Mohon tunggu...
Azzah HauraZayanti
Azzah HauraZayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah seorang mahasiswi semester 2 Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam di salah satu PTKIN, tepatnya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang Selatan, Banten. Pengembangan Masyarakat Islam merupakan salah satu jurusan yang terdapat di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Saya lahir di Jakarta Timur pada hari Jumat, tanggal 26 Maret 2004. Saya bertempat tinggal di Ciracas, Jakarta Timur. Ketika bertemu dengan orang baru, saya cenderung lebih banyak diam dan menyimak. Namun, jika saya sudah merasa dekat dengan teman, maka saya akan banyak berbicara dan bercerita. Saya sering dianggap galak karena ekspresi wajah dan nada saat saya sedang berbicara cenderung tinggi. Saya mempunyai hobi membaca buku, mendengarkan musik, memasak, dan menonton drama korea. Sedari kecil saya senang mengoleksi buku cerita, salah satu buku cerita favorite saya pada masa kecil adalah KKPK. Sampai sekarang, saya masih menyukai kegiatan membaca dan mengoleksi buku genre fiksi, namun untuk membaca buku pelajaran sedang saya usahakan. Ibu saya merupakan seorang yang pandai memasak dan membuat kue, karena hal itu saya-pun turut menyukai aktifitas dapur. Ketika ibu saya akan memasak atau membuat kue, saya ikut membantu. Menurut saya, memasak bisa menjadi salah satu obat meredakan stress. Musik menjadi teman saya ketika sedang melakukan aktifitas apapun. Saya senang mendengarkan lagu-lagu dari taylor swift, tulus, nadin amizah, one direction, kpop, dan masih banyak lagi musisi dengan lagu-lagu bagusnya. Untuk mengisi waktu luang, terkadang saya menonton drama korea dengan genre yang beragam. Saat di sekolah dasar, saya pernah menekuni salah satu olahraga beladiri, yaitu pencak silat. Sempat mengikuti dua kali lomba silat, dan berhasil menjadi juara kedua. Saat kelas 3 SMP, saya memutuskan untuk berhenti beladiri. Saya juga pernah mengikuti lomba membuat komik dengan tema moderasi beragama secara berkelompok pada saat kelas 2 SMA. Selain itu, saya juga mengikuti lomba Myress tingkat madrasah. Namun sayangnya hanya bisa lolos sampai tahap kedua. Untuk sekarang, selain berkuliah saya juga memilih untuk menambah pengalaman dengan cara mengikuti berbagai kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh fakultas dan jurusan. Saya ingin mencari banyak pengalaman dalam hidup, karena lebih baik menyesal karena pernah melakukan daripada menyesal karena tidak melakukan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hikmah Puasa Ramadhan

8 Juli 2023   19:50 Diperbarui: 8 Juli 2023   20:42 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumen pribadi

Ibadah Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh semua umat Islam pada bulan Ramadhan. Dalam konsep Islam, Ibadah Puasa memiliki makna yang mulia dan dibalaskan dengan pahala yang besar. Puasa bukan hanya menahan diri dari rasa haus dan lapar dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, dalam melaksanakan ibadah puasa memiliki banyak hikmah dan makna bagi umat Islam yang melaksanakannya. Puasa adalah bentuk perwujudan dari pengorbanan dan pengendalian diri yang mengajarkan kesabaran, kedisiplinan, dan ketekunan. Dalam menahan hawa nafsu dan keinginan duniawi, umat Islam dapat merasakan pahit manisnya kehidupan serta mengasah  ketakwaan kepada Allah.Berpuasa merupakan cara tepat untuk mendidik manusia, terutama pada zaman modern supaya dapat membiasakan diri untuk tetap berbuat baik tanpa diawasi oleh orang lain karena yang mengawasi langsung adalah Allah. Hal ini melatih manusia untuk menyadari bahwa setiap perbuatan yang dilakukannya selalu dalam pengawasan Allah. Konsep berpuasa inilah yang dinamakan ihsan, yaitu suatu bentuk keyakinan terhadap Allah SWT yang letaknya ada di dalam hati manusia.

Hikmah utama puasa adalah untuk secara terus menerus menghidupkan keislaman seseorang. Puasa mengingatkan manusia dalam jangka waktu yang panjang, sekali dalam setiap tahun selama satu bulan secara berulang. Maka dari itu, diharapkan agar puasa dapat menanamkan kesadaran keislaman seseorang secara lebih kokoh dan mendalam, sehingga cukup memiliki daya tahan untuk bulan-bulan berikutnya. Puasa dapat secara terus menerus menyegarkan keyakinan atas kemutlakan kedaulatan Tuhannya, Allah SWT, yang merupakan satu-satunya penguasa jagat raya. Sebab tidak mungkin seseorang akan siap untuk menyerah pada disiplin puasa yang ketat dan keras itu, melainkan jika orang tersebut memiliki keyakinan yang benar terhadap kemutlakan kedaulatan Allah SWT, sehingga karenanya ia harus menyerahkan kemerdekaan pribadi kepada-Nya, rela mematuhi dan menyesuaikan pola hidupnya dengan petunjuk dan kehendak Allah SWT (Musbikin, 2007).

Hikmah puasa dalam menumbuhkan dan memantapkan kepekaan sosial merupakan bagian yang integral dari takwa. Sedangkan takwa menjadi tujuan substansial dari pelaksanaan ibadah puasa. Ini berarti bahwa seseorang yang mengklaim bertakwa kepada Allah SWT otomatis harus mempunyai kepedulian sosial sebagai simbol dari kebersamaan, kesatuan dan persatuan (ukhuwah) antar sesama kaum muslimin yang memang diperintahkan oleh Allah SWT (Musbikin, 2007).

Orang berpuasa harus benar-benar konsisten terhadap aturan atau ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, jelas bahwa puasa melatih atau menerapkan kedisiplinan yang sangat ketat. Dan kedisiplinan yang semacam ini, diakui atau tidak, merupakan kunci bagi keberhasilan perjuangan seseorang, masyarakat dan negara, baik di bidang material maupun spiritual. Tegasnya kedisiplinan mutlak diperlukan dalam kehidupan ini agar aktivitas pembangunan dapat mencapai hasil yang maksimal, sesuai dengan apa yang dicita-citakan (Musbikin, 2007). Puasa mengajarkan dan mendidik manusia untuk memiliki sifat jujur. Artinya, orang yang berpuasa dituntut untuk selalu mempertahankan serta menjunjung tinggi kejujuran, orang yang berpuasa dilarang berdusta, berbicara jelek, berkhianat dan semacamnya. Melalui cara ini, diharapkan dapat membentuk individu yang memiliki karakter yang berlandaskan kejujuran.

Sains dan ilmu kesehatan modern membuktikan kebenaran syariat Islam bahwa puasa tidak akan menyebabkan sakit pada tubuh manusia, melainkan memberikan dampak positif bagi tubuh manusia, seperti sebagai berikut: 1) Mengobati penyakit-penyakit pembuluh darah; 2) Menambah sel darah putih, Menurut hasil penelitian di Universitas Osaka, Jepang, tahun 1930, setelah seseorang memasuki hari ketujuh berpuasa di bulan Ramadhan, jumlah sel darah putih dalam darah orang-orang yang berpuasa meningkat. Pada minggu pertama, tepatnya hari kesatu sampai keenam berpuasa, tidak ditemukan pertumbuhan sel darah putih, tetapi pada hari ketujuh sampai hari kesepuluh, penambahan sel darah putihnya pesat sekali. Penambahan jumlah sel darah putih ini secara otomatis meningkatkan daya kekebalan tubuh. Sel-sel darah putih memang berfungsi melawan peradangan yang ada dalam tubuh sehingga penyakit peradangan dapat disembuhkan dengan berpuasa.

Puasa Ramadhan memberikan sentuhan yang halus dan lembut kepada setiap hamba Allah Swt. untuk menyadari bahwa langit dan bumi beserta isinya adalah ciptaan Allah Swt. dan otomatis adalah milik-Nya. Hal tersebut terbukti dalam pelaksanaan puasa melalui penahanan makan dan minum, karena setelah datang instruksi haram untuk minum dan makan, maka ia tidak dapat memakan minuman dan makanan yang dinyatakan dan dipersaksikan bahwa keduanya adalah miliknya. Kesadaran bahwa harta yang dianggap adalah milik kita ternyata bukanlah milik kita dan hanya titipan sementara selama di dunia (Andy, 2018). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa hikmah apabila kita melaksanakan Ibadah Puasa di bulan Ramadhan, diantaranya yaitu menjadikan kita sebagai manusia yang bertaqwa; mengajarkan solidaritas, disiplin, jujur; memupuk rasa kesabaran; memperoleh nikmat dan pahala yang diberikan oleh Allah; serta dapat menggugurkan dosa-dosa yang telah kita perbuat.

DAFTAR PUSTAKA

Andy, S. (2018, April 17). Hakikat Puasa Ramadhan dalam Perspektif Tasawuf (Tafsir Q.S Al-Baqarah: 183). Jurnal Ibn Abbas, I, 1-17.

Mardiana, A. (2023, Maret 14). Lifestyle: Varia. Retrieved Juni 30, 2023, from katadata: https://katadata.co.id/agung/lifestyle/641056c53d721/15-hikmah-puasa-ramadhan-dan-manfaat-bagi-yang-mengerjakannya

Musbikin, I. (2007). Rahasia Puasa, Bagi Kesehatan fisik dan Psikis Terapi Religius (2 ed.). Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun