Oleh Azzahra Isnamalika
Saat kutatap ketulusan air
Angin merayuku untuk menatap hujan
Sekadar rasa iri yang tersimpan tentangmu
Oooh Hujan....
Kehadirannya selalu dirindukan semesta
Kedatangannya sangat diharakan berjuta jiwa
Menebar manfaat pada wajah ibu pertiwi
Hujan....
Kau telah menggoreskan senyuman syukur
Pada wajah nan jiwa kami
Tak pernah pamrih mengalirkan air mata kehidupan
Mengalahkan kemarau yang tak henti meneror rasa
Hujan...
Tapi tak selamanya aku kagum kepadamu
Di kala itu aku sangat berduka tentangmu
Niat baikmu kadang dibenci orang
Timbul penyesalan dibalik keberkahan yang kau berikan
Semua perjalanan yang berpijak di bumi
Pasti akan diharapkan dengan berbagai macam tantangan
Begitupun denganmu
Wahai pengangkut air
Perjuanganmu menebar benih kehidupan
Seringkali membutuhkan pengorbanan
Penuh tantangan... hambatan dan tak lupa cacian
Dari jutaan tangan lalai tak berperasaan
Seketika....
eksistensimu menjadi mimpi buruk
Bagi penghuni bumi sekalian
Saat semangat mengiringi gemericikmu
 Badai kehancuran seakan mengintai
Membuahkan bencana
Dan selalu saja menyudutkan alam penyedia kehidupan
Kalau kau bisa berterus terang
Pastilah tak akan terlewatkan
Bukan tak ingin disalahkan
Ataupun dendam akan cacian
Tapi....
Hanya kesadaran setiap insan yang kau impikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H