Mohon tunggu...
Azzah Atsilah
Azzah Atsilah Mohon Tunggu... Administrasi - Pelajar

Azzah Atsilah kelas 9F MTsN Padang Panjang, saya memiliki hobby berenang dan traveling.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terlambat Menyadari

1 November 2023   19:27 Diperbarui: 1 November 2023   19:31 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Terlambat Menyadari

             Oleh Azzah Atsilah

"Gio tunggu kami"

Begitu teriak teman teman Gio yang berada jauh dari nya. Kami bersama pun teringat dimana masa Gio masi bersama kami.

"Teman teman besok pagi kita main di tempat biasa ya ujar Putra." Esok haripun tiba mereka semua bermain bersama dengan bahagia.

 Lalu sampai dimana Gio mengajak kami masuk hutan yang menyeramkan dan terlarang karena konon katanya disitu banyak terjadi tragedi yang menggenaskan dan merenggut nyawa. Putra,Tasya,Alya menolak ajakan Gio tersebut dikarenakan hutan itu dilarang untuk memasukinya.

Gio pun berlari dengan kencang masuk ke hutan terlarang itu. Kami bertiga berusaha untuk memberhentikan Gio masuk ke hutan itu, tetapi Gio tidak mendengarkan kami dan tetap masuk ke hutan itu.

"Gio tunggu kami ujar mereka bertiga." Mereka bertiga pun terpaksa masuk ke hutan itu karena ingin mengejar Gio dan mereka bertiga sepakat ingin keluar dari hutan itu, tetapi tidak dengan Gio ia sangat penasaran akan isi hutan tersebut.

Mereka berempat itupun berjalan menulusuri hutan tersebut. Sampai dimana mereka melihat sungai yang arus nya cukup deras."Putra kita berenang di sungai itu yuk ujar Gio."

"Gak mau ah Gio disini gk ada orang nanti kalau kita hanyut gimana? Ujar Putra."

"Yaelah kamu penakut banget jadi cowo! Teriak Gio diiringi oleh tertawanya."

Putra pun akhirnya ikut berenang di sungai itu setelah mendengar ledekan yang di lontarkan Gio.

Alya dan Tasya pun berjalan jalan sekitar sungai tersebut untuk melihat pemandangan sekitar sungai itu, lalu Alya dan Tasya seperti mendengar suara orang yang sangat ramai layaknya seperti di tengah pasar.

 "Alya kamu dengar suara itu gk si? ujar Tasya." Lalu mereka saling tatap tatapan dan berlari menuju sungai dimana Putra dan Gio berenang tadi. "Putra, Gio! sebaiknya kita cepet deh keluar dari hutan ini sebelum matahari terbenam takutnya nanti ada apa-apa teriak Alya dan Tasya yang sedang ngos ngosan setelah lari terbirit birit."

Anak lelaki berdua itupun segera keluar dari sungai tersebut dan memakai baju nya lagi. Tiba-tiba ada kakek tua menghampiri mereka berempat kakek itu tampat sangat marah akan masuk nya anak-anak tersebut ke hutan terlarang itu tanpa izin. 

"Kalian kenapa masuk ke dalam hutan ini bukannya udah ada larangan untuk jangan masuk hutan! Teriak kakek dengan lantang." Mereka semua terkejut akan kedatangan kakek itu.

"Kakek siapa si kek datang datang malah marah -marah gajelas balasan Gio kepada sang kakek."

"Kalian semua ingat nanti kalau ada apa-apa yang terjadi kalian siap menanggung resiko nya ucap kakek dengan muka yang sangat marah." 

Kakek tersebut pergi meninggalkan mereka, mereka pun bertanya-nya kenapa kakek tersebut datang menghampiri mereka dan mengucapkan kata-kata yang membuat mereka ketakutan. Tanpa berpikir panjang mereka semua langsung berjalan lagi untuk pulang dan keluar dari hutan itu.

"Tasya! aku lapar sekali ini ucap Gio."

"Gio kita mau makan apa di tengah hutan lebat gini? ucap Tasya."

Suara ramai pasar itu kembali datang, semakin kencang mereka berjalan semakin terdengar dengan jelas bahwa keramain itu dekat dengan mereka.

Sampailah mereka ke tempat tersebut, tempat yang ramai itu ternyata benar pasar, ramai sekali orang berjual beli di tempat itu dan di tengah-tengah pasar itu tampak beberapa orang sedang memaikan alat musik tradisional dengan hikmat. Gio pun segera berlari masuk ke pasar itu dikarenakan perutnya yang semakin lapar.

"Tasya jadi benar yang kita dengar suara keramaian tadi itu benar adanya ucap Alya."

"Iya Alya tapi kok ada ya pasar di tengah hutan ini mana hutan nya serem lagi ucap Tasya."

Gio pun dengan lahap memakan makanan yang terdapat di sana dan membukus beberapa makanan untuk makan di jalan. "Putra kamu mau gk makanan nya? tanya Gio." Putra pun mengelengkan kepalanya dan berjalan menuju Tasya dan Alya yang berada di luar pasar.

"Tasya Alya! kita lanjut jalan lagi teriak Putra."

Mereka pun lanjut berjalan, ketika sedang berjalan perut Gio kembali berbunyi 

"untung aku tadi ada bungkus beberapa makanan hehehe ujar Gio."

Gio pun membuka makanan yang ia bungkus tadi, ketika terbuka ternyata isi bungkusan itu bangkai dari hewan yang telah mati dan masi ada darah nya reflek Gio langsung membuang bungkusan itu.

"Jadi yang aku makan tadi itu apa!! teriak Gio."

Mereka berempat pun tanpa berkata-kata langsung mencari jalan untuk keluar dari hutan itu dengan cepat, tetapi sayang mereka hanya berputar-putar melewati jalan itu berkali-kali tiba tiba ketika mereka sedang berjalan ada seorang nenek-nenek yang melihat mereka dengan tatapan tajam dan menghilang begitu saja.

Hari semakin malam dan suasana semakin mencekam mereka tidak kunjung menemui jalan keluar dari hutan itu. 

"Pasti kita gk dapat jalan keluar gara-gara ucapan kakek tadi ucap Gio." 

"Hush enggak boleh bilang kek gitu nanti kamu kualat ucap Tasya".

Gio merasa geram dengan semua teman nya karena mereka hanya bisa menasehati dan tidak memikirkan jalan keluar dari hutan tersebut. Gio pun lari pergi dari teman nya dan dia sampai di permukiman penduduk.

"Gio tadi kemana sih lari nya dia keras kepala banget ucap Alya".

Mereka bertiga pun masih mencari jalan keluar sembari mencari Gio.

" Ini kok ada permukiman di tengah-tengah hutan? Apa aku udah keluar hutan ujar Gio."

Gio melangkah masuk ke permungkiman tersebut. 

Tasya,Putra,Alya yang nampak Gio akan masuk ke permungkiman tersebut segera berlari untuk memberhentikan Gio.

Tapi sungguh sayang Gio telah masuk ke permungkiman tersebut dan Gio hilang begitu saja.

Mereka bertiga sangat terpukul karena terlambat untuk memberhentikan Gio.

Lalu mereka mendengar teriakan yang memanggil nama mereka.

"Alya,Tasya,Putra,Gio kalian dimana!!. "

"Kami disini pak dekat pohon besar."

 

Ternyata teriakan tersebut adalah teriakan dari orang tua mereka.

Mereka masing-masing memeluk orang tua mereka karena ketakutan.

Dan mereka juga menceritakan kronolgi mereka bisa masuk ke hutan itu dan kejadian yang menimpa Gio.

Mama Gio hanya terdiam lesu tampa mengucapkan sepatah kata sambil mengeluarkan setetes demi

setetes air mata yang meluncur dari pipi nya.

Malam hari itu begitu menakutkan bagi mereka semua.

Dan esok harinya pencarian Gio dilakukan selama 3 hari, tapi sayang Gio belum kunjung ditemukan.

Seluruh keluarga Gio dan masyarakat sekitar mengadakan pendoaan agar Gio kelak ditemukan.

Alya,Putra dan Tasya setelah kejadian itu mereka merasa sangat kesepian karena mereka telah kehilangan salah satu teman nya, walaupun sikap Gio yang terkadang diluar batas tetapi Gio tetap teman mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun