Belum lengkap rasanya menjadi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta apabila belum mengenal kuliner nasi kuning satu ini. Masakan yang kaya akan rempah dengan beberapa lauk pendamping ini banyak digemari oleh masyarakat.
Salah satu yang populer di kalangan mahasiswa UIN Jakarta adalah Nasi Kuning Lidah Rakyat. Uniknya nasi kuning yang dikelola oleh beberapa mahasiswa UIN Jakarta ini buka pada pukul 19.00 WIB, alih-alih buka di pagi hari seperti nasi kuning pada umumnya.
Nasi Kuning Lidah Rakyat atau kerap disebut NasKun, belum lama ini tepatnya di tanggal 20 November kemarin mengadakan program makan malam gratis bagi mahasiswa UIN Jakarta yang mau menonton bareng pertandingan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melawan IPDN.
Pertandingan TWK UIN Jakarta melawan IPDN menjadi sorotan hangat bagi mahasiswa. Digelar pada hari Minggu (20/11) pukul 19.00 WIB oleh tim Narasi TV, UIN Jakarta berhasil pulang sebagai pemenang di TWK Season 2 ini.
Kemeriahan turut dirayakan oleh mahasiswa UIN Jakarta di luar studio Narasi. Tidak sedikit mahasiswa yang hadir di outlet NasKun Lidah Rakyat untuk menonton pertandingan tersebut. Suasana pada malam itu penuh dengan antusias dan kecemasan penonton pada pertanyaan terakhir yang akan menentukan siapa pemenangnya.
Dengan skor 11 poin diperoleh UIN Jakarta dan 10 poin diraih oleh IPDN sebagai skor terakhir. UIN Jakarta memenangkan pertandingan serta membawa pulang hadiah berupa uang dengan nominal sebesar 50 juta rupiah.
NasKun Lidah Rakyat membuat program ini sebagai bentuk dukungan untuk tim UIN Jakarta. Khususnya Rian Fahardhi, alumni UIN Jakarta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang menjadi peserta pada malam itu sekaligus pemilik dari kuliner NasKun Lidah Rakyat.
“Sebenernya (nasi kuning) punya bareng-bareng, dikelola bareng-bareng. Kalau kita hitung ownernya ada 3 orang. 2 mahasiwa UIN, 1 mahasiswa Pamulang. Salah satunya itu Rian Fahardhi yang jadi peserta TWK, makanya digratisin, ibarat kata sebagai perayaan sama bentuk dukungan lah buat dia,” ujar William, mahasiswa UIN Jakarta Fakultas Dirasat Islamiyah yang juga pemilik dan bekerja di Nasi Kuning Lidah Rakyat pada Minggu (11/12/2022).
Berlokasi di depan gerbang Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, program tersebut menuai respon positif. Pengumuman program ini disebarkan melalui akun Instagram Nasi Kuning Lidah Rakyat dan akun pribadi milik Rian Fahardhi.
“Pembagiannya itu sebenernya nanti, pas pertandingannya selesai. Layar yang disediain buat nonton juga sebenernya nggak yang gede, paling cuma sebesar layar laptop aja. Tapi alhamdulillah yang dateng tetep banyak,” papar William.
Meskipun layar yang disediakan untuk menonton tidak terlalu besar, hal tersebut tidak menurunkan perasaan antusias mahasiswa yang datang. Sekiranya menurut William pada malam itu berhasil membagikan 40 porsi nasi kuning gratis. Namun pengunjung harus bersabar terlebih dahulu karena nasi kuning gratis ini baru dapat dinikmati ketika pertandingan TWK telah selesai.
Program yang diadakan ini tentu saja mampu membawa dampak baik bagi kuliner Nasi Kuning Lidah Rakyat. Promosi yang juga dilakukan melalui sosial media Instagram berhasil memperkenalkan Nasi Kuning Lidah Rakyat lebih jauh kepada masyarakat. William merasakan dampak penjualan yang meningkat secara signifikan setelah diadakannya program tersebut.
Respon hangat datang dari salah satu mahasiswa yang hadir pada malam itu. Salah satunya ialah Shidqi, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Tak mau ketinggalan, Shidqi hadir meramaikan program nonton bareng NasKun Lidah Rakyat serta sebagai wujud dukungan untuk tim UIN Jakarta.
“Sebenernya bisa dibilang rame ya karena itu tuh bener-bener karena mereka buka promosi gratis kan. Sekalian nobar TWK untuk support UIN lah, dan gua juga nggak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Gua pengen dukung UIN juga dan gua pengen makan gratis. Jadi, why not?”
Tak hanya itu, ternyata Shidqi merupakan pelanggan tetap NasKun Lidah Rakyat. Menurutnya banyak alasan mengapa dirinya dan kebanyakan mahasiswa lain menjadikan nasi kuning ini sebagai menu andalan.
"Karna pertama budget mahasiswa ya, jelas, mahasiswa tuh lupain rasa dulu lah yang penting masuk kantong. Kedua, 'dia' juga masuk ke kriteria rasa. Budget masuk, rasa masuk, dan ketiga juga tempatnya deket kan. Jadi possible lah buat dipilih," Ujar Shidqi (17/12/2022)
Shidqi juga melanjutkan bahwa program nasi kuning gratis saat menonton Tes Wawasan Kebangsaan UIN Jakarta vs IPDN tempo lalu memberi dampak positif baginya. "Selain kenyang, gua juga dapet banyak relasi di sana. Pokoknya seru, deh."
Varian nasi kuning khas Sulawesi yang dijual oleh Rian Fahardi beserta teman-temannya berhasil menuai omset yang cukup besar. Dengan harga Rp. 10.000 perporsinya, diharapkan nasi kuning ini tetap menjadi makanan khas mahasiswa UIN Jakarta dan bertahan demi menyongsong kelangsungan hidup mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H