Setelah bermalam satu malam di Kabupaten Nagan Raya, dari Masjid Giok kami meneruskan perjalanan untuk menuju ke Kabupaten Pidie, kami memacu motor di jalan lintas Nagan Raya menuju Aceh Barat, ada dua pilihan rute yang bisa ditempuh dari Kota Meulaboh Ibukota Kabupaten Aceh Barat menuju Kabupaten Pidie yaitu dengan melalui jalan lintas Meulaboh--Banda Aceh atau bisa juga melalui jalan lintas Meulaboh--Geumpang, setelah mempertimbangkan faktor cuaca karena beberapa hari ini sering hujan makan kami putuskan untuk memilih jalan lintas Meulaboh--Banda Aceh.Â
Motor kami pacu dalam kecepatan sedang menikmati suasana di setiap kilometernya, setelah memasuki Kota Meulaboh kami putuskan untuk menuju ke Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, setiap ke Meulaboh pasti singgah di Masjid yang indah ini.
Setelah itu kami kembali melanjutkan perjalanan meninggalkan Bumi Teuku Umar menuju ke Kabupaten Aceh Jaya, udara di perjalanan cukup cerah disiang itu, melewati jalanan yang beraspal mulus kami mulai memasuki Kabupaten Aceh Jaya, ada banyak Wisata Pantai dan juga air terjun yang ditawarkan oleh Kabupaten ini, tapi tidak mungkin bisa di jelajahi dalam waktu satu hari saja, mungkin lain kali bisa lebih lama untuk berada di Kabupaten Aceh Jaya.
Akhirnya sampai juga di Kota Calang ibukota dari Kabupaten Aceh jaya, kami putuskan untuk istirahat sejenak di Pinggir Pantai Gunong Keutapang, panoramanya sangat indah, kita bisa melihat laut lepas dari puncak bukit, banyak pedagang berada di Kawasan ini juga terdapat pengunjung yang mengabadikan foto mereka dengann view laut yang indah, tampak ditengah lautan awan mendung, berharap tidak hujan karena rencana kami akan langsung menuju Kota Banda Aceh.
Setelah mengabadikan beberapa momen kami mulai menyusuri area sepanjang Pantai Gunong Keutapang ini mencari rumah makan ataupun caffe untuk kami makan siang diwaktu sore, akhirnya kami mampir di sebuah caffe dan saya segera memesan ayam penyet dan lemon tea dingin dan istri saya memesan soto ayam serta kopi dingin, sambil menunggu pesanan datang kami menikmati keindahan pantai, di pantai tampak banyak anak anak bermain sepak bola, mereka sangat gembira menikmati sore hari.
Setelah selesai makan dan minum, perut sudah terasa kenyang, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Kota Banda Aceh, baru beberapa kilometer keluar dari Kota Calang kami lihat langit makin menghitam dan seketika turunlah hujan dengan derasnya disertai dengan suara petir yang menggelegar, untunglah dikanan jalan ada sebuah warung yang sudah tidak lagi digunakan, kami segera menyeberang dan menepikan motor didepan warung, HP segera kami offline dalam mode pesawat, hujan makin deras, suara petir sambung menyambung, kami putuskan untuk duduk di tangga warung sambil menunggu hujan reda, cukup lama kami berada di warung tersebut, hampir satu setengah jam kami berada disana.
Akhirnya hujan deras berubah menjadi gerimis, Karena kondisi cuaca yang tidak menentu, kami memutuskan untuk kembali ke Kota Calang dan bermalam di sana, menghindari risiko melintasi tiga gunung dalam kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Dalam perjalanan kembali, kami beberapa kali harus berhenti karena hujan deras yang kembali turun. Namun, kami tetap menikmati setiap momen perjalanan ini, akhirnya tiba kembali di Calang ketika hari sudah gelap.
Kami memutuskan untuk menginap di Calang Bungalow & Resto yang terletak di atas bukit pinggir pantai. Bungalow ini menawarkan pemandangan laut yang memukau dari ketinggian, meski malam itu hanya suara debur ombak yang terdengar, suasana tetap memberikan ketenangan setelah seharian berkendara.
Setelah memarkirkan motor kami lihat ada satu motor tamu yang bermalam di penginapan ini, dan kebetulan lagi solo touring juga menjelajahi aceh, setelah say hello tamu tersebut membantu kami memanggil petugas penginapan.
Petugas penginapan menawarkan apakah mau menginap di penginapan yang di bawah atau yang berada di atas, akhirnya kami memilih menginap di bangunan yang ada di atas bukit, di dalam satu area penginapan yang seperti rumah kopel terdapat dua kamar, kami memilih kamar yang berada di bagian depan dan kamar yang satu lagi dibiarkan kosong, disini juga terdapat ruang tamu untuk bersantai, tepat didepan kamar terdapat area resto untuk tamu penginapan menikmati makanan dan minuman, menariknya area resto ini langsung menghadap ke laut Calang, dari ketinggian kita bisa melihat kearah lautan, yang malam itu tentu saja tidak kelihatan lautnya tapi suara debur ombaknya cukup terdengar di area resto ini.
Setelah membersihkan diri, kami memesan nasi goreng dengan telur ceplok dan teh panas untuk menghangatkan badan. Menikmati makan malam sambil mendengar suara hujan di kejauhan, kami merasa sangat bersyukur bisa sampai di penginapan.
Pesanan makan malam pun tiba, kami segera mengisi perut yang sudah mulai keroncongan dalam waktu yang tidak lama piring makan kami sudah kosong, menyeruput teh panas di tengah udara dingin adalah suatu kemewahan bagi kami, karena pernah juga pengalaman hujan dijalan yang tidak ada tempat berteduh memaksa kami tetap harus berkendara dalam keadaan basah kuyup menuju Kabupaten berikutnya. Selesai makan, kami putuskan untuk beristirahat, menyiapkan tenaga untuk besok kembali memacu kendaraan di jalur barat sumatera.
Pagi harinya, kami disambut cuaca cerah yang sempurna. Setelah berkemas dan sarapan di resto yang menghadap langsung ke laut Calang, kami bersiap melanjutkan perjalanan ke Banda Aceh. Udara pagi yang segar dan pemandangan hutan belukar yang alami di sekitar resto menambah keindahan pagi itu. Dengan semangat baru, kami kembali memacu kendaraan melewati jalan lintas barat Sumatera, meninggalkan Kota Calang dengan kenangan indah yang akan selalu dikenang. Sampai jumpa lagi, Calang. Di lain waktu, kami pasti akan kembali untuk menjelajahi lebih banyak lagi keindahan yang tersembunyi di Aceh Jaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H