Mohon tunggu...
Azzahra Astiti Anandari
Azzahra Astiti Anandari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seberapa Penting Kemampuan Meregulasi Emosi bagi Remaja?

12 Oktober 2023   18:33 Diperbarui: 12 Oktober 2023   18:38 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan Plakat kepada Pihak Sekolah , dok pribadi

Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka atau yang lebih akrab dikenal dengan MBKM merupakan salah satu inovasi oleh Kemendikbud Ristek dalam meningkatkan kemampuan para lulusan pendidikan tinggi dengan perkembangan revolusi 4.0. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan inovasinya di luar program studi, terkhususnya terkait dampak pada masyarakat maupun sekitar.

Dalam rangka mendukung kebijakan MBKM tersebut, empat mahasiswa S1 Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret melaksanakan kegiatan KKN-MBKM Riset di SMA Negeri 3 Surakarta melalui arahan Ibu Rini Setyowati, S.Psi., M.Psi., Psikolog sebagai dosen pembimbing MBKM. Kegiatan yang dilaksanakan selama dua pertemuan, yaitu pada tanggal 19 dan 22 September 2023 bertujuan untuk meningkatkan kemampuan regulasi emosi remaja SMA sebagai bentuk preventif terhadap prevalensi gangguan psikologis yang semakin meningkat. Dukungan secara penuh juga diberikan oleh pihak sekolah, terkhususnya mengenai pemetaan siswa sebagai partisipan dengan kondisi yang linear dengan tujuan kegiatan.

Siswa SMA N 3 Surakarta, dok pribadi
Siswa SMA N 3 Surakarta, dok pribadi

Masa remaja merupakan masa transisi yang melibatkan perubahan sosio-emosional. Berbagai peristiwa yang terjadi, tekanan internal, maupun eksternal, menjadi salah satu faktor kompleksitas emosi pada remaja yang belum seutuhnya mengenali diri dan emosi mereka. Dikenal sebagai fase storm and stress, gejolak emosi yang dirasakan amatlah beragam dan naik-turun. Tak ayal, remaja kerap mengalami keterbatasan dalam mengatur emosi dan menahan agresinya yang dapat berdampak pada suatu permasalahan baru. Tidak terekspresikannya emosi, pun dapat menjadi permulaan masalah baru bahkan pencetus adanya gangguan psikologis. Remaja masih kental dengan pencarian jati diri dan penerimaan oleh orang sekitar, sehingga diperlukan kemampuan meregulasi emosi. Regulasi emosi yang baik ialah regulasi emosi yang adaptif terhadap konteks yang mereka hadapi. Pentingnya kemampuan regulasi emosi pada remaja dilakukan sebagai bentuk preventif maupun kuratif terhadap gangguan psikologis.

Psikoedukasi sebagai Bentuk Preventif Gangguan Psikologis, dok pribadi
Psikoedukasi sebagai Bentuk Preventif Gangguan Psikologis, dok pribadi

Pada pertemuan pertama, siswa diperkenalkan dengan dasar emosi yang dirasakan dan kaitannya dengan perubahan fisiologis dan psikologis pada fase remaja yang berdampak pada emosi mereka. Dilanjutkan dengan penugasan sebagai bentuk refleksi diri dengan contoh situasi yang telah disajikan sesuai dengan diri mereka.  Pertemuan selanjutnya, materi dibawakan langsung oleh dosen pembimbing lapangan selaku praktisi psikologi, yakni Ibu Rini Setyowati, S.Psi., M.Psi., Psikolog, yang melanjutkan materi mengenai strategi dalam meregulasi emosi. Materi regulasi emosi berisi strategi regulasi emosi yang adaptif dan applicable dalam mengatasi permasalahan atau situasi tertentu. Selepas materi, siswa secara berkelompok mengerjakan penugasan case study yang relevan dengan materi yang telah disampaikan. Sesi kegiatan ditutup dengan media interaktif yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi dan pemahaman akan dirinya. 

Siswa menunjukkan antusiasme dan keaktifan terhadap kegiatan. dok pribadi
Siswa menunjukkan antusiasme dan keaktifan terhadap kegiatan. dok pribadi

Penugasan pada hari pertama dan kedua memiliki tujuan yang berbeda. Penugasan hari pertama lebih berfokus pada kesadaran pada pemahaman diri dan emosi mereka. Sedangkan penugasan kedua, lebih condong pada bentuk perilaku seharusnya mereka lakukan, setelah mendapatkan pengetahuan mengenai regulasi emosi. Sesuai dengan tujuan tersebut, para siswa mampu menunjukkan adanya peningkatan pemahaman mereka mengenai perilaku yang sesuai. Selain itu, pihak sekolah juga mengungkapkan mendapatkan pengalaman menarik dan berterima kasih membantu pihak sekolah mengenai kegiatan yang bermanfaat untuk para siswanya secara psikologis.

Penyerahan Plakat kepada Pihak Sekolah , dok pribadi
Penyerahan Plakat kepada Pihak Sekolah , dok pribadi

Pada akhirnya, program ini mampu mendorong pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa, juga membantu pihak sekolah dalam pengembangan perilaku adaptif dalam mengelola emosi para siswanya. Menjadikan metode pembelajaran dengan mengaplikasikan media interaktif ataupun media kreatif lainnya ke dalam praktik pengajaran para guru atau tenaga pendidik dapat menjadi evaluasi pihak terkait dengan tujuan yang berdampak positif, sehingga mempermudah pemahaman dan kondisi siswa dalam mengantisipasi prevalensi gangguan psikologis yang mungkin terjadi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun