Mohon tunggu...
Azza Arromdlon
Azza Arromdlon Mohon Tunggu... Penulis - Serba Usil

Lelaki sederhana. Menyukai sejuta keusilan; usil membaca, usil menulis, mengusilimu. Pegiat di Majelis Tobung Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Hujan

14 Februari 2021   19:26 Diperbarui: 26 Februari 2021   05:08 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia mengingat semuanya
Meski berusaha lupa:
Hati luka-luka 
dan air mata seperti menjadi
hujan saat mengguyur
daun-daun kering yang melapuk
di ingatan.

"Seharusnya kau mati
Membusuk ditikam benci!" Umpatnya.


Kertas-kertas terurai dari tubuhnya
Lalu mengerucut di kepalan tangan
Serabutan arah ia lempar
Terhempaslah geram.

Lelah marah ia merebah
Dibiar kembali air mata mengalir
Perlahan dengan tabah.

-Sesenggukan belum sempurna sirna di setiap nafas.
Perempuan hujan terbaring
Menjemput pulas-


:Tidur,
Ingatan waktu yang terhenti,
sementara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun