampai ke beberapa titik daerah salah satunya seperti daerah padasuka. Dan masih ada orang yang akan kesusahan untuk menggunakan teknologi seperti bapak endang yang tidak ingin ribet dan ingin langsung menggunakan cash saja. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H