Mohon tunggu...
Azrina Perwitasari
Azrina Perwitasari Mohon Tunggu... -

unexpectedly indescribable. Read at your own risk ;)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Suatu Sore di Bus 72

18 Oktober 2010   17:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:19 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat dalam perjalanan pulang beberapa hari yang lalu, saya 'tidak sengaja' mendengar percakapan penumpang yang duduk tepat di belakang saya. Kelihatannya status mereka sama dengan saya; mahasiswa baru.

"Gue mau ujian minggu depan dan dosennya belum ngasih kisi-kisi apapun! Mati deh gueeee!"

***

Memang, dalam sistem pendidikan Indonesia, kisi-kisi seakan sudah menjadi tradisi. Sejak SD, para pelajar Indonesia akrab dengan kata-kata tersebut. Kisi-kisi, di mata para pelajar, adalah kewajiban yang harus ditunaikan para guru mereka agar nilai mereka bagus saat ujian nanti. Padahal, yang dimaksud 'kisi-kisi' dalam kamus para guru adalah gambaran pokok-pokok materi yang akan keluar di ujian. Namun terkadang memang ada beberapa guru yang memberikan kisi-kisi secara detail, termasuk bahan-bahan apa saja yang akan diujikan dari 'kisi-kisi' resmi yang diedarkan oleh MENDIKNAS ke sekolah-sekolah. Bentuk kasih sayang dan perhatian para guru ini rupanya menumbuhkan semacam pola pikir yang salah tentang makna sebenarnya dari kisi-kisi. Pola pikir yang salah ini terus berkembang, lalu tertanam menjadi sifat dan kebiasaan -- malah terkadang, menjadi sebuah kebutuhan dalam dunia akademis.

Hal ini tentu saja tidak bisa dibiarkan terus berkembang, terutama dalam karakteristik seorang mahasiswa. Beberapa orang pernah berpendapat, karakteristik mahasiswa = karakteristik pemuda penerus bangsa.

Pertanyaannya: Generasi penerus bangsa seperti apakah yang akan muncul dari para mahasiswa yang masih mengharapkan kisi-kisi dari Dosen? :)

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun