Mohon tunggu...
Azzahra Zhifa Putri Syahrina
Azzahra Zhifa Putri Syahrina Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Nama: Azzahra Zhifa Putri Syahrina NIM: 46123110040 Jurusan: Psikologi Fakultas: Psikologi Kampus: Universitas Mercu Buan, Warung Buncit Angkatan: 43 Mata Kuliah: Kewirausahaan 1 Dosen: Prof. Dr, Apollo, M. Si.Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 KWH_Bisnis Proposal Azata's Hijab

8 Juni 2024   22:41 Diperbarui: 8 Juni 2024   23:12 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisnis Proposal Azata's Hijab

Gambar 1 (Penjelasan Visi Misi)

Visi

Maksud Visi Merek Hijab Terkemuka

Visi "menjadi merek hijab terkemuka yang dikenal secara umum untuk kualitas produk yang unggul, desain yang inovatif, dan komitmen terhadap kepuasan pelanggan" memiliki beberapa maksud penting:

1. Kualitas Produk yang Unggul:

  • Merek kami ingin dikenal dan dihormati karena kualitas produknya yang tinggi.
  • Hal ini berarti menggunakan bahan-bahan terbaik, melakukan kontrol kualitas yang ketat, dan menawarkan produk yang tahan lama dan nyaman dipakai.

2. Desain yang Inovatif:

  • Merek kami ingin selalu terdepan dalam tren fashion hijab.
  • Hal ini berarti mengembangkan desain hijab yang baru dan kreatif, mengikuti tren mode terkini, dan menawarkan produk yang stylish dan menarik bagi pelanggan.

3. Komitmen Terhadap Kepuasan Pelanggan:

  • Merek kami ingin menjadi pilihan utama bagi para pengguna hijab.
  • Hal ini berarti memberikan pelayanan yang terbaik, menawarkan harga yang kompetitif, dan memastikan kepuasan pelanggan dengan produk dan layanan yang disediakan.

Misi

Maksud dari Misi kami adalah sebagai berikut:

1. Memberikan Kualitas Terbaik : Kami berkomitmen untuk menyediakan hijab dengan bahan berkualitas tinggi dan proses produksi yang teliti untuk memastikan kepuasan pelanggan.

2. Menciptakan Desain yang Elegan : Kami akan terus mengikuti tren terkini dan menciptakan desain hijab yang unik, elegan, dan sesuai dengan keinginan konsumen. 

3. Melayani Pelanggan dengan Baik : Kami akan memberikan pelayanan pelanggan yang ramah, responsif, dan profesional untuk memastikan pengalaman belanja yang menyenangkan dan memuaskan. 

4. Berinovasi Secara Berkelanjutan : Kami akan terus berinovasi dalam produk dan layanan kami untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan yang terus berkembang.

Gambar 2 (Penjelasan Analisis SWOT)

Canva Dokumen Pribadi
Canva Dokumen Pribadi
Strengths (Kekuatan)
  • Kualitas Produk Tinggi : Menyediakan hijab dengan bahan berkualitas tinggi dan desain yang elegan dapat menjadi kelebihan kompetitif yang signifikan.
  • Inovasi Desain : Kemampuan untuk mengikuti tren terkini dan menciptakan desain yang unik dapat menarik perhatian konsumen yang mencari hijab dengan gaya yang up-to-date.
  • Pemasaran Digital : Menggunakan media sosial dan pemasaran online dapat memungkinkan bisnis untuk mencapai audiens yang lebih luas dengan biaya yang relatif rendah.

Weaknesses (Kelemahan)

  • Persaingan yang Ketat : Industri fashion hijab memiliki persaingan yang cukup sengit, sehingga perlu strategi pemasaran yang kuat untuk membedakan diri dari pesaing.
  • Ketergantungan pada Produsen Eksternal : Jika terjadi masalah dengan produsen atau pasokan bahan baku, dapat mengganggu ketersediaan produk dan mengurangi kepuasan pelanggan.
  • Keterbatasan Modal : Jika modal terbatas, bisa sulit untuk mengembangkan bisnis dengan cepat atau untuk melakukan investasi dalam pemasaran dan pengembangan produk.

Opportunities (Peluang)

  • Pertumbuhan Pasar : Dengan adanya peningkatan kesadaran akan fashion muslimah dan meningkatnya jumlah pengguna media sosial, ada peluang untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
  • Kerjasama dengan Influencer : Kerjasama dengan influencer dan selebriti muslimah dapat membantu meningkatkan eksposur merek dan memperluas jangkauan pasar.
  • Ekspansi Internasional : Jika bisnis berhasil di pasar domestik, ada potensi untuk memperluas bisnis secara internasional dan menjangkau pasar global yang lebih besar.

