Mohon tunggu...
Azzahra Nurul Aini
Azzahra Nurul Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa berumur 19 tahun yang suka fiksi fantasi dan thriller tapi takut horror.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jejak Penyebaran Islam di Purwakarta yang Terus Dikenang

20 Desember 2024   05:35 Diperbarui: 20 Desember 2024   05:35 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Purwakarta - Syekh Muhammad Yusuf, atau yang lebih dikenal sebagai Syekh Baing Yusuf merupakan seorang tokoh ulama besar sekaligus penyebar agama islam di Purwakarta. Salah satu bukti peninggalannya yang masih ada hingga saat ini adalah Masjid Agung Baing Yusuf yang berlokasi di Jalan Gandanegara, Desa Cipaisan, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta.

Syekh Baing Yusuf mulai mendirikan Masjid Agung Baing Yusuf sekaligus alun-alun kiansantang di daerah Sindangsasih pada tahun 1826. Beliau mewaqafkan tanahnya di kawasan ini karena yang menjadi sasaran penyebaran islam adalah para Badega Kiansantang yang kala itu mayoritas beragama hindu.

"Beliau bikin masjid, tujuannya pengen mengislamkan bekas prajurit-prajurit siliwangi," ucap Abdul. Selasa (10/12/2024)

Saat Syekh Baing Yusuf tutup usia, beliau dikebumikan di belakang masjid Agung Baing Yusuf bersama dengan beberapa tokoh penting sejarah kabupaten Purwakarta dan Karawang. Karena jasa-jasanya dalam menyebarkan islam di tanah sunda, saat ini ada banyak pengunjung yang berdatangan untuk berziarah ke makam Syekh Baing Yusuf.

Makam Syekh Baing Yusuf (Foto: Azzahra Nurul Aini)
Makam Syekh Baing Yusuf (Foto: Azzahra Nurul Aini)

Peziarah yang datang umumnya berasal dari luar kota, hingga luar pulau Jawa, tetapi paling banyak berasal dari daerah Banten, di mana salah seorang murid terkenal Syekh Baing Yusuf yakni Syekh Nawawi Al-Bantani yang merupakan seorang imam besar Masjidil Haram sekaligus pengarang kitab Arbain An Nawawiyah.

Makam Syekh Baing Yusuf dibuka setiap hari, namun Abdul sebagai seorang juru kunci sekaligus petugas kebersihan makam mengatakan bahwa para peziarah, terutama peziarah dari luar kota biasanya datang secara rombongan di akhir pekan,

"Peziarah setiap hari ada, tapi paling rame buat orang luar kebanyakan sabtu minggu," ujarnya.

Keberadaan masjid dan makam Syekh Baing Yusuf di Purwakarta tidak hanya menjadi saksi bisu jejak sejarah penyebaran islam di tanah sunda, tetapi juga menjadi pusat spiritual yang menarik peziarah dari berbagai penjuru nusantara. Jejak peninggalan Syekh Baing Yusuf membuktikan bahwa begitu besar dedikasinya dalam menyebarkan islam. tradisi berziarah ke makam sang ulama menunjukan bahwa jasa-jasa beliau hingga saat ini masih terus dikenang dan dihormati oleh generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun