Mohon tunggu...
Azwir
Azwir Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Enthusiast

Hobi Traveling, Pecinta Kuliner, Olahraga, Budaya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dari Buah Aren hingga Kolang Kaling: Perjalanan Panjang Cemilan Kenyal yang Menyegarkan

27 Juli 2024   23:29 Diperbarui: 28 Juli 2024   00:19 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa bulan yang lalu, dalam perjalanan pulang dari Kecamatan Tangse, Kab. Pidie, kami melihat pemandangan menarik di pinggir jalan: sebuah rumah dengan pekarangan penuh buah aren. 

Kami berhenti sebentar karena teman saya ingin membeli kolang-kaling, sebuah camilan kenyal berbentuk lonjong dan berwarna putih transparan yang mempunyai rasa menyegarkan. 

Kolang-kaling, dalam bahasa Belanda dikenal sebagai glibbertjes, yang berarti "benda-benda licin kecil", dibuat dari biji pohon aren yang berbentuk pipih dan bergetah.

Kolang-kaling memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti melancarkan pencernaan, mengendalikan kadar gula darah, memelihara kesehatan jantung, meredakan nyeri sendi, dan mencegah dehidrasi. 

Selain itu, kolang-kaling juga dipercaya dapat meningkatkan kesehatan tulang, menurunkan berat badan, dan menjaga kesehatan kulit. Meski demikian, masih diperlukan riset lebih lanjut untuk memastikan berbagai klaim manfaat ini.

Meskipun menawarkan banyak manfaat kesehatan, kolang-kaling sebaiknya dikonsumsi sebagai bagian dari diet seimbang yang mencakup berbagai jenis makanan sehat lainnya, seperti sayuran, buah-buahan, serta makanan yang mengandung protein dan karbohidrat.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Di pekarangan rumah tersebut, terlihat buah aren segar yang baru dipetik, serta sebuah tungku dari drum bekas aspal yang digunakan untuk merebus buah aren. Di dalam pekarangan, buah aren yang sudah terpisah dari tangkainya melalui proses perebusan, dilanjutkan dengan membelah buah aren dan mencungkil kolang-kaling dari bijinya. Sang pemilik rumah berpesan untuk berhati-hati saat mencungkil karena getah dari kolang-kaling dapat menyebabkan iritasi dan gatal pada kulit.

Proses panjang dalam mengolah buah aren menjadi kolang-kaling dimulai dari pemanenan buah aren yang setengah matang, yang ditandai dengan kulitnya yang masih hijau segar. Buah aren yang dipilih kemudian dibakar untuk menghilangkan getahnya. Pembakaran dilakukan dengan menumpuk buah aren di atas api sampai buahnya sedikit hangus. Setelah dibakar, buah aren direbus selama 1 hingga 2 jam untuk menghilangkan getah pada kulitnya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Setelah direbus, buah aren didinginkan terlebih dahulu. Kemudian, kulit buah diiris dengan hati-hati dan biji inti buah dilepaskan satu per satu dan dicuci dengan air bersih. Biji buah aren kemudian direndam selama 1 hingga 3 hari untuk menghilangkan kotoran dan membuat kolang-kaling menjadi kenyal. Apabila warna kolang-kaling sudah menjadi bening, maka kolang-kaling sudah siap untuk dijual.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Setelah melihat sekilas proses mengolah buah aren hingga menjadi kolang-kaling, teman saya ingin membeli beberapa kilogram kolang-kaling. Namun, ternyata stok kolang-kaling habis dan harus diolah terlebih dahulu dari buah aren yang ada. Karena proses ini tidak bisa diselesaikan dalam satu hari, teman saya dan penjual kolang-kaling membuat kesepakatan untuk mengirimkan kolang-kaling yang sudah siap melalui minibus yang melintas dari Tangse menuju Kota Sigli. Teman saya dapat mengambilnya di Terminal Beureunuen, sehingga tidak perlu kembali ke Tangse.

Kolang-kaling tidak hanya menawarkan rasa yang menyegarkan tetapi juga membawa banyak manfaat kesehatan. Proses panjang dan kerja keras dalam mengolah buah aren hingga menjadi kolang-kaling menunjukkan dedikasi dan keahlian para pengolahnya. Jadi, ketika Anda menikmati camilan kenyal ini, ingatlah perjalanan panjang yang telah ditempuh dari buah aren hingga menjadi kolang-kaling yang lezat di meja Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun