Literasi dalam bermedia sosial pun sangat diperlukan. Dalam bermedia sosial, kita pasti mendapatkan banyak informasi-informasi penting yang harusnya kita mengerti. Anak-anak muda zaman sekarang terkadang pun masih sulit untuk literasi dalam sosial media. Menurut mereka, lebih baik menonton sebuah konten yang bersifat menghibur daripada membaca barisan teks, membuat mereka enggan membacanya. Sungguh sangat disayangkan namun nyata adanya.
Padahal literasi bukan berarti kita harus membaca sebuah buku tebal atapun membaca sebuah tulisan yang rumit. Namun dalam kehidupan sehari-hari pun kita masih dapat berliterasi melalui pembelajaran, menulis rangkuman, bahkan membaca sebuah cerpen yang menghibur pun tetap bisa kita katakan sebagai bentuk literasi.Â
Anak-anak muda zaman sekarang tidak suka membaca buku, mereka lebih suka scrolling media sosial di bandingkan membaca. Namun alasan kurangnya literasi di Indonesia bukan hanya karena itu saja. Salah satu faktor rendahnya literasi di Indonesia ialah jumlah buku. Kalian tidak salah baca kok. Nyatanya penduduk Indonesia yang sangat banyak ini, kita hanya memiliki  22.318.083 eksemplar. Dimana rasio nasional buku terhadap penduduk hanya 0,09. Ibaratnya yaitu seperti satu buku yang dibaca dan ditungguin sama 11 orang hanya untuk membaca buku yang sama.
Bahkan didalam sekolah pun, terkadang buku media cetak yang ada di perpustakaan hanya ada sedikit sekali dibandingkan jumlah siswa seangkatan. Membuat 1 bangku hanya memiliki 1 buku cetak pelajaran. Adapun juga satu buku untuk dibaca bersama 4 orang. Tentu ini berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri.Â
Jika saya yang tinggal di perkotaan saja mengalami hal seperti ini, lalu bagaimana dengan saudara kita yang ada di perdesaan. Tentu buku yang mereka miliki lebih sedikit, membuat literasi di sana lebih kurang lagi. Membuat kualitas pendidikan di daerah yang terpencil lebih rendah lagi. sungguh sangat miris.
Salah satu faktor inilah yang menjadikan sebuah tantangan untuk memeratakan buku ke seluruh daerah di Indonesia.
Namun di Indonesia sendiri masih lumayan juga loh yang masih buta huruf. Bahkan akses-akses pembelajaran minat baca seperti perpustakaan tidak merata. Seperti di Jakarta yang memiliki banyak sekali perpustakan, namun jauh berbeda dengan di Papua yang jumlah perpustakaan maupun akses literasi nya amat sangat sedikit.
Namun apakah hanya itu? Adapun juga negara-negara lain yang memiliki perpustakaan yang lebih sedikit di bandingkan negara kita namun mereka berada jauh tingkatan literasinya dibanding kita. Saya sendiri pun sebenarnya suka sekali membaca buku. Sebab itu terkadang saat melihat ada orang yang tidak suka membaca itu terkesan aneh. Lalu saya bertanya kepada diri sendiri kenapa suka membaca. Dan nyatanya disebabkan karena rasa keingintahuanku terhadap suatu hal.
Biasanya jika saya ingin mengetahui sesuatu, saya akan mencarinya melalui membaca maupun bertanya kepada sang ahli. Namun saya juga sadar itu juga karena faktor lingkungan. Keluarga saya tidak suka membaca bahkan buku bacaan saja tidak punya, namun sayalah yang selalu membeli buku.Â
Itu dikarenakan dulu waktu SD selalu membaca buku diperpustakaan. Awalnya hanya iseng namun kelama-lamaan akan seru dan suka dengan sendirinya.
Mungkin saja orang lain juga akan menyukai membaca buku jika mereka mulai terbiasa dan cocok dengannya.