Surabaya merupakan kota kedua terbesar di Indonesia. Kota yang menjadi pusat perekonomian Indonesia ini juga mengalami permasalahan seperti yang dialami oleh sebagian besar kota besar lainnya contohnya seperti berbagai ibu kota di seluruh penjuru negara. Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia maka kepadatan penduduknya pun semakin meningkat setiap tahunnya.Â
Ditambah banyaknya orang bermigrasi ke Kota Surabaya. Banyak masyarakat yang berpindah ke Surabaya dengan tujuan yang berbeda-beda tentunya. Seperti mahasiswa belajar dan para fresh graduate mencari lapangan pekerjaan. Karena gaji yang ditawarkan termasuk tinggi diantara kota lain di Indonesia.Â
Namun bagi masyarakat yang memiliki low skill akan sangat sulit bersaing di area perkotaan seperti itu. Hal itu menyebabkan pengangguran dan kemiskinan semakin bertambah di Kota Surabaya. Tingkat ekonomi yang rendah memaksa mereka untuk tinggal dan hidup di area yang tidak seharusnya dihuni atau jika semakin dibiarkan begitu saja akan menyebabkan pemukiman kumuh.
Rumah atau tempat tinggal merupakan kebutuhan primer atau utama bagi manusia sebagai tempat berlindung dari hujan dan panas. Hal ini, dapat menimbulkan pembangunan tempat tinggal atau rumah yang dibangun secara liar dan kurang layak untuk ditinggali.Â
Mereka akan membangun atau membuat rumah di tempat yang kurang layak seperti di pinggir rel kereta api dan di pinggir kali atau di bawah kolong jembatan. Pemandangan semacam ini membuat Kota Surabaya menjadi terlihat kumuh dan tidak tertata.
Pemukiman kumuh dan padat penduduk digambarkan dengan keadaan, seperti bangunan tempat tinggal yang sempit dan kecil, terlihat dibangun secara seadanya, jarak bangunan yang sangat dekat atau berhimpitan satu sama lain, kebersihan lingkungannya yang kurang terjamin karena banyaknya sampah, dan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang kurang memadai.Â
Hal ini dapat mengakibatkan sering terjadinya kebakaran karena konsleting listrik, banjir, dan menimbulkan timbulnya penyakit karena lingkungan yang kumuh dan tidak bersih sehingga hal ini dapat menjadi salah satu permasalahan terbesar yang harus segera diselesaikan oleh Pemerintah Kota Surabaya.Â
Selain itu, pemukiman yang terlalu padat dan kumuh menimbulkan kesan Kota Surabaya menjadi kotor dan tidak tertata dengan rapi.
Beberapa isu perumahan dan hunian di Surabaya
1. Tumbuhnya pemukiman ilegal
2. Para masyarakat yang tidak memiliki tanah atau hunian akan membangun tempat tinggal mereka di atas tanah yang bukan miliknya.
3. Turunnya kualitas lingkungan
4. Banyaknya industri di kota surabaya
5. Mahalnya harga hunian
6. Persaingan pekerjaan
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kekumuhan dari beberapa artikel, antara lain:
1. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi.
2. Ruang terbuka terbatas
3. Jenis pekerjaan informal berpenghasilan rendah
4. Kondisi bangunan sudah tua dan tidak teratur
5. Ventilasi, penerangan dan sanitasi yang buruk
6. Kepadatan bangunan
7. Kondisi drainase, jaringan air minum, jaringan air limbah, jaringan sampah dan buruk
8. Faktor ekonomi dipengaruhi oleh variabel tingkat pendapatan dan harga tanah
Dari faktor-faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan dana lahan untuk perumahan, tingginya jumlah penduduk yang tinggal di kota, jenis pekerjaan informal yang berpendapatan rendah, kondisi bangunan yang sudah tua, kurangnya pengorganisasian dan kondisi lingkungan yang buruk merupakan penyebab utama permasalahan ini.
Selain itu, kepadatan konstruksi, kondisi drainase, sistem air minum, sistem drainase, limbah, jaringan jalan dan faktor ekonomi juga memperparah kondisi permukiman kumuh di kawasan pemukiman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H