Mohon tunggu...
Azzahra Meydina Qanidhar
Azzahra Meydina Qanidhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Gizi Universitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Kepribadian Terhadap Perilaku Diet Sehat Atau Diet Tidak Sehat Pada Remaja Masa Kini

25 Mei 2023   17:30 Diperbarui: 25 Mei 2023   17:33 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern ini, pola makan yang sehat menjadi topik yang semakin mendapat perhatian, terutama di kalangan remaja. Pola makan yang baik berperan penting dalam menjaga kesehatan dan mencegah berbagai penyakit kronis, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Namun, terlepas dari pengetahuan umum tentang pentingnya pola makan yang sehat, perilaku diet sehat atau tidak sehat pada remaja seringkali dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kepribadian individu. Kepribadian dapat memainkan peran krusial dalam membentuk perilaku seseorang, termasuk dalam konteks kebiasaan makan. Setiap individu memiliki karakteristik kepribadian yang unik, seperti tingkat kedisiplinan, kecenderungan mengambil risiko, kecenderungan mengendalikan dorongan hati, dan tingkat kesadaran terhadap kesehatan. Faktor ini dapat mempengaruhi keputusan sehari-hari tentang pola makan remaja.


Tinjauan pustaka tentang pengaruh kepribadian terhadap perilaku diet sehat atau tidak sehat pada remaja menjadi penting untuk memahami peran yang diperankan oleh faktor-faktor kepribadian dalam kebiasaan makan remaja. Dalam tinjauan ini, akan dilakukan penelusuran literatur yang relevan dan terkini untuk mengidentifikasi temuan-temuan yang ada mengenai hubungan antara kepribadian dan perilaku diet pada remaja.


Melalui tinjauan pustaka ini, diharapkan dapat ditemukan bukti-bukti empiris yang dapat menggambarkan pengaruh faktor-faktor kepribadian, seperti kedisiplinan, kecenderungan mengambil risiko, pengendalian impuls, dan kesadaran terhadap kesehatan terhadap kecenderungan remaja untuk memilih pola makan yang sehat atau tidak sehat. Hasil penelusuran ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang berperan dalam perilaku diet remaja, sehingga dapat digunakan untuk merancang intervensi yang lebih efektif dalam mempromosikan pola makan yang sehat di kalangan remaja.


Dengan demikian, tinjauan pustaka ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pengaruh kepribadian terhadap perilaku diet sehat atau tidak sehat pada remaja. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku diet remaja, dapat dirancang strategi intervensi yang tepat untuk mendorong remaja mengadopsi pola makan yang sehat dan mengurangi risiko terkena penyakit yang terkait dengan pola makan yang tidak sehat.


Tinjauan pustaka sebelumnya telah membahas tentang pengaruh kepribadian terhadap perilaku diet sehat atau tidak sehat pada remaja. Dalam penelusuran literatur yang relevan, ditemukan beberapa kelemahan yang sebanding antara faktor-faktor kepribadian dan pola makan remaja.


Salah satu faktor kepribadian yang berpengaruh adalah kedisiplinan. Remaja yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi cenderung memiliki pola makan yang lebih teratur dan konsisten. Mereka lebih mampu mengatur jadwal makan, menghindari makanan cepat saji atau camilan yang tidak sehat, serta menjaga proporsi dan variasi nutrisi yang seimbang. Sebaliknya, remaja yang kurang memiliki kedisiplinan yang baik cenderung rentan terhadap perilaku diet yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan tinggi lemak, gula, atau makanan cepat saji secara berlebihan.


Selain itu, kecenderungan mengambil risiko juga dapat memengaruhi perilaku diet remaja. Remaja yang memiliki kecenderungan untuk mengambil risiko cenderung mengadopsi pola makan yang tidak sehat. Mereka mungkin lebih terbuka terhadap mencoba makanan yang kurang sehat atau mengikuti tren diet yang ekstrem tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan mereka.


Selanjutnya, pengendalian impuls juga dapat memainkan peran penting dalam perilaku diet remaja. Remaja yang memiliki kemampuan yang baik dalam mengendalikan dorongan hati dan menahan diri cenderung lebih mampu mengelola keinginan makan yang tidak sehat. Mereka dapat lebih mudah menolak godaan untuk mengonsumsi makanan berkalori tinggi dan gula yang tidak sehat, serta memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana terkait pilihan makanan.


Tingkat kesadaran terhadap kesehatan juga merupakan faktor kepribadian yang relevan dalam perilaku diet remaja. Remaja yang lebih sadar akan pentingnya kesehatan cenderung memiliki kecenderungan untuk memilih pola makan yang sehat. Mereka mungkin lebih terlibat dalam mencari informasi tentang gizi dan mengenali manfaat dari makanan sehat. Sebaliknya, remaja yang kurang sadar akan kesehatan mungkin kurang memperhatikan konsekuensi jangka panjang dari pola makan yang tidak sehat.
Secara keseluruhan, ringkasan pustaka ini menunjukkan bahwa kepribadian dapat berpengaruh signifikan terhadap perilaku diet sehat atau tidak sehat pada remaja.


Faktor-faktor kepribadian seperti kedisiplinan, kecenderungan mengambil risiko, pengendalian impuls, dan kesadaran terhadap kesehatan dapat mempengaruhi keputusan sehari-hari remaja terkait pola makan. Memahami hubungan antara kepribadian dan perilaku diet dapat memberikan wawasan yang berharga dalam merancang intervensi yang lebih efektif untuk mendorong remaja mengadopsi pola mintervensi yang ditujukan untuk mempengaruhi perilaku diet remaja dapat mempertimbangkan faktor-faktor kepribadian tersebut. Misalnya, dengan memperkuat kedisiplinan, remaja dapat diberikan panduan dan pengaturan yang jelas mengenai pola makan sehat, serta strategi mengatasi godaan makanan tidak sehat. Program-program pendidikan gizi yang mempertimbangkan kecenderungan remaja untuk mengambil risiko juga dapat memberikan informasi yang jelas mengenai konsekuensi jangka panjang dari pola makan yang tidak sehat, serta memberikan alternatif yang menarik dan sehat. Selain itu, pengembangan kemampuan pengendalian impuls melalui pengaturan strategi diri dan pengelolaan stres juga dapat membantu remaja dalam menghadapi situasi-situasi di mana mereka cenderung mengonsumsi makanan tidak sehat secara impulsif. Meningkatkan kesadaran remaja tentang pentingnya kesehatan melalui kampanye penyuluhan dan pendidikan juga dapat menjadi langkah yang efektif dalam mempengaruhi perilaku diet mereka.


Namun, penting untuk diingat bahwa kepribadian hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku diet remaja. Ada juga faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan, seperti lingkungan sosial, pengaruh teman sebaya, aksesibilitas makanan, dan pengetahuan gizi. Oleh karena itu, pendekatan yang komprehensif dan holistik diperlukan dalam merancang intervensi yang efektif untuk mempromosikan pola makan yang sehat pada remaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun