Di kebun hati yang rimbun, bunga cinta bermekaran,
Namun, di antara kelopak itu, tumbuh satu benih terlarang.
Seperti angin yang berbisik di malam sunyi,
Dia adalah bayangan yang menari di antara bintang.
Dia seperti senja yang merayu matahari untuk tetap,
Sebuah cinta terlarang, dihiasi rindu dan peluk yang rapat.
Seakan pelangi yang membelah langit berawan,
Namun tak terjamah, tak tercicip oleh dunia yang nyata.
Dia adalah luka yang tersembunyi dalam senyuman,
Sebuah lukisan diam yang ditenun oleh waktu dan hati yang resah.
Seperti ombak yang mencari pantai di tengah laut luas,
Dia adalah pasangan cadangan, cinta yang terlarang namun dalam.
Di dalam kegelapan, dia adalah bintang yang bersinar sendiri,
Menyelinap di antara kata-kata dan sentuhan diam.
Seperti puisi yang tersembunyi dalam kerinduan,
Dia adalah perumpamaan cinta, yang tak terungkapkan dalam kata-kata.
Namun, di antara rahasia yang terjaga rapat,
Terukirlah cerita dua hati yang berani merayakan,
Meski terlarang, namun merajut kisah indah,
Sebuah perumpamaan cinta yang tak bisa dilupakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H