Hallo Teman-teman Kompasiana bertemu lagi sama Aku Azwiyatul Arofah Kali ini aku akan membahas hal yang penting tentang "Memahami Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam"
Dalam Istilah tasawuf peserta didik disebut dengan "murid" atau "thalib"
Peserta didik artinya manusia seutuhnya yg berusaha untuk mengasah potensi agar lebih potensial menggunakan bantuan pendidik atau orang dewasa.secara terminologi peserta didik berarti anak didik atau individu yang mengalami perubahan,perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan serta arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai
bagian asal struktural proses pendidikan. Menggunakan istilah lain peserta didik adalah seorang individu yg tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik serta mental maupun fikiran.
Pendidikan Karakter atau pendidikan watak semenjak awal keluarnya pada pendidikan sudah diklaim menjadi hal yang niscaya oleh para ahli. John Dewey contohnya, sebagaimana dikutipoleh Frank G. Goble di tahun 1916, pernah mengatakan, "telah merupakan hal wajar pada teoripendidikan bahwa pembentukan tabiat merupakan tujuan umum pengajaran serta pendidikan budi
pekerti pada sekolah" (Mu'in, 2011: 297)
Pembahasan terkait hubungan antara pendidikan dan etika tidak terlepas dari ajaran agama sebagai contoh yakni ajaran Islam. Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi nilai etika dan menekankan akhlak mulia terhadap penganutnya. Agama Islam telah memiliki figur akhlak yang sangat sempurna, beliau adalah Nabi Muhammad SAW, Allah befirman di dalam Q.S. Al-Ahzab 33 : 21
Yang Artinya :"Sungguh telah ada pada diri rasulullah itu suri auladan yang baik  bagimu"
Penerapan etika sangatlah penting pada proses pembelajaran. Pembelajaran hakikatnya merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.(Rukajat, 2018, p. 15).
Sebagai seorang yang digugu dan ditiru, seorang pendidik harus mencerminkan etika yang baik bagi peserta didiknya. Begitupula seorang peserta didik, sebagai sosok yang terpelajar, peserta didik harus menerapkan etika terhadap dirinya pribadi, gurunya dan
juga pelajarannya.
1.) Jenis potensi belajar peserta didik
a) Potensi jasmaniah
Jasmani yang sehat dengan panca indra yang normal yang secara fisiologi berkerja sama dengan sistem syaraf dan kejiwaan yang dimaksud dengan potensi jasmaniah. Sebagai prakondisi hidupnya, potensi ini memerlukan gizi dan berbagai vitamin termasuk udara yang bersih dan lingkungan yang sehat. Jika kebutuhan ini sebagian tidak tercukupi, maka tubuh
orang yang bersankutan akan lemah, bahkan dapat sakit.
b) Potensi rohaniah
Potensi ini meliputi segi pikir, rasa, karsa, cipta, karya maupun budi nurani. Supaya kepribadian kita sehat dan sejahtera, potensi ini membutuhkan kesadaran cinta kasih,kesadaran akan keagamaan, dan nilai-nilai budaya. Selain itu, kita harus tenang, sabar,
optimis, mempercayai orang lain, bahkan mencintai sesama manusia, tidak iri hati, tidak menyimpan rasa benci atau dendam dan sebagainya.
2.) Faktor yang mempengaruhi potensi peserta didik
a) Faktor dari dalam (keturunan)
Potensi seseorang dipengaruhi oleh keluarganya, misalnya seorang anak yang
keturunanbermain musik, maka ada kemungkinan anak tersebut berpotensi pula dalam bidang
musik. Contoh lain, keturunan ilmu pasti, keturunan bertubuh tinggi, keturunan olahragawan,
dan lain sebagainnya, (Dimyati dan Mudjiono, 2009:54)
b) Faktor dari luar (lingkungan)
Faktor rumah tangga merupakan salah satu faktor dari luar yang mempengaruhi potensi
peserta didik adalah rumah tangga tempat anak dibesarkan, pendidikan dalam keluarga,
pertama sekali anak mendapat pengalaman dan pengetahuan dari rumah tangga, oleh karena
itu orang tua disebut sebagai pendidik yang utama, karena mereka lebih dekat dengan anak,
terutama ibu yang mengasuhnya dari dalam kandungan sampai tumbuh dewasa. Dengan
demikian, faktor yang sangat besar dalam memberikan pengaruh kepada peserta didik adalah
seorang ibu.
Selain itu pengembangan potensi peserta didik juga mencakup pengetahuan, dan sikap
peseerta didik. Tujuan dalam mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dan intrakurikuler adalah:
a)Meningkatkan kemampuan siswa beraspek pengetahuan, perasaan, minat, bakat, sikap, nilai
dan keterampilan, b) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi
menuju pembinaan manusia yang sempurna, c) Dapat mengetahui, mengenal bakat minat
dirisendiri serta dapat membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H