Threats (Ancaman)

  • Perubahan Tren : Tren fashion dapat berubah dengan cepat, sehingga perlu kepekaan terhadap perubahan tren dan fleksibilitas dalam mengadaptasi desain dan strategi pemasaran.
  • Resesi Ekonomi : Dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil, konsumen mungkin lebih berhati-hati dalam pengeluaran mereka untuk produk fashion, sehingga mengurangi permintaan.
  • Pembajakan dan Imitasi : Risiko pembajakan dan produk palsu dapat mengurangi keunggulan kompetitif dan merusak reputasi merek.

Gambar 3 (Penjelasan Analisis STP)

 

Canva Dokumen Pribadi
Canva Dokumen Pribadi

Segmentation

Demografi : Segmentasi berdasarkan faktor demografis usia (18-40 tahun), jenis kelamin (perempuan), pendapatan, dan lokasi geografis.
Gaya Hidup : Segmentasi berdasarkan gaya hidup konsumen, mereka yang aktif di media sosial, memiliki minat dalam fashion muslimah, dan mengutamakan penampilan yang modis dan elegan.
Nilai dan Preferensi : Segmentasi berdasarkan nilai dan preferensi konsumen terhadap kualitas produk, desain yang trendi, dan keberagaman pilihan warna dan motif.

Targeting

Berdasarkan segmentasi di atas, target utama untuk "Azata's Hijab Collection" adalah sebagai berikut:
Wanita muslimah berusia 18-40 tahun.
Mereka yang aktif di media sosial dan tertarik dengan tren fashion muslimah.
Mereka yang mengutamakan kualitas produk dan mencari hijab dengan desain yang elegan dan inovatif.

Positioning

"Azata's Hijab Collection" akan memposisikan brandnya sebagai merek hijab premium yang menawarkan :
1. Hijab dengan kualitas terbaik, menggunakan bahan berkualitas tinggi dan proses produksi yang teliti.
2. Desain yang elegan, trendi, dan sesuai dengan keinginan konsumen yang modis.
3. Pilihan warna dan motif yang beragam untuk memenuhi preferensi konsumen yang berbeda.
4. Pelayanan pelanggan yang ramah, responsif, dan profesional.

Dengan memposisikan brand kami sebagai merek hijab premium yang mengutamakan kualitas, inovasi, dan kepuasan pelanggan, "Azata's Hijab Collection" bertujuan untuk menarik perhatian dan memenuhi kebutuhan konsumen dalam segmen yang ditargetkan, serta membedakan diri dari pesaing di pasar.

Gambar 4 (Penjelasan Analisis 7P)

Canva Dokumen Pribadi
Canva Dokumen Pribadi

7P (Marketing Mix) adalah konsep pemasaran yang terdiri dari tujuh elemen yang perlu dipertimbangkan oleh bisnis untuk mencapai tujuan pemasarannya.

Berikut adalah analisis 7P yang bisa dilakukan untuk Azata's Hijab:

1. Produk

Memiliki jenis hijab yang beragam dengan kualitas bahan berkualitas, desain simple serta jahitan yang rapi.

2. Price

Penetapan harga yang kompetitif sesuai dengan target pasar kami. Serta memiliki diskon dan promo untuk menarik pelanggan  

3. Place

Memiliki tempat jualan yang luas. Mulai dari online shop di beberapa marketplace, offline store, reseller dan dropshiper.

4. Promotion

Cara promosi yang menggunakan iklan, kerja sama influencer, bazar dan event lainnya dapat membuat brand kami diterima di semua kalangan. 

5. People

Kami memberikan pelatihan kepada tim kami sehingga kami dapat melahirkan SDM yang berkualitas 

6. Physical Evidence

Selain kami memperhatikan kualitas bahan, kami juga menyiapkan packaging yang rapi dan menarik untuk pelanggan kami

7. Process

Kami memiliki proses bisnis yang efisien untuk meningkatkan produktivitas dengan melakukan kontrol kualitas yang ketat untuk memastikan produk yang dihasilkan berkualitas tinggi. dan kami juga mengelola stok produk dengan baik untuk menghindari kekosongan stok atau kelebihan stok.  

Gambar 5 (Analisis Johari Window)

Canva Dokumen Pribadi
Canva Dokumen Pribadi
Johari Window adalah model komunikasi yang dikembangkan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham untuk memahami bagaimana kita melihat diri kita sendiri dan bagaimana orang lain melihat kita. Berikut analisis Teori Johari Window dalam Proposal Bisnis Azata Hijab:
  • Di Open Area, kami dapat menjelaskan visi, misi, dan nilai-nilai brand dengan jelas dan ringkas. Kami juga menjelaskan produk dan layanan kami secara detail.
  • Di Blind Spot, kami dapat meminta umpan balik dari pelanggan dan mitra bisnis tentang bagaimana mereka melihat Azata Hijab. Umpan balik ini dapat membantu kami untuk meningkatkan produk, layanan, dan citra kami.
  • Di Hidden Area, kami dapat mengungkapkan kekuatan dan kelemahan brand kami kepada pelanggan dan mitra bisnis. Hal ini dapat membantu membangun kepercayaan dan hubungan yang lebih kuat.
  • Di Unknown Area, kami dapat melakukan riset pasar untuk mempelajari lebih lanjut tentang target market  dan kebutuhan. Riset ini dapat membantu Azata Hijab untuk mengembangkan produk dan layanan yang lebih sesuai dengan target market brand kami.

Gambar 6 (Penjelasan Analisis BCG)

Canva Dokumen Pribadi
Canva Dokumen Pribadi

Analisis BCG (Boston Consulting Group) adalah kerangka kerja strategis yang digunakan untuk menganalisis portofolio bisnis perusahaan dan membuat keputusan tentang alokasi sumber daya.

Dengan kata lain, analisis ini membantu perusahaan untuk melihat kondisi dari berbagai lini bisnis atau unit usaha yang mereka miliki, kemudian menentukan strategi yang tepat untuk masing-masing unit usaha tersebut. Berikut analisis BCG pada Proposal Bisnis Azata Hijab:

Bintang (Stars)

Produk hijab terbaru yang diluncurkan dan mendapat respon positif dari pasar. Misalnya : Salah satu produk hijab seperti segi empat atau pashmina, yang baru saja diluncurkan dan memiliki permintaan yang tinggi di pasar sehingga memiliki pertumbuhan pasar yang tinggi dan pangsa pasar yang besar.

Anjing (Dogs)

Produk-produk dengan pangsa pasar kecil dalam pasar yang matang atau menurun menghasilkan arus kas yang rendah atau bahkan merugikan bagi perusahaan. Misalnya jika salah satu produk hijab kurang diminati oleh pasar atau mengalami penurunan permintaan, perusahaan perlu dipertimbangkan apakah akan diinvestasikan lebih lanjut atau dihapus dari portofolio produk.  

Tanda Tanya (Question Marks)

Produk yang baru diluncurkan atau produk yang belum mendapat posisi kuat di pasar memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, tetapi pangsa pasar masih rendah. Misalnya : Salah satu produk hijab yang baru diluncurkan dan belum diuji pasar secara luas biasanya memerlukan investasi besar untuk pengembangan lebih lanjut untuk menentukan apakah akan menjadi bintang atau anjing dimasa depan.

Sapi Perah (Cash Cows)

Produk dengan pangsa pasar besar dalam pasar yang sudah mapan memiliki pertumbuhan pasar yang lambat, tetapi masih menghasilkan arus kas yang stabil dan tinggi. Misalnya : salah satu produk hijab yang sudah mapan dan memiliki pangsa pasar besar, seperti salah satu jenis model pashmina tertentu atau hijab dengan model klasik yang sudah dikenal dan diminati oleh konsumen selama bertahun-tahun sehingga memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan yang stabil dengan biaya pemasaran yang relatif rendah.

Gambar 7 (Penjelasan Analisis Porter's) 

Canva Dokumen Pribadi
Canva Dokumen Pribadi

Analisis Porter's Five Forces adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menganalisis daya tarik dan profitabilitas industri.

Lima kekuatan yang dianalisis adalah:

  1. Ancaman masuk pesaing baru: Seberapa mudah bagi perusahaan baru untuk memasuki industri? Semakin mudah, semakin rendah daya tarik industrinya.
  2. Daya tawar pemasok: Seberapa besar kekuatan tawar pemasok? Semakin besar, semakin rendah daya tarik industrinya.
  3. Daya tawar pembeli: Seberapa besar kekuatan tawar pembeli? Semakin besar, semakin rendah daya tarik industrinya.
  4. Ancaman produk atau jasa substitusi: Seberapa besar ancaman produk atau jasa substitusi? Semakin besar, semakin rendah daya tarik industrinya.
  5. Persaingan antar perusahaan yang sudah ada: Seberapa ketat persaingan antar perusahaan yang sudah ada di industri? Semakin ketat, semakin rendah daya tarik industrinya.

Analisis Porter's Five Forces dapat membantu Azata Hijab untuk:

  • Memahami daya tarik dan profitabilitas industri hijab.
  • Mengidentifikasi peluang dan ancaman potensial.
  • Mengembangkan strategi yang tepat untuk bersaing di industri.

Berikut adalah contoh bagaimana Azata Hijab dapat menggunakan analisis Porter's Five Forces dalam proposal bisnis kami:

1. Ancaman masuk pesaing baru:

  • Tinggi: Industri hijab mudah dimasuki oleh perusahaan baru karena hambatan masuk yang rendah.
  • Strategi: Azata Hijab harus meningkatkan diferensiasi produk dengan menawarkan desain yang unik, kualitas tinggi, dan layanan pelanggan yang prima.

2. Daya tawar pemasok:

  • Rendah: Ada banyak pemasok bahan baku hijab di pasar, sehingga daya tawar pemasok rendah.
  • Strategi: Azata Hijab harus membangun hubungan yang kuat dengan pemasoknya untuk mendapatkan harga yang kompetitif dan pasokan yang terjamin.

3. Daya tawar pembeli:

  • Sedang: Daya tawar pembeli sedang karena ada banyak pilihan hijab di pasar.
  • Strategi: Azata Hijab harus menawarkan harga yang kompetitif, nilai tambah seperti aksesoris hijab, dan program loyalitas pelanggan untuk menarik dan mempertahankan pembeli.

4. Ancaman produk atau jasa substitusi:

  • Sedang: Ada beberapa produk substitusi seperti topi, syal, dan rambut palsu, tetapi hijab masih menjadi pilihan populer bagi banyak perempuan Muslim.
  • Strategi: Azata Hijab bisa menekankan manfaat unik hijab, seperti menutup aurat dan meningkatkan rasa percaya diri, untuk membedakan diri dari produk substitusi.

5. Persaingan antar perusahaan yang sudah ada:

  • Tinggi: Industri hijab sangat kompetitif dengan banyak pemain besar dan kecil.
  • Strategi: Azata Hijab dapat fokus pada ceruk pasar tertentu, seperti hijab untuk perempuan muda atau hijab untuk acara formal, untuk menghindari persaingan langsung dengan pemain besar.

Gambar 8 (Analisis Gaya Kepemimpinan)

Canva Dokumen Pribadi
Canva Dokumen Pribadi
Gaya Kepemimpinan adalah karakteristik atau ciri yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam memandu organisasi serta bawahannya dalam mencapat satu tujuan tertentu (Imtinan,2021). “Gambaran bagaimana seorang pemimpin mampu mempengaruhi karyawan dan membuat karyawan bertindak sesuai dengan arahan yang diberikan oleh pemimpin tanpa ada paksaan dan rasa takut pada karyawan,” demikian definisi gaya kepemimpinan yang digunakan. Pemimpin yang sukses dapat mengubah sikap kepemimpinan mereka agar sesuai dengan keadaan (Sudeva & Rasmini, 2021).

Gaya Kepemimpinan Situational adalah pendekatan di mana pemimpin menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan kebutuhan tim dan situasi tertentu. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard pada tahun 1969. Di bisnis Azata Hijab, yang berfokus pada produksi dan penjualan hijab, gaya kepemimpinan situasional dapat memberikan fleksibilitas dan adaptabilitas yang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan dan peluang.  

Pengaplikasian Kepemimpinan Situasional di Azata Hijab

Tahap 1: Menginstruksikan (Directing)

Situasi: Anggota tim baru yang belum berpengalaman dalam proses produksi hijab.

  • Tindakan: Pemimpin memberikan instruksi rinci tentang prosedur produksi, termasuk standar kualitas dan penggunaan mesin.
  • Tujuan: Membangun dasar keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan bagi anggota tim baru.

Tahap 2: Membimbing (Coaching)

Situasi: Anggota tim yang memiliki pengetahuan dasar tetapi memerlukan motivasi dan bimbingan tambahan.

  • Tindakan: Pemimpin terus memberikan arahan tetapi juga mulai melibatkan anggota tim dalam diskusi tentang cara meningkatkan efisiensi produksi.
  • Tujuan: Meningkatkan keterampilan dan membangun rasa percaya diri serta komitmen anggota tim.

Tahap 3: Mendukung (Supporting)

Situasi: Anggota tim yang kompeten tetapi terkadang memerlukan dorongan motivasi atau dukungan emosional.

  • Tindakan: Pemimpin memberikan kebebasan lebih dalam pengambilan keputusan sehari-hari, tetapi siap memberikan dukungan saat diperlukan.
  • Tujuan: Meningkatkan otonomi dan memotivasi anggota tim untuk terus berinovasi dan berkontribusi.

Tahap 4: Mendelegasikan (Delegating)

Situasi: Anggota tim yang sangat kompeten dan berkomitmen tinggi.

  • Tindakan: Pemimpin mendelegasikan tugas sepenuhnya kepada anggota tim, memberikan mereka kebebasan untuk mengambil keputusan dan mengelola tugas mereka sendiri.
  • Tujuan: Memanfaatkan keterampilan tinggi anggota tim dan mendorong mereka untuk mengambil inisiatif dan tanggung jawab penuh.

Gaya Kepemimpinan Transformational adalah gaya kepemimpinan dimana pemimpin bekerja dengan tim untuk mengidentifikasi kebutuhan perubahan, menciptakan visi yang menginspirasi untuk memandu perubahan tersebut, dan melaksanakan perubahan bersama dengan anggota tim yang termotivasi dan berkomitmen. Gaya ini sangat relevan untuk bisnis yang berorientasi pada inovasi dan pertumbuhan, seperti Azata Hijab. Dalam Azata Hijab, penerapan kepemimpinan transformasional dapat membantu perusahaan mencapai visi strategisnya, memperkuat budaya kerja yang positif, dan mendorong inovasi dalam produk hijab. 

Pengaplikasian Kepemimpinan Transformasional di Azata Hijab

1. Membangun Visi dan Misi yang Inspiratif

  • Langkah: Pemimpin harus merumuskan visi dan misi yang jelas dan inspiratif untuk Azata Hijab, seperti menjadi pemimpin dalam inovasi hijab berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan gaya dan kenyamanan wanita Muslim.
  • Tindakan: Mengkomunikasikan visi ini secara efektif kepada seluruh tim melalui berbagai saluran komunikasi, seperti pertemuan tim, newsletter, dan platform internal.
  • Tujuan: Membangkitkan semangat dan motivasi anggota tim untuk bekerja menuju visi bersama.

2. Menjadi Panutan yang Dihormati

  • Langkah: Pemimpin harus menunjukkan perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai perusahaan, seperti integritas, komitmen, dan kerja keras.
  • Tindakan: Mengambil bagian aktif dalam proyek-proyek penting, memberikan contoh dalam etika kerja, dan menunjukkan dedikasi terhadap visi perusahaan.
  • Tujuan: Membangun rasa hormat dan kepercayaan di antara anggota tim, menciptakan budaya kerja yang positif.

3. Mendorong Kreativitas dan Inovasi

  • Langkah: Pemimpin harus menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas dan inovasi.
  • Tindakan: Mengadakan sesi brainstorming reguler, memberikan penghargaan untuk ide-ide inovatif, dan menyediakan sumber daya untuk eksperimen dan pengembangan produk.
  • Tujuan: Menghasilkan desain hijab yang unik dan inovatif yang dapat bersaing di pasar global.

4. Memberikan Dukungan Individual

  • Langkah: Pemimpin harus mengenal setiap anggota tim secara pribadi, memahami kekuatan, kelemahan, dan tujuan karier mereka.
  • Tindakan: Mengadakan pertemuan one-on-one untuk memberikan umpan balik konstruktif, menawarkan pelatihan dan pengembangan, serta menciptakan rencana pengembangan karier individual.
  • Tujuan: Meningkatkan keterlibatan dan kepuasan kerja anggota tim, serta mengembangkan potensi penuh mereka.

Gambar 9 (Penjelasan Perhitungan BEP Unit, BEP Rupiah dan Perencanaan Laba)

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Data Dasar untuk Analisis BEP
  • Harga Jual Per Unit (P): Rp 150.000
  • Biaya Variabel Per Unit (VC): Rp 100.000
  • Biaya Tetap (FC): Rp 50.000.000 per bulan

Analisis Break-Even Point (BEP)

BEP dalam Unit

Rumus untuk menghitung BEP dalam unit adalah:BEP unit= FC/P-VC

= 50.000.000/150.000 - 100.000

= 50.000.000/50.000

= 1.000 Unit 

Jadi, kami harus menjual 1,000 unit hijab setiap bulannya untuk mencapai titik impas.

 BEP dalam Rupiah

Rumus menghitung BEP Rupiah = BEP Unit x P

= 1.000 x 150.000

= 150.000.000

Perencanaan Laba

Target Laba (π ) = Rp. 20.000.000/bulan

= FC + π / P - VC 

= 50.000.000 + 20.000.000 / 150.000 - 100.000

= 70.000.000/50.000

= 1.400 Unit 

Target penjualan kami harus dapat menjual 1,400 unit hijab setiap bulan untuk mencapai laba sebesar Rp 20,000,000.


Target Penjualan dalam Rupiah

Rumus: Q x P

= 1.400 x 150.000

= 210.000.000 

Jadi, kami harus mencapai penjualan sebesar Rp 210,000,000 setiap bulan untuk mencapai laba sebesar Rp 20,000,000.

Gambar 10 (Penjelasan Hitungan Matematika Cost Volume Profit Analysis)

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) untuk Bisnis Azata Hijab

Cost-Volume-Profit (CVP) analysis adalah alat yang berguna untuk memahami hubungan antara biaya, volume penjualan, dan keuntungan. Dalam analisis ini, kita akan menghitung berbagai metrik yang penting untuk keputusan bisnis, seperti titik impas (Break-Even Point), margin kontribusi, rasio margin kontribusi, dan volume penjualan yang diperlukan untuk mencapai target laba.

Data yang Diperoleh 

  • Harga Jual Per Unit (P): Rp 150.000
  • Biaya Variabel Per Unit (VC): Rp 100.000
  • Biaya Tetap (FC): Rp 50.000.000 per bulan
  • Target Laba (π): Rp 20.000.000 per bulan

1. Margin Kontribusi

Margin kontribusi per unit adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit. Ini menunjukkan berapa banyak kontribusi yang diberikan setiap unit produk terhadap penutupan biaya tetap dan laba.

Margin Kontribusi per Unit= P − VC

Menghitung margin kontribusi per unit:

Margin Kontribusi per Unit = 150.000−100.000 = 50.000 rupiah

2. Rasio Margin Kontribusi

Rasio margin kontribusi adalah persentase dari penjualan yang tersedia untuk menutupi biaya tetap dan laba.

Rasio Margin Kontribusi= Margin Kontribusi per Unit/P

Rasio Margin Kontribusi = 50.000/150.000 = 0.3333  atau 33.33%

3. Break-Even Point (BEP)

BEP dalam Unit

BEP unit=FC/Margin Kontribusi per Unit

BEP unit = 50.000.000/50.000 = 1,000 unit

BEP dalam Rupiah

BEP rupiah = BEP unit × P 

= 1.000 × 150.000 = 150.000.000

4. Volume Penjualan untuk Mencapai Target Laba

Q = FC + π /Margin Kontribusi per Unit

Q = 50.000.000 + 20.000.000/50.000
= 70.000.000 / 50.000
= 1.400 unit

5. Target Penjualan dalam Rupiah

Target Penjualan = Q × P 

Target Penjualan = 1.400 × 150.000 = 210.000.000 rupiah 

6. Analisis Sensitivitas

Untuk melihat bagaimana perubahan dalam harga jual, biaya variabel, atau biaya tetap akan mempengaruhi BEP dan laba, kita bisa melakukan analisis sensitivitas. Misalnya, jika biaya variabel per unit meningkat menjadi Rp 110,000, kita bisa menghitung ulang BEP dan target penjualan.

Biaya Variabel Baru (VC): Rp 110,000

Margin Kontribusi Baru

Margin Kontribusi per Unit = 150.000 − 110.000 = 40.000 rupiah 

BEP Baru dalam Unit

BEP unit = 50.000.000 / 40.000 =1.250 unit

BEP Baru dalam Rupiah

BEP rupiah = 1.250 × 150.000 =187.500.000 rupiah 

Volume Penjualan Baru untuk Mencapai Target Laba

Q = 50.000.000 + 20.000.000/ 40.000 = 70.000.000 / 40.000 = 1.750 unit

Target Penjualan Baru dalam Rupiah

Target Penjualan = 1.750 × 150.000 = 262.500.000 rupiah

Gambar 11 (Metode hitungan matematika asumsi penerimaan/penolakan Proposal)

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Payback Periode

Asumsi Dasar

  • Investasi Awal : Rp 200.000.000
  • Arus Kas Bersih Tahunan (Annual Net Cash Flow):
    • Tahun 1: Rp 70.000.000
    • Tahun 2: Rp 80.000.000
    • Tahun 3: Rp 90.000.000
    • Tahun 4: Rp 100.000.000
    • Tahun 5: Rp 110.000.000
  • Tingkat Diskonto: 10%

1. Payback Period

Payback Period adalah waktu yang diperlukan untuk memulihkan investasi awal dari arus kas bersih tahunan.

Menghitung Payback Period:

  • Tahun 1: Rp 70.000.000
  • Tahun 2: Rp 80.000.000
  • Tahun 3: Rp 90.000.000
  • Tahun 4: Rp 100.000.000
  • Tahun 5: Rp 110.000.000

Total kumulatif arus kas hingga masing-masing tahun:

  • Akhir Tahun 1: Rp 7.000.000
  • Akhir Tahun 2: Rp 150.000.000 (70.000.000 + 80.000.000)
  • Akhir Tahun 3: Rp 240.000.000 (150.000.000 + 90.000.000)

Payback Period terjadi antara Tahun 2 dan Tahun 3:

  • Jumlah yang diperlukan pada akhir Tahun 2 untuk mencapai investasi awal: Rp 200.000.000 - Rp 150.000.000 = Rp 50.000.000
  • Proporsi tahun ketiga yang diperlukan: 50.000.000 / 90.000.000 = 0.56

Jadi, Payback Period = 2 + 0.56 = 2.56 tahun

2. Discounted Payback Periode

dokpri
dokpri
 

Discounted Payback Period memperhitungkan nilai waktu uang dengan mendiskontokan arus kas.

Menghitung arus kas yang didiskontokan:

  • Tahun 1: 70.000.000/(1+0.10)¹ = 63.636.364 
  • Tahun 2: 80.000.000(1+0.10)2=66.115.702
  • Tahun 3: 90.00.000(1+0.10)3 = 67.791.282
  • Tahun 4: 100.000.000(1+0.10)4=68.301.346
  • Tahun 5: 110.000.000(1+0.10)5= 68.241.674

Total kumulatif arus kas yang didiskontokan hingga masing-masing tahun:

  • Akhir Tahun 1: Rp 63.636.364
  • Akhir Tahun 2: Rp 129.752.066 (63.636.364 + 66.115.702)
  • Akhir Tahun 3: Rp 197.543.348 (129.752.066 + 67.791.282)

Discounted Payback Period terjadi antara Tahun 2 dan Tahun 3:

Jumlah yang diperlukan pada akhir Tahun 2 untuk mencapai investasi awal: Rp 200.000.000 - Rp 129.752.066 = Rp 70.247.934

Jadi, Discounted Payback Period = 2 + 1.04 = 3.04 tahun

3. Net Present Value (NPV)

dokpri
dokpri

NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan nilai sekarang dari arus kas keluar.
(Rumus di gambar)

NPV = 70.000.000/(1+0.10)1 + 80.000.000/(1+0.10)2 + 90.000.000/(1+0.10)3 + 100.000.000/(1+0.10)4 + 110.000.000/(1+0.10)5 −200,000,000

NPV = 63.636.364 +66.115.702 + 67.791.282 + 68.301.346 + 68.241.674−200,000,000

NPV = 334.086.368−200.000.000

NPV = 134.086.368

4. Internal Rare of Return (IRR)

Langkah 1: Menghitung NPV pada Tingkat Diskonto Berbeda

Pertama, coba dua tingkat diskonto yang berbeda untuk mendekati IRR. Misalkan, 20% dan 30%.

NPV pada 20%:

 = 70.000.000/(1+0.20)1 + 80.000.000/(1+0.20)2 + 90.000.000/(1+0.20)3 + 100.000.000/(1+0.20)4 + 110.000.000/(1+0.20)5−200,000,000

= 58.333.333 + 55.555.556 + 52.083.333 + 48.222.043 + 44.216.637−200.000.000 

=258.411.902−200.000.000

NPV 1= 58.411.902 

NPV pada 30%:

 = 70.000.000/(1+0.30)1 + 80.000.000/(1+0.30)2 + 90.000.000/(1+0.30)3 + 100.000.000/(1+0.30)4 + 110.000.000/(1+0.30)5−200.000.000

= 53.846.154 + 47.337.579 + 40.973.657 + 35.016.835 + 29.620.422−200.000.000 

= 206.794.647−200.000.000

NPV2 =6.794.647 

Langkah 2: Menginterpolasi untuk Mendekati IRR

IRR berada di antara 20% dan 30%.

IRR ≈ r1+(NPV1/NPV1−NPV2) × (r2−r1) 

Di mana:

  • r1=20%
  • r2=30%
  • NPV1=58,411,902
  • NPV2=6,794,647

Menghitung IRR:

IRR ≈ 20% + (58.411.902/58.411.902−6.794.647) × (30%−20%)

IRR ≈ 20%+ (58.411.902/51.617.255) × 10% 

IRR ≈ 20%+1.13 ×10% 

IRR≈20%+11.3%

IRR ≈ 31.3%

5. Profitibility Index (PI)

dokpri
dokpri

PI adalah rasio dari nilai sekarang arus kas masuk terhadap investasi awal. 

(Rumus di gambar)

 PI = 334.086.368/200.000.000

PI = 1.67


6. Modified Internal Rate of Return (MIRR)

MIRR memperhitungkan biaya modal dan tingkat reinvestasi arus kas

(Rumus di gambar)

Menghitung FV dari arus kas positif:FV = 70.000.000 × (1+0.10)4 + 80.000.000 × (1+0.10)3 + 90.000.000 × (1+0.10)2 + 100.000.000 × (1+0.10)1 +110.000.000 FV=70,000,000×(1+0.10)4+80,000,000×(1+0.10)3+90,000,000×(1+0.10)2+100,000,000×(1+0.10)1+110,000,000FV = 70.000.000 × 1.4641 + 80.000.000 × 1.331 +90.000.000 × 1.21 + 100.000,.00 × 1.1 + 110.000.000
FV=102.487.000 + 106.480.000 + 108.900.000 + 110.000.000 + 110.000.000  
= 537,867,000

PV dari arus kas negatif adalah investasi awal: Rp 200,000,000

Menghitung MIRR:  

MIRR = (537.867.000/200.000.000)1/5 − 1 

(2.689335)0.2 − 1 = 1.215−1

MIRR=0.215 atau 21.5%

Dari hasil ini, bisnis Azata Hijab terlihat menjanjikan karena semua indikator menunjukkan nilai yang positif. Investasi ini memiliki NPV positif, IRR dan MIRR yang tinggi, serta PI di atas 1, yang semuanya menunjukkan bahwa proyek ini layak untuk diterima. 

Gambar 12 (Grafik Supply dan Demand)

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
  • Fungsi Permintaan (Demand): Qd=a−bP 

    • Qd: Jumlah yang diminta
    • P: Harga
    • a: Intercept permintaan (jumlah yang diminta ketika harga = 0)
    • b: Slope permintaan (berapa banyak jumlah yang diminta berubah ketika harga berubah)
  • Fungsi Penawaran (Supply): Qs = c+dP

    • Qs: Jumlah yang ditawarkan
    • P: Harga
    • c: Intercept penawaran (jumlah yang ditawarkan ketika harga = 0)
    • d: Slope penawaran (berapa banyak jumlah yang ditawarkan berubah ketika harga berubah

Permintaan (Demand): Pada harga 150.000 per pcs, jumlah permintaan adalah 2.000. Pada harga 170.000 per pcs, jumlah permintaan menurun menjadi 1700 pcs
Analisis: Terjadi penurunan jumlah permintaan seiring dengan kenaikan harga, sesuai dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa, secara umum, kenaikan harga cenderung menyebabkan penurunan jumlah permintaan

Penawaran (Supply): Pada harga 150.000 per pcs, jumlah penawaran adalah 1500. Pada harga 170.000 per pcs, jumlah penawaran meningkat menjadi 1700. Analisis: Terjadi peningkatan jumlah penawaran seiring dengan kenaikan harga, yang mencerminkan respons produsen terhadap peluang keuntungan yang lebih tinggi.  

Lokasi Usaha

Google Maps
Google Maps
Jalan Rawa Binong Rt. 01 Rw. 03 No. 15 F, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13810.

Daftar Pustaka:

Canva Proposal Bisnis Kelompok Azzahra dan Tabitha By : Ingoude Company - Presentasi (canva.com) 

Modul Dosen Apollo Pertemuan 5 (Gaya Kepemimpinan)

Gaya Kepemimpinan 6569-Article Text-75739-3-10-20231211.pdf

Contoh Proposal Bisnis Makanan Sehat: Proposal Bisnis Makanan Sehat : Kimchi (mercubuana.ac.id) 

Heizer, J., Render, B., & Munson, C. (2017). Operations Management: Sustainability and Supply Chain Management. Pearson.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management. Pearson.

Google Maps

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun