Menjelang akhir kegiatan, sesi refleksi dan renungan diri diadakan dalam suasana tenang. Anak-anak diminta duduk melingkar, mendengarkan mentor membacakan cerita motivasi tentang pentingnya mencintai diri sendiri. Mereka kemudian diajak menutup mata dan merenungkan hal-hal positif yang telah mereka lakukan hari itu. Beberapa anak terlihat menuliskan refleksi mereka di kertas kecil yang disediakan.
Kegiatan ini membawa dampak signifikan. Anak-anak tidak hanya belajar teori tetapi juga mempraktikkan langsung bagaimana mengelola emosi mereka. Para mentor mencatat bahwa metode seperti roleplay dan papan ekspresi efektif dalam menanamkan pemahaman yang mendalam tentang pengelolaan emosi. Sesi tersebut diakhiri dengan pemberian sertifikat kepada anak-anak, sebagai apresiasi atas partisipasi mereka.
Program di Yayasan Bagea membuktikan bahwa pendekatan kreatif dan partisipatif dapat menjadi kunci dalam membantu anak-anak jalanan menemukan potensi terbaik mereka. Dengan dukungan terus-menerus, diharapkan mereka mampu bangkit dari keterbatasan, membangun karakter yang kuat, dan menjadi bagian dari generasi yang lebih baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H