Kami beristirahat sebentar di puncak air terjun, menikmati gemericik air, menyaksikan air yang mengalir menyusuri celah bebatuan, mendengarkan suara burung, dan menikmati keindahan alam yang luar biasa. Vegetasi hutan yang lebat menambah pesona tempat ini.
Setelah menikmati keindahan alam beberapa saat, waktu menunjukkan pukul 15.20. Kami memutuskan untuk kembali. Menuruni jalan setapak yang basah dan licin, kami berhati-hati dengan bantuan sebatang kayu kering sebagai penyangga tubuh. Akhirnya, kami sampai di bawah, di jalan setapak menuju pintu keluar.
Kami beristirahat sebentar di sebuah bangku yang disediakan untuk pengunjung, mengabadikan momen. Anak-anak muda yang tadi bersama kami sudah turun, melewati kami dan mengucapkan terima kasih atas bantuan mengarahkan mereka.
Setelah beberapa saat, hanya kami berdua yang tersisa di lokasi air terjun. Keadaan benar-benar sepi dan sunyi, hanya terdengar suara kumbang dan alam. Kami segera berjalan kembali menuju tempat kami memarkir motor. Setelah itu, kami kembali memacu motor menyusuri jalanan kecil dan sampai di gapura Air Terjun Peteri Pintu. Kami kemudian berbelok ke kanan, kembali menyusuri jalanan Sp. KKA -- Bener Meriah menuju ke Takengon.
Petualangan singkat kami ke Air Terjun Peteri Pintu memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Meskipun tempat ini telah banyak berubah, keindahan dan ketenangan alamnya tetap memikat. Berhenti sejenak untuk menikmati keindahan air terjun ini sebelum melanjutkan perjalanan ke Takengon adalah keputusan yang tepat, memberikan kesegaran dan kenangan indah dalam perjalanan kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H