Setelah menikmati malam yang tenang di Nagan Raya, kami memulai hari dengan semangat baru. Barang-barang kami segera dirapikan, pakaian bersih dimasukkan ke dalam ransel, sementara pakaian kotor disimpan rapi di bagasi sepeda motor. Tak lupa, persediaan makanan dan air mineral telah siap menemani perjalanan kami berikutnya. Namun, sebelum melanjutkan perjalanan menuju Aceh Jaya, kami putuskan untuk berwisata religi ke salah satu ikon terbaru di Nagan Raya: Masjid Baitul A'la, atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Giok.
Terletak di Komplek Perkantoran Suka Makmue, masjid ini diresmikan pada 16 September 2022. Perjalanan menuju Masjid Giok memakan waktu hanya beberapa menit saja dari tempat kami menginap. Begitu tiba, kami langsung mengarahkan sepeda motor ke basement, yang sekaligus berfungsi sebagai area parkir dan tempat wudhu. Setelah menyelesaikan wudhu, kami menaiki tangga menuju ke dalam masjid.
Dari luar, Masjid Giok tampak megah dengan dinding berwarna putih yang bersih, dipadukan dengan kubah berwarna hijau. Namun, keajaiban sebenarnya baru terasa ketika kami melangkah masuk. Begitu kaki menyentuh lantai Masjid yang terbuat dari batu giok, sensasi dingin langsung menyebar di telapak kaki seolah menyambut setiap jamaah dengan ketenangan. Udara di dalam Masjid pun terasa sejuk, meskipun tidak ada pendingin ruangan. Hal ini mungkin berkat penggunaan batu giok yang mendominasi interior masjid.
Masjid ini dijuluki Masjid Giok karena hampir seluruh bagian Masjid dihiasi dengan batu giok, mulai dari lantai, dinding, mimbar, hingga tiang-tiang yang berdiri kokoh. Bahkan, kubah dan menara masjid pun tidak lepas dari sentuhan batu giok ini. Batu giok yang digunakan berasal dari Pegunungan di kawasan Beutong Ateuh, Nagan Raya menambah nilai kearifan lokal sekaligus menonjolkan kemegahan dan keindahan alami yang menyejukkan hati.
Selain fungsinya sebagai tempat ibadah, Masjid Giok juga menjadi salah satu destinasi wisata religi yang menarik di Kabupaten Nagan Raya. Dengan ukuran 75 Meter x 47,5 Meter, Masjid ini mampu menampung sekitar 5.600 jamaah. Lantainya yang seluruhnya terbuat dari batu giok mencakup area seluas 7.000 Meter Persegi, luas yang cukup untuk menampung ribuan orang dalam suasana khusyuk.
Setelah melaksanakan Shalat, kami duduk sejenak di dalam Masjid, menikmati setiap detail keindahan yang terpancar dari ornamen-ornamen indah dan hamparan lantai giok yang menawan. Suasana yang tenang dan damai menambah kenyamanan dalam beribadah, membuat kami betah berlama-lama di dalam masjid.
Namun, perjalanan harus terus berlanjut. Setelah menikmati sejenak keindahan Masjid Giok, kami melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Aceh Jaya. Dengan hati yang tenang dan pikiran yang segar, kami berpamitan dari Bumoe Rameune dengan harapan suatu saat dapat kembali lagi ke Nagan Raya, untuk merasakan kembali kedamaian dan keindahan tempat ini.
Masjid Giok Baitul A'la bukan sekadar tempat ibadah, melainkan sebuah destinasi yang menghubungkan spiritualitas dan keindahan alam Aceh yang luar biasa. Sebuah pengalaman yang tak terlupakan, baik bagi jamaah maupun wisatawan yang mencari ketenangan dan inspirasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H