Mohon tunggu...
Azzahra Fadhlila
Azzahra Fadhlila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Kedokteran UNS

INFJ-A person

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Harapan dari Timbanuh

3 Januari 2023   23:20 Diperbarui: 3 Januari 2023   23:27 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar tidak harus selalu di bangku sekolah. Banyak soft skill yang akan kita dapat apabila kita berani mencoba untuk keluar dari zona nyaman kita. Salah satunya adalah mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat dalam negeri.

Saya Azzahra Fadhlila Aulia Nisa mahasiswa Kedokteran UNS 2019 yang mengikuti pengabdian masyarakat Sahabat Satu Nusa II di Desa Timbanuh, Lombok Timur 13-21 Agustus 2022 yang diselenggarakan oleh Youth As The Cadre #5, suatu lembaga NGO yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat pada daerah-daerah di Indonesia.

Desa Timbanuh adalah desa yang terletak di Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur yang terdiri dari 4 dusun (Dusun Timba Nuh, Dusun Antara, Dusun Semporonan, dan Dusun Kayu Jati). 

Permasalahan yang dihadapi oleh Desa Timbanuh ada dalam beberapa bidang seperti kesehatan, pendidikan, lingkungan dan parekraf (pariwisata dan ekonomi kreatif ). Kami di sini berusaha semaksimal mungkin dapat membantu masyarakat dalam mengatasi masalah yang ada.

Pada bidang kesehatan, Saya sebagai Koordinator Kesehatan bersama teman-teman yang lain membuat beberapa program kerja menyesuaikan statusquo yang ada. 

Masyarakat di sini terutama anak-anak menderita scabies karena masih banyak yang kurang sadar terkait kebersihan rumah khususnya tempat tidur dan juga jauhnya fasilitas kesehatan yang bisa diakses sekitar 30-45 menit perjalanan dari desa tempat tinggal mereka. 

Selain itu, masyarakat lansia juga banyak yang mempunyai riwayat hipertensi dan sesak napas; hal ini disinyalir karena gaya hidup yang kurang diperhatikan (seringnya minum kopi dan gorengan) dan juga kondisi geografis tempat tinggal yang cenderung dingin. 

Problematik lain terkait kesehatan juga di sini masih maraknya pernikahan dini (terjadi pada umur 13 th) yang tentunya akan berdampak pada kesehatan mental maupun fisik anak yang bersangkutan. 

Terkait permasalahan-permasalahan ini kami melakukan beberapa edukasi terkait penyakit-penyakitnya serta mengadakan pengobatan gratis dan mendata dari rumah ke rumah (berhasil mendapatkan data sekitar 120 KK)  mengenai permasalahan kesehatan untuk dapat dijadikan bahan advokasi ke pihak desa. 

Tentu saja pendataan tersebut tidak luput dari kendala susahnya komunikasi karena mayoritas warga disini kurang lancar berbahasa Indonesia, lebih fasih berbahasa Sasak. 

Selain hal-hal tersebut kami juga mengadakan program menunjang kebugaran masyarakat dengan senam bersama pada 17 Agustus 2022 selama kurang lebih 60 menit bekerja sama dengan pemuda-pemudi setempat. 

Kami juga bekerja sama dengan Bidan dalam mengedukasi Ibu-ibu usia subur dan hamil dalam pencegahan stunting pada anak terkait ciri-ciri stunting, cara pencegahan stunting, penanganannya dan juga memberi informasi terkait gizi seimbang dengan Isi Piringku sesuai rekomendasi Kemenkes. Pada bidang lain seperti lingkungan kami mengadakan plangiasi menuju air terjun yang dapat dijadikan sebagai wisata iconic desa dan juga bersih lingkungan serta pengolahan sampah plastik menjadi BBM. 

Pada bidang parekraf kami melakukan pemberdayaan SDM dengan melatih dan mewariskan platform sosial media sebagai sarana promosi wisata Desa Timba Nuh (instagram.com/pokdarwis.timbanuh) selain itu kami juga membantu UMKM sekitar dalam membangkitkan kembali bisnis kopi dan keripik talas yang menjadi khas Desa Timbanuh. 

Selanjutnya, latar belakang pendidikan masyarakat di sini masih banyak yang hanya mengenyam pendidikan sampai jenjang SD saja karena masalah biaya dan akses sekolah lanjutan yang cukup jauh dari desa. 

Terkait hal ini kami mengadakan program berantas buta aksara bagi masyarakat; di sini kami mengajarkan baca tulis bagi yang belum bisa, berbahasa Indonesia dan juga memberi informasi terkait kejar paket serta mengadvokasikan kepada pemerintah desa. 

Tidak hanya program untuk masyarakat dewasa, bidang pendidikan juga turut memberikan sumbangsihnya pada siswa siswi SD-SMP di Desa Timbanuh melalui pembangunan perpustakaan dan juga program sejuta cita yang bertujuan supaya anak-anak di sini memiliki semangat mencapai cita-cita yang tinggi.

Dokpri
Dokpri
Waktu 7 hari mungkin sangat terasa singkat dan masih perlu banyak waktu untuk dapat mengatasi segala permasalahan yang ada, namun di sini progress kecil tetaplah sebuah progress. 

Saya harap program-program yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan semangat warga Timbanuh untuk tetap berkembang dan dapat memberikan gambaran kepada pemerintah bahwa masih banyak saudara kita di kepulauan yang memerlukan perhatian khusus terhadap masalah-masalah yang ada di sana. 

Dengan tulisan ini saya juga berharap dapat memantik api semangat pemuda-pemudi Indonesia untuk lebih membuka mata dan juga bertekad kuat untuk membangun negeri.

“Berikan aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 1 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.” – Bung Karno

Jika bukan dimulai dari kita, lalu siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun